Bab 3 : Sayembara

71 6 0
                                    

" Apa kau sungguh-sungguh akan pergi ke Bringed?" Tanya Alyssa pada suatu pagi sehabis sarapan, Shira mengangguk," Kau akan meninggalkan kami?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Apa kau sungguh-sungguh akan pergi ke Bringed?" Tanya Alyssa pada suatu pagi sehabis sarapan, Shira mengangguk," Kau akan meninggalkan kami?"

" Bibi... ikutlah denganku," ajak Shira sambil memegang tangan Alyssa," Kumohon, pergilah bersamaku ke Bringed."

" Kota itu jahat Ruby... Ia merenggut nyawa suamiku sehingga putraku tidak memiliki seorang ayah," suara Alyssa mulai gemetar.

" Bibi... Bukan Bringed yang jahat tetapi sesuatu didalamnya, aku pun juga ingin membuktikan hal itu, ingin menemukan jawaban di setiap pertanyaan dalam pikiranku, Bibi tahu betul aku juga korban dari kejahatan itu, tapi dia salah mengira aku akan menyerah begitu saja, itulah kenapa aku ingin kembali kesana dan menemukan jawaban dari ini semua," kata Shira dengan mata berkilat penuh kebulatan tekad.

" Ibu, aku ingin tahu penyebab meninggalnya ayah," sahut Luc yang datang dari arah dapur.

" Sudah ibu jelaskan Luc! Kau mau apalagi?"

" Tapi aku merasa bahwa ada sesuatu yang janggal Bu!"

" Seorang ahli pun pasti bisa melakukan suatu kesalahan bahkan kesalahan fatal!"

" Ibu rela kematian ayah dibiarkan begitu saja dan menghilang? Bahkan hukum pun tidak pernah mengusut hal ini!" kata Luc lalu pergi keluar, Shira berusaha mengejar tetapi Alyssa melarangnya.

" Dia butuh waktu sendiri... Ia sangat mirip ayahnya, jika ia menginginkan sesuatu harus terwujud, ia ambisius..."

" Bibi, maukah kau menceritakan padaku kejadian itu?"

" Nama ayahnya adalah Victor, ia Kepala Divisi Interior Design di Wanblanc Corp, mungkin Luc sudah pernah mengatakan ini padamu," Kata Alyssa sambil menuangkan teh, Shira mengangguk dan tetap mendengarkan," Saat Luc berusisa lima tahun, Victor mendapatkan tugas untuk meninjau sebuah lokasi proyek di Ishika, pagi-pagi ia berangkat dengan timnya ke Ishika, ia berjanji padaku sesampainya di Ishika ia akan meneleponku tetapi ternyata tiga hari lamanya ia bahkan tidak pulang kerumah," Alyssa mulai terisak

" Bibi..."

" Setelah itu, aq menerima kabar bahwa Victor dalam kondisi koma di sebuah rumah sakit di Seaside, aku bergegas kesana membawa Luc tapi semua terlambat... Victor... ia meninggal karena serangan jantung saat berada di Ishika," Alyssa mengakhiri ceritanya dengan berurai airmata.


" Ishika... Seaside... lokasi nya cukup jauh sekitar 3 jam perjalanan darat, bagaimana paman bisa sampai di Seaside? Bukankah Ishika juga kota pegunungan yang cukup maju?" Tanya Shira, tapi Alyssa menggeleng.

" Aku sudah cukup terpukul dengan kehilangan dirinya, aku sudah tidak mampu berpikir lagi, setelah mendapatkan uang santunan dan asuransi Victor aku segera membawa Luc menjauh dari kota itu hingga saat ini," kata Alyssa.

Shira memandang Alyssa dengan prihatin dan sedih, korban dari perusahaan besar milik ayahnya ternyata membawa pengaruh sangat besar dalam hidup seseorang, tapi bagaimanapun juga ia harus kembali ke Bringed dan mencari kejelasan dari peristiwa ini, setidaknya ia harus kembali ke tengah-tengah keluarganya.

Seorang pria muda mengenakan setelan jas warna abu-abu muda melangkah memasuki pintu utama Wanblanc Corp, para staff berdiri di sisi kiri dan kanannya membungkukkan badan serta mengucapkan selamat pagi, di sampingnya berjalan seorang wanita berambut ikal sebahu berwarna dark brown dan mengenakan setelan blazer dan rok selutut warna putih, senyum tipis di wajahnya tetapi mendadak mereka berhenti karena ada seorang wanita lain lagi yang berdiri di depan mereka, wajahnya lebih ramah tetapi tatapan matanya tegas, rambut pendek warna hitamnya tampak segar dikulitnya yang putih mulus seperti boneka porcelain, ia mengenakan blazer panjang warna peach senada dengan pump shoes nya.

" Nyonya Regina, Selamat pagi..." sapa Devon dengan sopan, Nyonya Regina mengangguk dan tersenyum, lalu Nyonya Stella maju ke depan Devon berniat mengenalkan Devon di hari pertamanya bekerja.

" Regina, ini putraku..."

" Selamat Nyonya Stella... Kau memiliki seorang putera yang tampan, gagah, dan berprestasi," kata Nyonya Regina," Hari ini posisi Kepala Divisi Interior Design sudah terisi kembali kau pasti senang karena divisi itu dibawah naunganmu," lalu Nyonya Regina mendekat dan setengah berbisik kepada Nyonya Stella," Lalu bagaimana dengan putriku Shira... kau tahu dimana dia? Sedang apa dia sekarang? Apa dia hidup dengan baik?" Dan dengan pandangan tajam ia berkata lagi," Di Wanblanc Corp tempatkan dirimu sebagaimana mestinya, aku adalah istri dari Direktur Utama, suatu tindakan yang sangat tidak sopan jika sembarangan memanggil namaku, permisi!" Lalu Nyonya Regina melangkah pergi meninggalkan Nyonya Stella yang wajahnya merah padam penuh emosi.

" Istri Direktur Utama..." gumam Nyonya Stella geram.

" Ada apa Ibu? Daritadi kulihat Ibu sangat tidak senang," Tanya Devon.

" Sudahlah itu tidak penting, masuklah ke ruanganmu dan bekerjalah dengan baik, membawamu kemari itu sangat tidak mudah," Kata Nyonya Stella sambil melangkah ke ruangannya diikuti Hank.


" Kurasa kita harus mengadakan sayembara Ayah," kata Erica saat berada di ruangan Dirut.

" Sayembara? Untuk apa?" Tanya Tuan Huan.

" Aku melihat karya-karya arsitek dan designer yang berada dibawah naungan Nyonya Stella masih kalah daripada designer dari perusahaan lain, jika dibiarkan maka perusahaan kita yang memiliki predikat sebagai perusahaan konstruksi bisa jatuh."

" Apa rencanamu Erica?"

" Aku berpikir bahwa kita harus merekrut beberapa orang lagi untuk dimasukkan ke dalam tim perencana master plan Bringed, dan tim itu khusus dibawah pengawasan Dirut karena jika kita mampu membuat sebuah master plan yang bagus untuk kota ini, perusahaan kita tidak akan jatuh, tetapi orang-orang dalam tim itu haruslah memiliki kemampuan yang bagus juga, oleh karena itu kita harus mengadakan sayembara, bukan sekedar merekrut orang yang memiliki hubungan baik atau berjasa pada kita, ini demi Wanblanc Corp," tegas perempuan muda berambut lurus itu.

" Erica benar Huan, kurasa kualitas perusahaan ini harus ditingkatkan, karena kita membayar mahal mereka tetapi mereka seolah tidak bekerja sepenuh hati, kita harus memperbarui system perusahaan ini, seleksi ketat pada para pekerja siapapun itu," kata Nyonya Huan mendukung Erica, Tuan Huan mengangguk dan berjanji akan memikirkan matang-matang hal itu, lalu ia keluar ruangan menuju ruang meeting, Erica menghela napas sambil bersandar ke sofa.

" Kenapa kau tiba-tiba mengusulkan hal itu, Nak?" Tanya Nyonya Huan pada putri bungsunya tersebut.

" Aku bukan arsitek juga bukan designer Bu, tapi aku juga tahu mana design yang berkualitas mana yang bukan, tim marketingku berulang kali mengalami kesulitan jika banyak customer yang membandingkan dengan perusahaan lain karena aku tahu mereka benar dan perusahaan kita yang kurang baik akhir-akhir ini," jawab Erica santai," Dan ada satu hal yang selalu kuharapkan terjadi Bu, mungkin kedengarannya tidak mungkin tapi aku yakin."

" Apa itu?"

" Aku membayangkan suatu hari Kak Shira datang kemari, ia mengikuti sayembara itu dan menang, dan ia kembali kepada kita," kata Erica sambil menggenggam Red Emerald di tangannya," Entah kenapa aku yakin kakak masih hidup di luar sana dimana kita tidak mengetahuinya."

" Ibu juga selalu berdoa dan berharap seperti itu," kata Nyonya Huan sambil berlinang air mata.

"Dan kita akan membawa Wanblanc Corp kembali kejalan yang benar." 

The Red Emerald PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang