Bab 2 : Namaku Shira

76 5 0
                                    

Perlahan Shira membuka mata, Alyssa dan Luc berada di samping ranjangnya mereka tampak khawatir karena Shira mendadak tak sadarkan diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perlahan Shira membuka mata, Alyssa dan Luc berada di samping ranjangnya mereka tampak khawatir karena Shira mendadak tak sadarkan diri.

" Apa yang kau rasakan, Nak?" Tanya Alyssa lalu duduk di ranjang, Shira menggeleng ia mengatakan sedikit pusing tapi sekarang tidak lagi.

" Aku harus memanggilmu apa? Kau bahkan tidak ingat siapa namamu," celetuk Luc, Alyssa melirik tajam ke arah Luc.

" Aku tidak ingat siapa namaku," kata Shira.

" Kau keberatan aku memberimu nama? Untuk memanggilmu, bila suatu hari nanti kau mengingat namamu kau boleh memakainy, kau mau?" Tanya Alyssa, Shira mengangguk," Baiklah aku akan memanggilmu Ruby seperti batu permata yang kau pakai."

" Itu nama yang cantik Bibi," kata Shira.

" Tapi kau lebih kecil daripada aku, kau harus memanggilku kakak," kata Luc.

"Baiklah.." kata Shira sambil tersenyum.

Lima belas tahun lamanya Shira yang dipanggil Ruby tinggal bersama mereka, selama itu pula ia berusaha mengingat masa lalu yang terhapus dari ingatannya. Shira anak yang cerdas ia juga pandai membuat desain, rumah Alyssa semakin indah seiring berjalannya waktu, sedikit demi sedikit Shira menata interior rumah Alyssa sepulang sekolah. Ia tumbuh menjadi gadis muda yang cantik dan berprestasi di sekolahnya, dan selama ini pun ia selalu mendapatkan juara di kelasnya sehingga ia bisa sekolah dengan beasiswa, hal itu tentu meringankan beban Alyssa, hingga akhirnya Shira pun lulus dan menjadi seorang arsitek yang berprestasi.

Suatu sore yang panas, Shira duduk di kebun belakang rumah sambil minum jus jeruk dan mendengarkan alunan music klasik kesukaanya, lalu datanglah Luc yang baru saja pulang dari kota. Luc bekerja di sebuah toko kerajinan kaca di kota Springbell tak jauh dari Hart.

" Kakak sudah pulang? Duduklah bersamaku, sore ini sangat panas, mengkin nanti malam hujan," kata Shira.

" Ya udara panas sekali apalagi di Springbell," kata Luc sambil duduk di bawah pohon di belakang rumah.

" Aku mau bertanya sesuatu," Kata Shira, Luc menoleh ke arahnya," Jujur, apa kau nyaman bekerja di pabrik kaca itu? Kau seorang interior designer, kau bisa melakukan lebih dari membentuk gelas-gelas kristal setiap hari, kau tidak ingin mencoba hal lain?"

" Dulu aku bersama ibu dan ayahku tinggal di Bringed, kami hidup dalam kelimpahan dan tidak pernah kekurangan, saat itu usiaku baru lima tahun ketika ayahku meninggal dan pindah kemari, ibuku sama sekali tidak pernah mau untuk kembali ke kota yang akan mengingatkannya pada ayah meskipun aku memiliki cita-cita untuk menjadi seperti ayahku tapi melihat ibuku seperti itu, harus kukubur mimpiku dalam-dalam, ibuku telah berjuang dengan sangat keras selama ini," kata Luc sambil menerawang jauh mengingat masa lalunya.

" Maafkan aku tapi bolehkah aku tahu apa profesi ayahmu?" Tanya Shira.

" Ayahku seorang Kepala Divisi Interior Design di Wanblanc Corp..." belum selesai Luc berbicara tiba-tiba gelas yang dibawa Shira terjatuh di meja," Ruby!" Luc lalu menghampiri Shira yang memegangi kepalanya.

" Aku tidak apa-apa... tapi nama itu tidak asing bagiku.." kata Shira," Wanblanc Corp..."

" Sudah-sudah jangan diingat lagi... Ayo masuk kelihatannya sebentar lagi hujan," ajak Luc.

Di dalam rumah Alyssa sedang menyiapkan makan malam, terlihat ia sedang memanggang sepotong daging di dapur.

" Ruby, kenapa kau pucat?" Tanya Alyssa melihat Shira memasuki rumah.

" Tidak, kurasa aku butuh istirahat sebentar," jawab Shira lalu masuk ke kamarnya, Alyssa memandang Luc, lalu Luc pun bercerita tentang kejadian yang mereka alami.

" Hari ini lima belas tahun yang lalu kita menemukan gadis kecil itu di lembah Hart, sekarang ia telah tumbuh dewasa, kemungkinan ingatannya akan kembali, tapi ia sudah menjadi bagian dalam keluarga kita, ayahmu telah tiada dan seorang malaikat kecil datang kepada kita, ia mengembalikan kecerian di rumah ini, ia adalah cahaya di kehidupan kita, aku tak bisa membayangkan jika aku harus melepasnya pergi suatu hari nanti..." kata Alyssa sambil menitikkan air mata.

" Ibu benar... bagaimanapun juga itu akan terjadi," kata Luc sambil memandang pintu kamar Shira.

Di dalam kamar Shira duduk di atas ranjang sambil memandang kalung emerald di tangannya, tapi semakin ia berpikir semakin kepalanya sakit, lalu tanpa sengaja bagian belakang batu emerald itu terbuka, Shira mengamati ternyata itu adalah stempel, seperti sebuah stempel yang digunakan untuk membuat segel di amplop atau dokumen, dan tergambar sebuah lambang dengan ukiran nama Wanblanc Corporation.

Malam itu Shira, Alyssa, dan Luc makan malam bersama, mereka mengobrol dan bercanda hingga larut malam, hingga tanpa sengaja Luc menyalakan televisi dan muncullah berita pengangkatan Kepala Divisi Interior Muda yang baru yaitu Devon, putra tunggal Wakil Direktur Nyonya Stella, disitu juga terlihat Tuan dan Nyonya Huan dan putri bungsu mereka Erica. Tiba-tiba Shira kembali merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya.

" Ruby! Kau kenapa?" teriak Alyssa," Luc! Matikan televisinya!"

" Jangan!" kata Shira sambil menunjuk ke televisi, saat itu tampak seorang pria dengan setelan jas hitam dan kacamata hitam," Dia..."

" Siapa dia?" Tanya Luc.

" Dia yang menculikku dan membuatku seperti ini!" teriak Shira sambil menangis

" Ruby..." gumam Alyssa sambil memeluk Shira," Luc... kumohon matikan televisinya!"

" Jangan! Kakak tunggu..." kata Shira,"Aku mengingat semuanya... Shira..."

" Apa?"

" Shira! Bibi... namaku Shira! Aku putri sulung pasangan Huan, Direktur Utama Wanblanc Corp! Aku mengingat semuanya... Ayah, Ibu, dan Erica."

Sementara itu di Bringed tepatnya di kediaman Nyonya Stella sedang diselenggarakan jamuan besar-besaran karena putra tunggalnya, Devon, telah berhasil menduduki jabatan Kepala Divisi di Wanblanc Corp, suatu jabatan yang sangat membanggakan apalagi usia Devon masih sangat muda 25 tahun, tentu saja hal itu berkat Nyonya Stella.

" Ibu sangat bangga padamu Devon..." Kata Nyonya Stella sambil memperkenalkan putranya tersebut di depan petinggi-petinggi perusahaan," Kau pasti bisa melakukan yang terbaik untuk Wanblanc Corp."

" Tentu saja," jawab Devon sopan, tentu saja karena ia telah dipersiapkan menjadi pimpinan di Wanblanc Corp ia tahu harus seperti apa di depan relasi-relasi ibunya karena merekalah yang membuatnya menjadi seperti sekarang ini.

Malam itu Luc menemani Shira di balkon kamarnya, Alyssa sudah tertidur karena kelelahan dan karena shock mendengar perkataan Shira.

" Kau mau kembali ke Bringed?" Tanya Luc memecah keheningan, Shira mengangguk," Kau akan melupakan kami?"

" Tentu saja tidak, kakak, kau dan bibi ikutlah denganku ke Bringed, disana kita bisa mulai kehidupan baru yang lebih baik dari awal lagi, aku tidak berjanji akan kehidupan yang enak disana tapi... keluargaku ada disana, aku ingin mencari kebenaran dibalik semua kejadian ini, mengapa aku dibuang kemari, mengapa mereka tidak mencariku?" kata Shira menahan tangis," Kakak, apa kau tidak ingin mencapai cita-citamu dan membuat ayahmu bangga?"

Luc terdiam memikirkan semua perkataan Shira, ia ingin pergi ke Bringed bersama Shira tapi ia juga tak bisa meninggalkan ibunya sendirian di Hart.

The Red Emerald PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang