Bab 1 : Memori yang Hilang

149 7 0
                                    

Sore itu menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh Nyonya Huan sampai kapanpun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sore itu menjadi hari yang tak akan pernah dilupakan oleh Nyonya Huan sampai kapanpun. Ia adalah istri seorang pengusaha di bidang konstruksi, putra tunggal pemilik Wanblanc Corp salah satu dari lima perusahaan besar di Bringed, kota metropolitan yang sangat maju dan modern. Nyonya Huan berjalan bersama kedua putrinya Shira yang berusia tujuh tahun dan adiknya Erica yang masih berusia tiga tahun, saat berjalan melintasi sebuah taman menuju ke rumahnya yang ada di seberang jalan tibu-tiba Erica berhenti dan berjongkok karena tali sepatunya terlepas.

" Tunggu disini ya Shira," kata Nyonya Huan pada putri sulungnya, Shira menggangguk dan Nyonya Huan menghampiri Erica untuk membantunya membetulkan tali sepatunya," Sini ibu bantu sayang."

Tiba-tiba sebuah mobil berwarna hitam berhenti tepat di samping Shira dan dengan cepat seorang pria bertopeng menarik Shira ke dalam mobil dan kejadian itu terjadi begitu cepat, Nyonya Huan yang panik berusaha berteriak minta tolong dan mengejar mobil itu dengan Erica di gendongannya tetapi sia-sia, mobil itu sudah melesat jauh.

" Temukan putriku bagaimanapun caranya!" pinta Tuan Huan pada kepala polisi dan beberapa detektif yang diundang kerumahnya, ia merasa sangat kasihan melihat istrinya yang terus menangis sambil memeluk foto Shira.

" Ini semua salahku, seharusnya kubawa Shira bersamaku, maafkan aku..." kata Nyonya Huan sambil tidak berhenti menangis, Tuan Huan berusaha menenangkan dan menghiburnya serta berjanji secepatnya akan membawa Shira kembali ke rumah dengan selamat.

Sementara itu disebuah rumah mewah tak jauh dari rumah pasangan Huan, seorang wakil direktur di Wanblanc Corp, Nyonya Stella sedang menonton televisi tentu saja semua channel berita di Bringed menyiarkan tragedi penculikan salah satu pewaris perusahaan terbesar di Bringed. Nyonya Stella adalah salah satu orang kepercayaan Tuan Huan karena ia telah mengabdikan dirinya untuk Wanblanc Corp semenjak direktur utama masih berada di tangan ayah Tuan Huan.

" Aku akan membantumu, kau jangan khawatir Huan, kita ini sudah bagaikan saudara, kau selesaikan dulu masalah ini, untuk perusahaan jangan kau khawatirkan, istirahatlah, salam untuk Regina ia pasti sangat terpukul, aku tahu karena aku ini juga seorang ibu," kata Nyonya Stella lalu menutup teleponnya, senyum tipis merekah di bibirnya," hmm... sementara... akan kubuat menjadi selamanya Huan, sudah waktunya kau untuk beristirahat."

" Nyonya," suara seorang pria dari arah pintu masuk," Berikanlah instruksi selanjutnya."

" Kirim dia ketempat yang jauh dari Bringed dimana tidak seorangpun yang dapat melacaknya, jangan gunakan pesawat atau apapun yang meninggalkan jejak, pergilah!" Nyonya Stella bangkit dari sofanya dan berjalan menuju jendela dimana Wanblanc Tower terlihat sangat jelas," Tunggu aku... selangkah lagi."

Di perjalanan Shira terbangun, kepalanya pusing, ia tak tahu berada dimana sekelilingnya gelap dan jalanan yang tidak rata membuat kardus-kardus di sekelilingnya berguncang, setelah memastikan ia sendirian, ia pun merangkak menuju sebuah lubang kecil dan mengintip keluar, ternyata ia berada di dalam sebuah kereta yang ditarik dua ekor kuda sedangkan di luar keadaan remang-remang dan banyak pepohonan di kiri kanan jalan setapak, Shira mulai menggigil karena dinginnya udara malam, ia mengatupkan jaket tipis yang dipakainya.

" Ibu...." Shira mulai terisak tapi ia berusaha tidak menimbulkan suara, ia sangat ketakutan. Seorang pria berbicara pada kusir kereta itu, Shira mengenali suara itu dan berusaha mengintip ke ruang kemudi, ia pun terkejut ternyata orang itu adalah asisten dari Nyonya Stella, Shira menutup mulut dengan kedua tangannya dan berusaha menahan tangisnya.

" Bawa anak ini ke puncak bukit dan tinggalkan ia disana, jangan sekali-sekali kau mengatakan hal ini pada orang lain," kata pria itu dengan memberikan sebuah ransel berisi penuh uang, kusir itu mengangguk dan memacu kudanya lebih cepat sebelum matahari mulai tinggi.

Shira memberanikan diri untuk bergerak mendekati pintu belakang kereta dan ternyata pintu itu terkunci dengan rantai dan gembok besar, ia melihat jendela samping kereta terbuka dan cukup lebar maka ia pun menaiki sebuah peti dan melompat keluar.

" Berhenti! Anak itu kabur!" perintah pria itu.

" Tidak Tuan Hank, disitu adalah jurang, ia tak mungkin selamat!" kata kusir itu lalu turun dari kereta, mereka berdua berdiri tepi pembatas jurang dan melongok kebawah.

" A-apa yang harus kukatakan pada Nyonya," gumam Hank sambil bergidik ngeri, ia tak pernah membayangkan gadis berusia 7 tahun nekat melakukan hal itu," Ayo kembali ke kota."

Tak jauh dari lokasi tersebut, di sebuah lembah yang sunyi dan tersembunyi seorang ibu dan anak laki-lakinya yang berusia sekitar 10 tahun sedang berjalan di pinggir hutan untuk memungut ranting-ranting pohon, hari itu sekitar pukul 7 pagi dan cuaca yang sedikit gerimis membuat suasana menjadi temaram. Anak laki-laki itu bernama Luc, dan Alyssa ibunya, mereka penduduk desa Hart yang sederhana setiap hari Alyssa berjualan kue di kota.

" Ibu... kemarilah!" teriak Luc dari balik semak.

" Ada apa? Kenapa kau teriak-teriak begitu?" Alyssa tergopoh-gopoh menuju asal suara," Ya Tuhan!" ranting yang dibawa Alyssa jatuh ke tanah, lutut Alyssa gemetar dan matany terbelalak, ia menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

Seorang gadis kecil tergeletak dengan luka-luka di badannya, wajahnya pucat dan matanya terpejam. Luc melangkah mendekati gadis itu sebelum ibunya berteriak memanggilnya.

" Jangan! Sebaiknya kita lapor kepala desa, kita harus bergegas!" Kata Alyssa lalu menarik Luc pergi. Tak lama kemudian mereka kembali bersama beberapa orang dan membawa Shira ke rumah sakit di kota.

" Kami menemukannya saat sedang mencari ranting di tepi hutan Hart, bagaimana kondisinya? Kami sangat takut," Kata Alyssa sambil memeluk Luc.

" Apa dia masih hidup?" Tanya Luc, Alyssa menggeleng," Ibu tidak tahu."

Tengah hari dokter keluar dari ruang ICU lalu menghampiri Alyssa," Apakah gadis ini anakmu?"

" Bukan, kami tidak tahu darimana asalnya, kami menemukannya di semak-semak dekat hutan saat hendak mengambil ranting untuk perapian," Jelas Alyssa," Boleh aku tahu bagaimana kondisinya?"

" Sederhananya, ia gadis kecil yang sangat beruntung, dengan cidera di kepala begitu serius ia masih dapat bertahan hidup," jawab Dokter itu.

Sejak saat itu Shira dirawat oleh Alyssa, namun ia tidak dapat mengingat apapun bahkan namanya, ia juga tidak pernah berbicara sepatah katapun hal itu tentu membingungkan polisi yang hendak menyelidiki tentang dirinya, akhirnya ia pun tinggal di rumah Alyssa sepulangnya dari rumah sakit.

Suatu pagi Shira duduk sarapan bersama Alyssa dan Luc di halaman belakang rumah, udara yang segar di musim semi dari kejauhan terlihat puncak gunung Dvoud yang tertutup salju, burung-burung kecil keluar dari sarang mereka, tupai-tupai berlarian di atas dahan.

" Ayo makanlah ini, kami hanya punya makanan ini, semoga kau suka ya," kata Alyssa sambil menghidangkan kue buah dan segelas susu panas.

" Ini enak..." kata Shira lirih, sedangkan Alyssa dan Luc membelalak terkejut mendengarnya bicara pertama kali sejak ia ditemukan di lembah Hart.

" Kau bicara? Kau bisa bicara??" Tanya Luc dengan mata terbelalak, Shira mengangguk dan tersenyum.

" Apa kau ingat siapa namamu? Darimana asalmu?" Tanya Alyssa tetapi Shira kembali muram dan menggelengkan kepala," Ah ini, aku menemukan mu dengan mengenakan kalung ini, apa ini bisa membantumu mengingat sesuatu?" Tanya Alyssa lagi sambil menyerahkan sebuah kalung emerald berwarna merah, Shira mengamati kalung itu dan tiba-tiba ia teringat suatu kejadian dimana ada sebuah pesta ulang tahun yang meriah dan seorang wanita memakaikan kalung itu padanya tapi mendadak semuanya memudar.

The Red Emerald PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang