Bab 4

106 6 0
                                    

Entah siapa laki-laki tadi yang menyambar kami hingga membuatku pingsan seperti ini. Bagaimana bisa ada orang lain di duniaku selain Ailent yang memiliki kekuatan?

"Key, bangun..," Ailent menggoyang-goyangkan badanku yang tergeletak di rerumputan.

Sampai sekarang, hujan masih turun dengan deras. Ailent telah bangkit dari jatuhnya, mungkin fisik manusia di dunianya kuat-kuat. Sehingga petir itu tidak membuatnya sakit begitu lama.

Aku masih pingsan dalam tidurku, aku seperti di dalam sebuah ruangan yang luas. Aku berkeliling ke ruangan yang tidak ku kenali ini. Sampai akhirnya, dari kejauhan ruangan ini ada seorang perempuan berjubah merah membuat sesuatu dari tangannya. Perempuannya kelihatan cantik, sepertinya ia orang baik. Aku mendekatinya, tapi sayang ia melemparkan sesuatu yang ia buat ke tubuhku, sesuatu itu seperti aura berwarna emas. Aku kaget dan tiba-tiba terbangun dari pingsanku. Apa yang terjadi? Apa tadi hanya mimpi atau nyata? Aku tidak merasakannya seperti mimpi, itu nyata.

"Key, sudah bangun?" tanya Ailent.

"Aduh..., Sudah, tapi entah kenapa aku merasakan hal aneh di tubuhku," aku masih merasakan tubuhku yang lemas.

"Kalau begitu, kita tunggu saja di halte ini, sembari menunggu bus trans kota datang," saran Ailent.

"Ya sudah, yuk ke halte,"

Kami sambil berjalan menuju halte yang tidak jauh dari tempat kami terjatuh. Aku masih memikirkan banyak hal, seperti siapa lelaki tadi yang menyambar kami? Apakah kisah yang terjadi di pingsanku itu nyata? Haduh, hal ini membuatku lemas sekali. Aku dan Ailent akhirnya sampai setelah berjalan sekitar 20 langkah dari tempat kami terjatuh. Kami menunggu di halte sambil duduk yang telah disediakan. Bus dikota ini, datangnya otomatis, tidak ada pengemudi dan memiliki jalur tersendiri. Hingga banyak masyarakat lebih memilih menggunakan bus daripada kendaraan pribadi. Tak lama, bus pun datang. Bus ini seperti MRT. Kami menaikinya dan mencari tempat duduk. Keadaan saat itu tidak terlalu ramai, hanya ada beberapa bapak-bapak dan ibu-ibu di dalamnya yang sedang duduk. Aku melihat tujuan bus ini selanjutnya,yaitu di daerah Hamswerk. Setelah melihat itu, aku teringat bahwa daerah tempat tinggalku di Satwerk.

Daerah halte selanjutnya, Hamswerk. Suara otomatis yang dikeluarkan oleh bus.

"Ailent, aku ingat nih, rumahku di daerah Satwerk," aku yang sedang duduk di samping Ailent memberitahunya.

"Oh ya? Bagus dong," Ailent terlihat sedikit legah sambil minum teh hangat yang telah disediakan bus ini.

Aku merasa menggigil, sehingga aku mengikuti caranya, yaitu mengambil teh hangat.

"Kamu suka teh, emang di duniamu ada teh?" tanyaku berbisik.

"Ada kok, semua makanan yang ada di dunia kalian, ada di dunia kami. Oh ya, makanan yang paling kusuka itu pete," jawabnya berbisik juga.

"Apa, Pete? Ewhh," aku berkata sembari merasa jijik dengan pete.

"Ih, emang pete itu tidak enak ya? Bagiku itu makanan paling enak tau untuk dimakan, lezat sekali...," Ailent sepertinya sambil membayangkan ia memakan pete.

Hamswerk. Kata suara otomatis bus.

Bus berhenti sejenak di daerah Hamswerk untuk menurunkan penumpang dan menaikkan penumpang. Tak lama, bus berjalan kembali menuju daerah selanjutnya.
Daerah halte selanjutnya, Satwerk.

"Key, Satwerk nih selanjutnya," Ailent memberitahuku yang sedang minum teh hangat.

"Iya Ailent, aku juga dengar kali," kataku setelah menceguk teh hangat. Rasanya hangat di perut.

Lumayan lama perjalanan Hamswerk menuju Satwerk, sekitar 15 menit. Aku dan Ailent pun hampir tertidur.

Satwerk.

"Key, yuk turun," Ailent menepuk bahuku.

"Ha? Apa?" aku kaget karena mataku sudah terkantuk-kantuk.

"Sudah sampaii Key,"

Kami pun turun dari halte, aku tahu daerah ini. Tadi pagi aku diantarkan papa melalui daerah ini. Tidak jauh sepertinya dari rumah. Aku menigngat-ingat arah jalannya. Hingga akhirnya, sampai di rumahku. Untuk mencapai rumah, Ailent tidak menggunakan kekuatannya. Jadi, kami jalan dengan basah kuyup deh.

"Ailent, sudah sampai nih, kamu mau mampir tidak?" tanyaku saat di depan gerbang rumahku.

"Ah, gausah Keyla, lain kali aja," jawabnya senyum.

"Yahhh, ya sudah deh, makasih ya," kataku lesu karena ia tidak ingin mampir kali ini.

"Yop,"

Ailent pun pergi meninggalkan rumahku, sepertinya ia balik ke rumahnya dengan terbang. Hari sudah tidak hujan lagi saat kami sampai di depan rumahku. Untung saja ini terjadi, agar ia tidak perlu susah payah terbang diatas sana dengan penglihatan terbatas. Aku melihat ke awan sejenak, ternyata ada pelangi yang indah, ku foto pelangi itu. Lalu ku share ke sosmed.

Setelah hujan, akan ada pelangi. Setelah konflik terjadi, akan ada resolusi. Jalankan saja semuanya, suatu saat nanti pasti akan menemukan kesuksesan. Itu caption yang kugunakan untuk mengunggah foto pelangi tersebut.

Stelah itupun, aku masuk ke dalam rumah.

"Aduh Keyla, kok basah-basah begini sih," tanya mama khawatir saat melihatku di depan pintu.

"Sudah, tidak apa-apa kok ma, cuma basah. Stelah ini Keyla akan mandi kok," kataku agar mama tidak khawatir lagi.

"Ya sudah, ayo cepat mandi, nanti masuk angin," mama tersenyum kepadaku.

Mama memiliki cara tersendiri untuk membujukku dalam segala hal, yaitu dengan senyuman. Ketika ia telah senyum, aku tidak dapat menolak perintahnya lagi. Aku pergi ke kamar mandi dan langsung mandi agar tidak demam. Setelah itu berganti baju dan duduk di meja belajar untuk menulis diary hari ini.

Dear Diary. Hari ini, adalah hari yang melelahkan sekali. Banyak kejadian aneh yang terjadi. Bahkan, imajinasiku nyata. Aneh banget bukan? Kini aku kenal dengan Ailent, seorang gadis perempuan yang cantik dengan rambut terurai. Di balik itu semua, ia memiliki kekuatan.

Setelah menulis, aku lelah dan langsung menelentangkan tanganku di atas meja, berharap aku dapat seperti Ailent. Memiliki kekuatan. Aku membayangkan air dan api adalah kekuatanku. Aku capek, lalu ku baringkan kepalaku di atas meja. Tak lama, aku merasakan seperti ada sesuatu di kedua tanganku. What? Ditanganku ada api dan air? Di sebelah kanan ada air dan di sebelah kiri ada api. Apakah ini nyata? Nyata. Bagaimana bisa? Aku tidak menyangkanya. Disatu sisi aku gembira sekali, tetapi di satu sisi aku ketakutan, apa yang akan terjadi denganku nantinya, hatiku merasa tidak enak.

•••

Tidak bosan-bosannya saya mengucapkan terima kasih lagi kepada kalian semua yang membaca cerita saya. Walaupun mungkin cerita saya aneh kali ya? :(. Senang banget sudah 250+ yang membaca cerita ini. Alhamdulillah, sekali lagi saya ucapkan terima kasih :). Btw, maaf ya kalau lambat updatenya, hehe. Jangan bosan ya membaca cerita saya ini dan sabar untuk menunggu kelanjutannya. ;) Jangan lupa memberi saya kritikan di kolom komentar jika ada kesalahan atau ada yang harus dibenahi, begitu pula dengan memberi saran. Eitsss, Vote juga yaa XD. 

*Panjang juga ya bab ini XD.





Tak Terbayangkan [Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang