1

535 14 0
                                    

Ini kisah dimana aku yang baru saja menjadi murid pindahan di salah satu sekolah negeri yang sangat populer.

Awalnya aku tidak suka dengan sekolah ini karena sekolah ini hanya untuk kalangan atas alias anak-anak yang memiliki orang tua dengan uang banyak. Karena orang tuaku tidak seperti itu. Kami hanya hidup sederhana dan serba cukup.

Tapi kenapa akhirnya aku mau berada disini. Tentu saja itu Karena bantuan dari tante ku.

"Hai seina, kenalkan aku tuti" kata tuti yang baru saja menjadi teman sebangkuku.

"Hai tuti.. Senang bisa kenal kamu" kataku lagi sambil tersenyum. Tuti sangat putih dan cantik hanya saja dia pendek untuk kalangan anak sekolahan diSMA ini.

"Kenapa kau pindah kesini? Sekolahmu yang dulu tidak bagus ya?" tanyanya. Ohya,, tadi aku sudah memperkenalkan diri didepan kelas dan mengatakan aku pindahan murid dari SMA pekanbaru.

"Tidak, bukan tidak bagus, cuma orang tuaku ingin aku sekolah disini dan tidak sekolah jauh apalagi aku masih SMA" ujarku pada tuti. Tuti hanya mengangguk dan paham dengan apa yang ku katakan.
Hingga akhirnya guru masuk dan menghentikan pembicaraan kami karena setelah itu kami fokus pada pelajaran yang guru terangkan.

Saat jam istirahat: semua teman-teman langsung menghampiriku dan bertanya banyak hal padaku. Aku menjawab segala apa yang mereka tanyakan.

"Seina.." tiba-tiba seorang laki-laki memanggilku dan membuat seluruh teman-teman menatapnya.

"Wali kelas ingin bicara denganmu" katanya. Aku hanya mengangguk dan pamit pada teman-teman yang lain.

Aku mengikuti cowo tersebut yang mengantarku kekantor guru. Tapi dia tidak banyak bicara. Tinggi badannya juga sudah melewatiku dan wajahnya juga sangat ehmm,, ganteng.

"Siang bu, ini murid pindahan yang dibilang oleh kepsek bu" katanya pada guru muda didepanku.

"Siang bu" sapaku

"Siang juga, nah,, Seina.. Ibu akan jelaskan padamu satu hal. Karena sudah 3 bln tidak mengikuti pelajaran yang sama disini. Ibu harap kamu bisa belajar sendiri dirumah ya? Jika perlu kamu boleh tanya-tanya sama teman-teman dikelas atau pada haru" kata guru itu menunjuk cowo disampingku. Ohh jd namanya haru.

"Baik bu,," kataku.

Setelah banyak hal yang ibu jelaskan. Aku hanya mengangguk mengerti. Saat kembali kekelas. Aku kemudian berbisik pada tuti menanyakan soal haru padanya.

"Haru? Dia ketua kelas kita. Aku juga tidak begitu dekat dengannya. Yang dekat dengan haru adalah sadam. Cowo cerewet itu" kata tuti. Aku menatap teman satu bangku haru. Cowo berkulit agak hitam dengan wajah dan senyum manisnya. Cowo itu yang bertanya padaku apa aku sudah punya cowo apa belum saat memperkenalkan diri tadi. Ternyata cowo itu cerewet ya?

"Ehh,, ngomong-ngomong kenapa nanya soal haru? Jangan-jangan kamu naksir haru ya?" tanya tuti mengodaku

"Ih apaan sih? Enggak lah" kataku langsung. Karena memang kenyataannya enggak

"Udah ngaku aja" kata tuti lagi

"Nggak tut,, aku kira haru murid kesayangan wali kelas kita, gak tau nya dia ketua kelas." ujarku

"Yakin nih, cuma gitu doank? Gak naksir sama haru gitu" kata tuti

"Duh tuti,, aku bilang enggak" ujarku lagi dengan tampang sedikit kesal. Akhirnya tuti hanya tertawa karena telah berhasil membuatku salah tingkah.

Beberapa hari setelah itu: aku semakin akrab dengan teman-teman yang lain. Aku juga semakin senang karena teman-teman yang lain sangat baik padaku. Aku fikir aku akan diasingkan tadi karena orang tuaku tidak sekaya mereka. Ternyata dugaanku salah.

My Boyfriend Is Chair ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang