3

188 8 0
                                    

"Seina.. Kamu gak pulang?" tanya winda.

"Aku ada sedikit perlu sama ketua kelas. Bentar lagi mungkin aku pulang" kataku pada winda dan gina

"Ya udah,, kita duluan ya" kata gina dan winda melambaikan tangan mereka kearahku. Aku membalas lambaian tangan mereka.

Aku masih setia menunggu haru kembali kekelas. Meski kelas sudah sepi dan tidak ada siapa-siapa lagi.

Lama banget sih ngantar bukunya. Batinku

Akhirnya orang yang ditunggu masuk kekelas. Mata kami bertemu. Aku berdiri dari kursiku. Haru mengapai tasnya dan menyandangnya.

"Kenapa belum pulang?" tanya haru tanpa melihatku yang masih sibuk dengan buku nya diatas meja belajarnya

"A-aku bawa bekal. Nih.. Ini mungkin bekal terakhir yang ku buat untuk mu. Apa kau mau memakannya bersama ku?" tanyaku. Haru menatap bekal yang kuberikan padanya.

Haru membalikan kursi didepan mejaku dan mengarahnya ke mejaku.
Dia duduk didepan ku dan mengambil bekal ditangan ku tanpa bicara. Aku duduk dikursiku dan membuka bekalku.

"Nasi goreng telur" kata haru tersenyum. Aku ikut tersenyum juga, kemudian melepaskan tas ku dan mengeluarkan botol vitamin yang khusus kubawa 2 setiap harinya sejak aku belajar bersama haru.

"Nih.. Vitamin mu,, karena tidak ada minumnya. Jadi kita minum dengan vitamin saja" kataku memberi botol vitamin pada haru. Haru membuka tas nya dan mengeluarkan botol minuman 2 buah dari tasnya.

"Karena terbiasa aku jadi membelinya" kata haru memberi botol minumannya padaku satu. Aku tertawa. Ternyata dia sama seperti ku. Batinku.

Aku dan haru makan tanpa bicara. Aku menatap haru saat memakan bekal yang kubuat dengan lahap.

"Aku ingin kau jadi pacarku" kata haru dengan mulut yang terisi penuh dengan nasi. Secara tiba-tiba mengatakan hal itu yang membuat aku kaget dan terbatuk ketika aku meminum air mineral.

"Apa?!!" tanyaku kaget. Haru menatapku dengan pipi mengembung.

"Aku ingin kau menjadi pacarku. Karena aku menyukaimu! Dan aku ingin kau terus membuatkan bekal untukku. Karena bekal yang kau buat rasanya sama seperti bekal yang selalu ibu ku buat. Kau mau menjadi pacarku?" tanya haru menatapku. Aku ternganga. Tidak percaya dengan apa yang kudengar.

Apa haru benar-benar menyukaiku? Dia mau aku menjadi pacarny? Aku harus jawab apa? Tentu saja aku mau menjadi pacar nya! Bukankah ini yang selalu aku inginkan? Kenapa aku harus pusing dengan jawaban apa yang harus ku katakan pada haru! Kau harus menerimanya seina!!. Batinku

"I-iya.. Aku mau.. Dan aku akan selalu membuatkan bekal untukmu" kataku. Haru tersenyum padaku, membelai pipiku lembut dan melanjutkan makannya.

"Terima kasih" kata haru menatapku lagi. Aku tersenyum senang. Tiba-tiba hape ku berdering. Kulihat ternyata mama menelponku. Aku baru ingat bahwa aku mengatakan kepada mama kemarin bahwa pelajaran tambahannya sudah selesai. Aku langsung mengangkat telepon mama.

"Halo ma?" ucapku

"Seina kamu kok gak nelpon mama? Kamu sudah pulang kan? Mau mama jemput sekarang?" tanya mama. Aku menatap haru yang meminta telepon ku. Aku memberi telepon ku pada haru.

"Seina..? Kok gak jawab say-"

"Hallo tante.. Saya haru tante. Saya yang akan mengantar seina tan, seperti biasanya" kata haru

"Haru.. Duh, ngerepotin kamu nantii.." kata mama

"Gak ngerepotin kok tante,,"

"Kalo gitu tante minta tolong ya har kamu antarin seina.. Terima kasih sebelumnya har" ujar mama

My Boyfriend Is Chair ClassTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang