Esok harinya: pagi setelah sholat subuh aku bersiap-siap membuat bekal untuk pelajaran tambahanku dan haru.
Mama membantuku. Nasi dan telur gulung makanan kesukaanku ditambah tomat kecil dan paprika sebagai penghias. Kuharap haru menyukai masakan buatanku ini.
"Ma, td pagi buat apa?" tanya papa saat kami sarapan
"Bekal untuk seina pa. Seina yang buat pa, mama cuma bantu-bantu aja" jawab mama. Papa menatapku
"Tumben sekali anak papa masak bekalnya sendiri. Ada apa nih?" kata papa menatapku dan membelai rambutku. Aku tersenyum sambil mengunyah roti selai coklatku.
"Hihi,, untuk bekal seina pa, seina kan nanti ada pelajaran tambahan" ujarku
"Wah wah.. Bagus kalo gitu.. Kayaknya kamu senang sekolah disitu ya?" tanya papa melanjutkan makan nasi goreng nya. Aku mengangguk. Mama hanya tersenyum pada ku dan papa.
Sampai disekolah: aku pamit pada papa. Seperti biasa papa akan mengantarku sekolah sesuai dengan jam kerja papa. Tapi saat pulang sekolah mama yang menjemput karena papa kerja sampai jam 5 sore kecuali sabtu dan minggu.
Aku masuk kekelas. Ku tatap haru yang lagi menghapus papan tulis dan aku duduk dibangkuku. Tuti menatap apa yang kubawa.
"Apa itu sei?" tanya tuti
"Bekalku.." kataku tersenyum
"Ciee.. Double banget bawa bekalnya. Buat haru ya?" kata tuti. Tuti emng paling hebat baca situasi disini. Aku mengangguk.
"Serius?! Wah.. Kayaknya bakalan ada yang cinlok dikelas kita nih" kata tuti berbisik padaku. Aku tersenyum malu. Kayaknya aku harus terbiasa dengan godaan tuti. Karena sekarang aku menyadarinya kalau aku benar2 jadi naksir sama haru.
Tiba-tiba sadam datang. Dan mengodaku seperti biasa. Aku tau winda diam2 menatap kesal kearah kami.
"Pagi sayang" sapa sadam
"Ganggu aja sih dam.." kata tuti
"Apa salahnya aku nyapa calon pacar aku" ujar sadam pada tuti
"Calon pacar apaan..!!" kata tuti mendengkus kesal. Aku hanya menatap haru yang masih belum selesai menghapus papan tulis.
"Sayang, kamu bawa apaan tuh? Bekal ya? Buat aku ya?" kata sadam hendak mengapai bekal yang ada disampingku. Aku buru2 memeluk bekalku dan tuti buru2 memukul tangan sadam.
"Dasar gak sopan!" ketus tuti. Sadam memegang tangannya karena dipukul oleh tuti.
"Jahat banget sih" kata sadam dengan wajah iba. Aku meletakkan bekal disamping kursiku. Saat itu juga haru tiba2 sudah ada dihadapanku.
"Dam, kamu belom buang sampah tuh" kata haru. Aku menatap haru yang juga menatap kearahku. Tuti tersenyum menutup mulut nya.
"Ganggu aja sih har.. Gak liat apa aku lagi pdkt sama calon pacarku" kata sadam kesal berjalan meninggalkam kami. Haru juga pergi berjalan meninggalkanku dan duduk dibangkunya. Kulihat sadam kesal sambil membawa 2 tong sampah keluar kelas.
"Cieee.. Tatapan cinta niee" bisik tuti mencolek pinggulku. Aku tertawa menahan tangan tuti karena merasa geli.
"Apaan sih tut.. Ohya kok sadam yang buang sampah?" kataku pada tuti
"Iya jelas lah.. Kan dia piket hari ini.. Tugas cewe nyapu kelas, tugas cowo hapus papan tulis sama buang sampah" kata tuti. Jadi td itu haru lagi piket. Batinku
"Ohya! Ngomong2 kamu belum tau ya kapan piket.." kata tuti.
"Iya.. Aku blm dikasih tau soal itu.." kataku. Terang aja aku gak tau. Kupikir sekolah elit begini gak pake piket2an.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Boyfriend Is Chair Class
DragosteIni hanya sepenggal cerita kisahku saat aku pacaran dengan ketua kelas disaat aku duduk dibangku SMA. -Seina Check it out!!