Part 1: Arjuna

3.9K 139 39
                                    

Siang itu ditengah teriknya sinar matahari dan udara yang panas, para siswa yang terdiri dari Juna, Bejo, Desyca, Dirga, dan Reihan tampak serius mengerjakan soal-soal fisika yang diberikan oleh laoshi di ruang belajar 304. Panasnya cuaca hari ini sama sekali tak menyurutkan semangat mereka untuk belajar. Satu tujuan yang ingin sama-sama mereka raih adalah sukses dan memenangkan OSN fisika. Tanpa mereka sadari waktu berlalu dengan cepat hingga jam pelajaran pun berakhir.

"Baiklah, laoshi rasa pelajaran kita hari ini cukup sampai disini dan besok kita akan lanjutkan pelajaran dengan masuk ke materi yang baru. Sampai ketemu besok semuanya." Kata laoshi sambil sibuk membereskan barang-barangnya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Terima kasih laoshi, sampai ketemu besok." jawab kelima anak muda tersebut dengan kompak.

Ketika laoshi akan membuka pintu untuk keluar dari ruangan tersebut, dirinya baru menyadari sesuatu dan kemudian berbalik untuk mencari sosok orang tersebut.

"Oohh,.. Laoshi hampir lupa, untuk Juna tadi pagi ada kiriman paket atas namamu. Katanya dari toko game yang mengantarkan CD game terbaru yang kamu pesan. Kamu bisa ambil sebentar di kamar laoshi dan kalau bisa laoshi harap kamu jangan sampai kecanduan game terus dan melupakan tugas utamamu untuk belajar. Kalau sampai nilai tesmu turun di tes berikutnya kamu tau kan apa yang akan laoshi lakukan?" Kata laoshi dengan senyum mengerikan yang tersungging di bibirnya.

Juna yang mendapatkan tatapan mata menusuk dan senyuman iblis dari laoshi hanya bisa tergagap di tempat duduknya.

"Aaaa... Aah..... Ya, laoshi saya akan belajar dengan sungguh-sungguh." Jawab Juna dengan terbata-bata sambil memasang wajah polos tanpa dosa. Diliriknya wajah laoshi sekilas yang masih tampak menakutkan tersebut.

"Duh, laogong kok galak banget sih sama Kak Juna, kan kasian Kak Juna jadi takut gitu sampai badannya nyusut. Entar kalau Kak Juna gak bisa tambah tinggi lagi gimana?" tanya Dirga dengan tampang polos tanpa dosa.

Juna yang mendengar sekilas kata-kata seperti menyusut dan tidak bisa tambah tinggi yang dilontarkan oleh Dirga mendadak mulai memanas. Emosinya sedikit terpancing dan hampir meluap. Namun, ia masih bisa tahan karena teringat tatapan garang penuh ancaman dari laoshi.

"Dirga,..." panggil laoshi dengan suara yang lembut.

"Yaaa,.. Laogong,.." jawab Dirga dengan senyuman centil dan kedipan mata.

"Kamu sudah bosen hidup ya?... Kebetulan nih samsak yang sering laoshi pakai udah jebol. Kamu mau jadi penggantinya?.." Kata laoshi sambil tersenyum manis menatap Dirga.

Dirga tergagap. Senyuman centilnya berubah menjadi wajah horor penuh dengan teror.

"Aaaa... Anu.. Anuu laogong... Hahaha... Yang tadi itu cuma bercanda aja.. Ehh,.. Maksudnya laoshi.. Haha.. Jangan dimasukin ke hati ya laogo.. Eh, laoshi.. Hehe..." Jawab Dirga dengan panik.

"Tuh rasain. Dasar lo junior durhaka berani-beraninya ngatain gue nyusut. Emang gue balon." Kata Juna dengan wajah yang puas melihat Dirga tak berdaya.

"Pokoknya laoshi gak mau tau. Kalian harus belajar yang bener. Belajar yang serius. Kalian ini adalah anak-anak pilihan yang sudah lolos seleksi. Jangan main-main lagi. Kalau sampai di tes berikutnya nilai kalian turun jangan salahkan laoshi kalau jadiin kalian samsak pengganti sementara untuk latihan laoshi. Kalian ngerti?.." tanya laoshi dengan tatapan menusuk yang mampu menembus relung hati yang terdalam.

Seketika seluruh ruangan hening. Tak ada yang berani berkomentar. Membayangkan jadi samsak pengganti saja sudah cukup menyeramkan di benak kelima orang tersebut.

"Ngerti gak?.." tanya laoshi lagi. Kali ini dengan senyum iblis terlukis di wajahnya.

Seketika mereka berlima pun kompak menjawab.

Ada Apa dengan Juna?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang