Part 3: Rekreasi

1.6K 80 9
                                    

Hari ini adalah hari yang telah dinanti-nantikan oleh Desyca sejak kemarin. Setelah berhasil menyelesaikan test dan memperoleh hasil yang cukup memuaskan, Ia dan teman-teman satu tim-nya akan menerima hadiah mereka hari ini. Segala persiapan telah dilakukan oleh Desyca agar pagi ini dirinya bisa bangun pagi. Namun, nyatanya hal itu sama sekali tidak berguna. Tiga buah jam weker yang telah ia persiapkan semalam, pagi ini berbunyi serentak dan membuat Irene yang sedang terbuai oleh mimpi indahnya dengan Juna mendadak terkejut dan terbangun. Irene dengan segera beranjak dari tempat tidurnya dan mematikan semua jam weker yang dipasang oleh Desyca.

"Woiii,... Bangun, Des!!!.... Udah pagi ni, dasar kebo lo molor mulu!..." teriak Irene sambil mencoba menarik selimut Desyca.

Desyca yang masih mengantuk tidak menghiraukan panggilan dari Irene dan kembali melanjutkan tidurnya. Irene yang geram karena tidak dihiraukan kembali berteriak tepat di samping telinga Desyca.

"Woooiiii!!!... Mau sampai kapan lo tidur?!... Baaanguuuunnn!!!!!!...." teriak Irene keras. Desyca yang kaget mendengar suara keras ditelinganya mendadak mulai membuka mata dan berbicara dengan suara yang serak pada Irene.

"Apaan sih lo, Ren.. Berisik ahh!!.. Jangan tarik-tarik selimut gue!.. Gue masih ngantuk!!.." Balas Desyca pada Irene.

"Bangun woiii!!!... Udah hampir jam 9 nih!!..." teriak Irene tak mau kalah.

"Bentar lagi,.. Gue ngantuk banget nih!!... Please, jangan pisahkan gue dari kasur kesayangan gue ini, kita berdua saling mencintai." mohon Desyca pada Irene sambil menutup kembali kedua matanya. Irene yang mendengar jawaban dari Desyca hanya bisa bengong. Baru kali ini ia mendengar dan melihat fakta bahwa seorang manusia dan sebuah kasur bisa saling mencintai dan tak ingin dipisahkan satu sama lain.

"Terserah lu aja, Des,.. Gue nyerah!!... Siap-siap aja lo di telen hidup-hidup sama laoshi gara-gara telat ngumpul!!.." balas Irene pada Desyca.

Desyca yang mendengar nama laoshi disebut mau tak mau langsung membuka kedua matanya lebar-lebar dan segera bangun dari tempat tidurnya. Desyca yang kini tampak masih kebingungan segera mencari jam weker di samping tempat tidurnya dan mendapati bahwa waktu telah menunjukkan pukul 8.50 pagi. Dengan terburu-buru Desyca segera mengambil handuk dan perlengkapan mandinya.

"Lo kok gak bangunin gue dari tadi sih, Ren!!!... Duh, udah jam segini!.. Bisa-bisa gue telat!!!... AAhhhhhh!!!!!...." teriak Desyca pada Irene sambil segera masuk ke kamar mandi. Irene yang melihat wajah panik Desyca hanya bisa tertawa jahil dan membalas perkataan Desyca.

"Gue udah bangunin lo dari tadi!!.. Lo aja yang tidurnya pules banget mirip orang mati.. Masa bunyi 3 jam weker gak lo denger juga!!.. Parah banget dah kuping lo!!... Telinga gue yang denger aja rasanya sampai mau pheeeeccyaaaaahhhh!!!..." balas Irene tak mau kalah sambil menirukan salah satu jargon komentator di salah satu ajang pencarian bakat di televisi.

.
.
.
.
.

"Duuh, mampus!!... Telat deh gue!!..." kata Desyca pada dirinya sendiri yang saat ini sedang berlarian di lorong hotel untuk segera menuju lobi. Desyca tampak berantakan, rambutnya masih basah dan acak-acakan akibat diburu waktu serta tak sempat untuk make up. Satu yang ada di benaknya kini, ia tidak boleh terlambat jika masih ingin hidup dan bebas dari bayang-bayang tinju laoshi. Ketika ia sampai di persimpangan lorong dan hendak berbelok ke kanan, tiba-tiba tubuhnya terasa seperti menabrak sesuatu hingga oleng dan akhirnya jatuh menimpa seseorang.

"Aahhh.. Ma..maaf dek, kakak nggak sengaja,.. Tadi kakak sedang buru-buru..." kata Desyca pada seseorang yang kini sedang terbaring terlentang di bawah tubuhnya. Desyca segera menggeser tubuhnya untuk memastikan kondisi orang yang sedang ditindihnya tersebut. Alangkah kagetnya ia ketika mendapati sosok yang ditindihnya tersebut bukanlah sosok anak kecil seperti yang sempat ia bayangkan sebelumnya melainkan seorang yang telah dikenalnya.

Ada Apa dengan Juna?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang