Part 6: Happy Birthday

1.7K 61 10
                                    

"Ahhh,.. Capek banget gue,.. Nemenin lo sejam di taman cuma buat beli cireng bikin kepala gue sakit, Jo.." kata Juna yang saat ini baru saja turun dari lift dan sedang berjalan menuju ke kamarnya.

"Eh,.. Hahaha.. Maaf mas, habis mendadak pengen banget makan cireng nih." balas Bejo sambil mensejajarkan langkah kakinya dengan Juna.

Tidak perlu waktu lama, akhirnya mereka berdua tiba di depan kamar. Juna yang saat itu sedang berdiri di depan pintu dengan segera menengok ke belakang dan bertanya langsung kepada Bejo.

"Eh, Jo mana kunci kamarnya? Bawa sini!.. Gue mau buka pintu." kata Juna sambil mengulurkan tangannya dihadapan Bejo.

"Ah,.. Maaf mas, kayanya tadi pagi aku lupa kunci pintu deh, hehehe.. Kayanya kuncinya masih nyantol di belakang pintu.." kata Bejo sambil tersenyum penuh arti pada Juna.

"Ck,.. Kebiasaan banget deh lo, Jo.. Harusnya lo inget habis keluar kamar langsung kunci pintu, kalau ada barang-barang kita dalam kamar yang hilang gimana?.. Bisa repot kan entar.." ceramah Juna panjang lebar.

Juna terus saja mengoceh dan menasihati Bejo sambil berdiri di depan pintun kamar. Ketika ia memutar gagang pintu untuk membukanya dan hendak masuk ke dalam, seketika itu juga ocehan panjang lebarnya terhenti. Mata Juna mendadak membesar dan membulat. Mulutnya terkunci rapat dan tidak bisa berkata apa-apa. Ekspresi wajahnya kini terlihat kaget dan bingung. Di depan mata Juna saat ini terhampar lautan balon warna-warni memenuhi setiap sudut kamarnya. Spanduk besar yang tertempel dibelakang seketika mengalihkan perhatiannya dengan tulisan "Happy Birthday Juna" yang dihiasi dengan ornamen-ornamen berupa pita kecil warna-warni. Tidak sampai disitu, kejutan lain tampak berdiri ditengah ruangan. Seluruh teman-temannya yang lain dan juga mentornya dari tim OSN fisika tampak tersenyum ke arahnya sambil bersama-sama meneriakan "HAPPY BIRTHDAY JUNA".

Juna yang masih tampak terkejut segera menyadari bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya. Teman-teman serta mentor satu timnya tersebut telah sukses memberikannya kejutan yang begitu luar biasa istimewa. Dengan perlahan-lahan, Juna berjalan memasuki kamarnya yang telah dipenuhi oleh balon dan bergerak menuju ke tengah, tempat "keluarga kecilnya" tersebut berkumpul. Disana terlihat laoshi yang tampak tersenyum kearah Juna sambil memegang sebuah kue ulang tahun berbentuk panda dengan lilin-lilin kecil berwarni-warni yang berbaris rapi diatasnya. Seketika itu juga mulailah terdengar alunan merdu lagu selamat ulang tahun yang selanjutnya dilanjutkan dengan lagu panjang umur, hingga akhirnya di tutup oleh lagu tiup lilin yang mereka nyanyikan bersama-sama.

Senyum haru kini tergambar jelas di wajah Juna. Ia sama sekali tidak menyangka akan mendapatkan kejutan indah seperti ini dalam hidupnya. Apalagi kejutan ini berasal dari orang-orang yang sebelumnya tidak ia kenal dan tidak begitu dekat dengannya. Namun, semenjak di karantina OSN ini rasa kekeluargaan diantara mereka perlahan mulai tumbuh dan saling terhubung satu sama lain. Apa yang Juna rasakan saat ini sungguh membuatnya bahagia. Lebih bahagia dibandingkan dengan keluarganya sendiri yang sama sekali tidak pernah ingat untuk merayakan hari ulang tahunnya. Ayah dan Ibu Juna masing-masing sibuk dengan urusannya sendiri dan sama sekali tidak memiliki waktu untuk sekedar mengadakan acara ulang tahun yang mereka anggap sepele tersebut. Namun, kini orang-orang yang sama sekali tidak memiliki pertalian darah dengan Juna tersebut tampak tersenyum ikhlas dan bahagia menyambutnya untuk merayakan hari jadinya, meskipun dengan cara yang amat sangat sederhana.

"Ayo,. Berdoa dulu sebelum tiup lilinnya." kata Laoshi sambil tersenyum manis kepada Juna.

Mendengar perkataan dari laoshi tersebut, seketika membuat Juna tersadar dari lamunannya dan segera berdoa menurut kepercayaannya sebelum akhirnya meniup lilin-lilin tersebut dalam sekali hembusan nafas. Dalam doanya tersebut Juna tak henti-hentinya bersyukur atas apa yang telah Tuhan berikan kepadanya selama ini dan tidak lupa juga ia berdoa untuk kesuksesan tim-nya dalam OSN Fisika nanti. Juna yang masih terbawa suasana tampak terharu dan tanpa sengaja mulai meneteskan air matanya. Teman-teman lainnya yang melihat kejadian tersebut tidak kuasa hanya berdiam diri saja dan segera mengerjai Juna untuk mengembalikan keceriaan diruangan tersebut.

Ada Apa dengan Juna?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang