"***" Namaku dipanggil. Aku menoleh memandang dia yang tersenyum. Aku memasang wajah bingung saat itu.
"Bayar duit kas!" Sial pikirku. Bodohnya aku tersenyum beberapa saat. Senyum yang mengganjal.
"Nanti!" Balasku cepat. Menyembunyikan senang di hati.
Lalu dia berkata, "Cicil!"
Setelah itu aku tersenyum pilu. Ya senyum pilu.Kenapa tersenyum pilu? Tentu saja yang membuatku tersenyum adalah patah hati terbaikku.
Sampai sekarang ada pertanyaan yang meresahkan di otakku.
Dari sekian banyak teman sekelas yang nunggak uang kas kenapa harus aku yang ditanya pertama kali?
Aku masih bisa melihat si penanya dari ekor mata. Setelah memulai percakapan singkat kamu menutup buku tagihan kas lalu menyerahkannya ke bendahara.
Kenapa hanya satu orang yang kau tanya?
Ah, aku lupa.
Rasionalku bertolak belakang dengan hatiku.
11 Oktober 2016
"***" nama gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Si Itik
PoetrySemua yang bisa itik buruk rupa ungkapkan tentang dunianya.