Setelah kepergian Langit dari ruang klubnya, ia mulai memainkan beberapa lagu yang diiringi oleh gitarnya. Terdengar sayup-sayup suara seorang wanita, sekarang pukul 16.30, dan dia sendiri di ruang klub. Tidak ingin berpikiran buruk, dimainkannya lagu yang bertempo cepat, tapi lagi-lagi suara itu tetap terdengar.
Gue lagi ga syuting film horror kan ya? Ujarnya dalam hati.
Hari memberanikan diri untuk melihat dari jendela, berjalan pelan-pelan dengan menjijit. Terlihat seorang gadis yang memakai seragam sekolah sedang asik bernyanyi walaupun iringan lagu tersebut tak dimainkan lagi.
"Indah," gumam Hari.
Gadis itu menoleh ke arah jendela karena mendengar sebuah suara. Mukanya yang sedari pucat, tiba-tiba menjadi merah delima. Menggemaskan, batin Hari. Hari memandangi terus menerus, mengigat wajah gadis tersebut. Seperti pernah melihatnya, tetapi dimana. Ia lupa, bisa dikatakan bahwa Hari adalah pelupa unggul. Bukan pujian, atau hinaan, tapi sebuah kenyataan.
"Kenapa disini?" tanya Hari.
Gadis itu gelagapan. "Itu, aku, anu, ga sengaja lewat."
Hari menaikkan satu alisnya. "Ga sengaja lewat tapi setiap gue main gitar, lo selalu nimbrung. Itu yang namanya sengaja? Atau jangan-jangan lo stalker gue?!"
Gadis itu makin gelagapan. "Ga mungkin. Aku ga stalker kamu, tapi karena kamu main gitarnya bagus, jadi jadi aku ikut nyanyi. Iya gitu, iya pasti gitu."
Lucu, batin Hari.
Setelah lama mengingat dan melihat muka gadis tersebut, Hari mengingatnya! Seorang Hari mengingatnya! Sebuah keajaiban. "Lo Dini teman Bintang kan?"
Dini mengangguk. "Aku ga stalker," tegasnya.
"Ga percaya. Lo stalker. Pasti." Goda Hari.
Dini menggeleng tegas. "Bukan! Nggak! Nggak! Aku ga stalker! Ngapain aku ngestalk kamu?"
Ucapan Dini membuat Hari sedikit kesal. Ngapain dia ngestalk gue? Hah?
"Alah, bilang aja lo suka gue. Eits, gini-gini, gue popular ya."
Dini menatap Hari dengan tatapan seperti ini-anak-geer-nya-maksimal. Tiba-tiba handphone Dini bordering dan dia segera mengangkatnnya. Orang tuanya sudah menunggu di depan pagar depan, dan dia langsung berlari secepat mungkin kearah sana. Hari yang iseng, tiba-tiba berteriak dengan suara beratnya. "Hati-hati stalker gue!"
Mendengar hal tersebut, Dini berhenti sebentar dan menoleh kebelakang, ditatapnya Hari dengan penuh kesal dan dia merengut selama menuju ke depan.
"Kayaknya gue musti pulang juga deh," gumam Hari lalu membereskan peralatan-peralatan ruang klubnya.
***
Sesampainya di rumah, Hari langsung merebahkan dirinya di atas kasur. Diistirahatkannya semua pikiran yang mengganggunya selama ini. Tiba-tiba dia kepikiran sesuatu, diambilnya handphonenya dalam sakunya dan mulai mencari nama Bintang di kontak linenya. Dia berpikir lebih baik menanyakan hal ini ke Senja, tapi melihat sisi lemot Senja yang terlalu berlebihan, dia langsung memilih mundur dan menanyakannya ke Bintang.
Hari : Bintang.
Tentu saja, Bintang tidak akan langsung membalasnya. Karena yang diprioritaskan dalam hidup Bintang adalah Angkasa. Suatu hal yang semua orang sudah tau jika Bintang memiliki perasaan ke Angkasa. Tapi Angkasa yang jual mahal membuat Bintang lebih agresif mendekattinya.
"Kalau udah jatuh cinta, urat malu putus kali ya," gumam Hari.
Saat sedang asik memainkan hpnya dengan melihat foto-foto teman-temannya di Instagram atau berita-berita di LINE. Pintu kamarnya terbuka lebar dan terlihat seorang gadis kecil yang menggemaskan datang dan langsung memeluk Hari. "Kakak, kakak, coba tebak, aku bahagia karena apa?"
Hari mengernyit. "Kakak ga tau kalau kamu ga cerita, cantik." Ujar Hari sambil mengelus puncak kepala adiknya.
"Aku ditembak sama cowok yang aku suka kak!" ujar Kinan dengan senyum yang lebar.
Hari terdiam. Adiknya yang masih berumur 5 tahun sudah merasakan jatuh cinta dan ditembak oleh seorang cowok! Dia langsung menggenggam tangan Kinan, Kinan terlihat bingung dengan perlakuan kakaknya tersebut. "Tapi dulu kamu bilang, kamu cuman suka kakak. Kok suka cowok lain? Kakak sedih nih," ujar Hari dengan ekspresi dibuat sedih.
Iya, bisa dibilang bahwa Hari adalah sister complex.
"Tapi kak, dianya ramah. Kinan jadi suka kak," ujar Kinan polos.
"Kinan, cowok itu bahaya." Kata Hari dengan tatapan tegas.
Kinan berpikir sebentar. "Jadi kakak sama papa bahaya dong?"
Pertanyaan Kinan membuat Hari berpikir. "Nggak, kakak sama papa ga bahaya. Kami adalah superhero kamu sama mama. Jadi kamu ga boleh pacaran ya."
Kinan memiringkan kepalanya. "Pacaran itu apa kak?"
"Lupakan aja, Kinan. Udah lupakan, kakak mau mandi dulu ya. Sana-sana main sama Reno, dia di luar kan nunggu."
Kinan mengangguk dan bergegas keluar dari kamar. Di depan pintu kamar yang hendak dia tutup, tiba-tiba Kinan berkata. "Yang nembak aku si Reno loh kakk!" ujar Kinan yang langsung menutup pintu.
Dan mendengar hal itu Hari langsung berteriak. "KINAN GA BOLEH MAIN SAMA RENO LAGI!"
Dasar kakak posesif.
***
Dering handphone membangunkan Hari yang sedang terlelap sehabis mandi. Hari yang jiwanya masih belum terkumpul akhirnya mencari handphonenya di tempat mejanya. Setelah dapat yang dia cari, dilihatnya nama yang tertera di handphonenya. Langit.
Ini anak ngapain?
"Hallo?" sapa Hari dengan suara parau.
"Har, minta kontak line Senja dong," ujar Langit disebrang sana.
"Lo nelpon gue buat minta kontak Senja doang?" tanya Hari memastikan.
"Iyap, tepat sekali," jawab Langit semangat.
"Ngit, dengar baik-baik. CARI SENDIRI!" ujar Hari dan langsung memutuskan sambungan telepon.
Hari duduk di tepi kasurnya, tertera di handphonenya nama Bintang sejak pukul 6 tersebut.
Bintang : Apaan?
Hari : Dini temen lo kan?
Selang berapa menit, akhirnya Bintang membalas.
Bintang : y. knp?
Cuek banget nih bocah.
Hari : g j d.
Bintang : apaan dah u
Hari : u ribut.
Bintang : blg aj sk sm dini kan y
Hari : dia th stalker w.
Bintang : kepedean u botak.
Hari : dah ah, ga ada faedah chat ama lo.
Bintang : yg chat w dluan spa y.
Karna kesal dengan Bintang, Hari akhirnya memilih untuk meng-endchat chatnya dengan Bintang. Setelah membereskan kamarnya, Hari memilih untuk berkumpul dengan keluarganya yang sedang asik menonton film kesukaan Kinan.
Melihat adiknya adalah sebuah surga dunia bagi Hari. Adiknya yang polos layaknya malaikat tanpa sayap, membuat Hari melepaskan semua beban-bebannya. Hari duduk di sebelah Kinan yang asik menonton sambil mengunyah makanan kecil.
"Enak? Suapin kakak dong," Ujar Hari manja.
Mamanya mendelik, "Kamu sama adik kamu manja banget. Sama cewek-cewek sekolah gini juga?"
Hari langsung menggeleng tegas, "Ya nggaklah Ma. Ga etis banget Hari manja-manja ke cewek."
"Lah kalau sama cewek kamu mah boleh-boleh aja, emang ga ada yang kamu suka?"
"Nggak ada sih, Ma. Tapi yang bikin tertarik ada satu," gumam Hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love
Teen FictionTiga orang cowok sedang dalam tahap PDKT dengan doi-nya masing-masing. Sifat mereka yang berbeda yang membuat proses PDKT mereka terlihat unik. Ada yang sok jual mahal, ada yang agresif, dan ada yang santai tapi mulus. Mereka bertiga adalah Langit...