Sebelum baca dan sesudah baca, tolong biasakan tinggalkan jejak seperti vote dan komen.
Aku padamu.
Baca dengan ucapan Bissmillah.
***
[Langit]
Seorang cowok dengan penampilan yang berantakan, motornya melaju untuk sampai ke sekolahnya. Dipicingkannya matanya untuk melihat satpam yang bergegas untuk menutup pintu pagar. Dengan klakson panjang yang membuat satpam tersebut terkaget dan terdiam sesaat. Ya, dia lolos dari kata terlambat.
Diparkirkannya motor ninja merahnya tersebut, dia membuka helmnya yang terlihat--sedikit--cool dimata para cewek. Sambil menyandang tas, dia berjalan di koridor segera menuju kelasnya. Ketika sampai di depan kelas, ia melirik ke kelas sebelah, melihat para murid yang sedang piket.
"Senja! Sini bantu gue," teriak salah satu siswi.
"Tunggu bentar, aku lagi bersihin jendela!" balas siswi yang bernama Senja.
"Senja?" gumam Langit menatap siswi tersebut dan berlalu ke kelasnya.
---
[Angkasa]
Angkasa menaikan kacamatanya yang sedaritadi merosot kehidung mancungnya tersebut. Di liriknya ke segala sudut kelasnya,"Masih sepi," gumamnya.
Dia mengeluarkan novel yang belum sempat dia selesaikan tadi malam. Sedang asik membaca, tiba-tiba saja ada seseorang yang menepuk bahunya.
"Lo baca apa?" tanya seorang cewek dengan santainya.
"Lo ga bisa lebih sopan? Seperti 'Hai, Angkasa.' gitu."
"Oh, orang kayak lo butuh sopan santun? Ups."
"Bintang, nama lo ga cocok sama kepribadian lo."
"Oh ya? Waw, lo pakar soal nama ya."
"Serah."
Dan hal yang tidak diinginkan Angkasa tiba yaitu berdebat dengan Bintang.
---
[Hari]
Hari memasuki kelas yang penuh dengan kebisingan oleh Bintang dan Angkasa. Dia meletakkan tasnya diantara pasangan yang berdebat sedari tadi.
"Sa, bisa lo sama bini lo adem bentar?"
"GUE SAMA DIA GA NIKAH!" jawab Bintang dan Angkasa serempak.
"Oke. Gue salah. Udah kalau mau ngurusin rumah tangga lo berdua, jangan disini ganggu tetangga."
"Ri, udah berapa kali gue bilang kan? Gue ga akan mau nikah sama cewek jorok kayak Bintang!" ujar Angkasa yang membuat Bintang berang.
"Emang gue mau nikah sama lo? Hell-o, nggak!"
"Yayaya, Sa. Gue ga peduli." Ujar Hari meninggalkan mereka.
Hari berjalan ke arah luar kelas, dilihatnya di depan pintu ada seorang cewek memakai kacamata yang grogi sibuk mondar-mandir di depan kelas.
"Lo nyari siapa?" tanya Hari.
"B-bintang." Ujarnya dengan gugup.
"Bentar gue panggil, nama lo siapa?"
"Dini."
Hari memandang sebentar, dan menoleh kearah kelas, dia memanggil Bintang yang masih sibuk berdebat dengan Angkasa. Bintang menoleh dan segera menghampiri Hari dan Dini. Dini memberikan buku kepada Bintang dengan tangan gemetar.
"Thanks Din!" ujar Bintang sambil tersenyum."Eh ngomong-ngomong, nama lo berdua kalau digabungin cocok deh, Dini Hari."
"Menurut gue, biasa aja sih," jawab Hari melenggang pergi.
---
[Langit, Angkasa, Hari]
"Menurut lo pada, siapa di kelas kita yang paling cantik?" tanya Langit dengan semangat.
Mereka bertiga saat ini sedang berada di kantin sambil memesan 3 mangkok bakso yang sedari ditunggu belum juga datang.
"Ga ada." ujar Hari dingin."Tapi bagi Angkasa kayaknya ada, menurut Angkasa pasti si Bintang. Ya gak, Sa?"
"Gila, gila, gila. Dukun lo Har? Salahnya lo dukun palsu, tebakan lo salah."
"Ya dia kan emang bukan dukun, Sa," ujar Langit,"Eh lo berdua kenal sama Senja? Dia anak kelas sebelah."
"Ga, kenapa? Mau lo gebet? Lo suka cowok, Ngit? Gila, harus jaga jarak kita, Har!"
"Bukan, bego. Senja itu cewek. Gila, feminim banget."
"Ya terus?" tanya Hari.
"Ya mana tau, lo berdua kenal dia, jadi bisa kenalin gue."
"Ya terus?" tanya Hari sekali lagi.
"Udah, Ngit. Ga usah lanjutin cerita lo. Hari jadi tukang parkir sekarang."
"Maksud lu, Sa?"
"Dia daritadi terus-terus mulu kan? Tandanya dia ga mau dengerin cerita lo."
"Ya, gue cerita sama lo aja."
"Sayangnya, gue juga ga mau."
"Kampret."
***
Assalamualaikum ukhti dan akhi.
Kembali lagi dengan gue yang hobby gonta ganti nama.
Oke fix nama gue cygnus.
Jadi panggil aja cy.
Jangan nus, merasa dipanggil ingus.
Sekian terimakasih
Jangan lupa voment baby:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Give Love
Teen FictionTiga orang cowok sedang dalam tahap PDKT dengan doi-nya masing-masing. Sifat mereka yang berbeda yang membuat proses PDKT mereka terlihat unik. Ada yang sok jual mahal, ada yang agresif, dan ada yang santai tapi mulus. Mereka bertiga adalah Langit...