Langit - 1

154 19 15
                                    

Assalamualaikum, kembali dengan gue yang membawakan kisah sederhana. Kali ini bercerita tentang Langit yang mengejar Senja, seorang gadis yang sangat alim.

Selamat membaca, jangan lupa bacanya sambil mendengarkan lagu : Shawn Mendes - Imagination.

Jangan lupa voments ya!

***

Langit berdiri di depan kelas, berharap Senja dari kelas sebelah keluar dan Langit akan berpura-pura meminjam pel atau sapu kepada Senja. Modus yang sangat bisa dibilang sedikit bukan modus. Tapi beberapa lama dia berdiri di depan kelas tidak membuahkan hasil. Malah dia seperti orang bego.

"Langit! Kamu kenapa ga masuk kelas?!" ujar salah satu guru yang tiba-tiba muncul saat Langit sedang berkhayal ria.

Langit gugup, panik,"Hah? Apa Bu? Itu Bu, anu Bu, itu.."

"Kamu kenapa tergagap?! Coba jelaskan ke Ibu!"

Sial, kenapa malah ketemunya yang kayak gini? Dimana gue berharap ketemu malaikat penyejuk hati gue, batin Langit.

"Itu, saya jadi satpam kelas Bu. Iya saya jagain kelas, makanya di luar kelas Bu."

"Loh? Ada juga satpam kelas?"

"Maksudnya seksi keamanan gitu Bu."

"Oh, kau amankan aja dulu otak kau tuh."

"I-iyadeh Bu cantik," ujar Langit dan Ibu tersebut pergi menjauh.

Langit masuk ke kelas dengan muka murung. Duduk di bangkunya sambil menopang dagunya.

"Kenapa lo?" tanya Angkasa.

Langit menatap Angkasa lalu menghela nafas lagi,"Sok peduli kamu."

"Setan lo maho. Kenapa lo? Nungguin senja? Nanti pas pulang sekolah, bakal senja deh."

"Bego ya kamu," ujar Langit dan membuat Angkasa menjitak kepala Langit,"Sakit bego!"

"Lo yang bego, Ngit! Lagian sok-sok melankolis lo. Cuman tau nama sama wajah doang, udah naksir."

Langit menggeleng kepalanya dan menepuk bahu Angkasa,"Kawan coba dengar apa kataku, itu namanya cinta pada pandangan pertama!"

Hari yang berada di depan mereka menoleh,"Nih Dua Bego lagi ngapain?"

"Please, Ri. Cuman Langit doang yang bego. Nih anak, kena namanya 'Cinta Monyet'."

Langit menopang dagunya,"Selama beberapa tahun gue sekolah disini dan sekarang udah kelas 12, baru gue menemukan pujaan hati yang bertahta di pikiran dan hati gue."

Hari bergidik ngeri, sedangkan Angkasa menahan agar tidak muntah karna omongan Langit.

"Gue tau, Sa. Lo udah punya Bintang. Gue tau. Tolonglah, hargai perasaan gue."

Hari sama sekali tidak tahan dengan sikap melankolis temannya tersebut, dia bergegas keluar kelas dan berdiri di depan kelas sebelah, dimana itu kelas Senja.

Dia membuka pintu kelas dan memanggil salah satu temannya untuk memanggil Senja.

"Ada apa, Ri? Mau minjam catatan?" tanya Senja.

Hari menggeleng, dan dia menarik pergelangan tangan Senja, itu membuat Senja bingung bukan kepalang. Hari membawa Senja masuk ke kelasnya, hal itu membuat Langit dan Angkasa kaget.

"ITU SENJA, SA! KOK BISA DI TARIK SAMA HARI?! HARI NIKUNG GUE, SA!" ujar Langit panik.

Angkasa terdiam,"Gila, kayak tuan putri ya."

Give LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang