Eight

33 3 0
                                    

"Hallo" jawab suara bariton di seberang sana.

Raffy yang sempat tercekat beberapa saat akhirnya menormalkan kembali nafasnya. Ia pun mengernyitkan dahinya dan menjauhkan handphone dari telinganya untuk melihat caller ID .

"Bener ko, alana." gumamnya sendiri, menempelkan kembali handphonemya pada telinganya.

"Lo siapa?"tanya suara itu lagi

"Gue raffy"

"Temennya alana?" tanya cowo itu.

"Lo siapa?" tanya balik raffy tanpa menjawab pertanyaan cowo itu.

"Gue gerald"

Raffy pun merasa asing dengan namanya ia mengernyitkan dahinya berfikir. Seketika ia langsung teringat dengan abang alana.

"Lah bang dodo?" tanya raffy sedikit kaget

"Bang, inii gue. Raffy yang waktu kecil sering meperin ingus ke lo" sambung raffy

"Raffy?"gumam orang diseberang sana

"Anjir. Rara??" teriak aldo

"Yahh anjir lo bang, segalaa inget nama rara"

"Hahaa. Lagi lo manggil gue dodo. Apa kabar lo??gila gila gila"

Waktu kecil raffy dipanggil oleh geraldo memang dengan sebutan 'rara', karena raffy duluan yang meledeki geraldo dengan sebutan 'dodo'. Yang menurut geraldo nama dodo itu tidak keren, jadilah dia tidak terima.

"baik gue bang. kabar lo gmna?tentram yaa banyak cewe mah"

"Haaha iyalah. Makanyaa cepet-cepet kuliah lo."

"Iya bang ntar gue nyusul lo, doain aja"

"Eh btw lo ngapain nelfon adek gua?" tanya geraldo

"oh.. eh.. ituu... gue mau nanya PR! iya PR. Lala nya mana bang?"

"alah alesan aja lo. Lala udah ngorok tuh, tadi gue lewat depan kamarnya ada bunyi hp. Makanya gue yang angkat telfonnya deh." jelas geraldo

"Oh, yaudah kalau gitu bang"

"Iyaa. Main lagi sini kerumah. Udah jarang banget lo main kesini"

"Sip bang, nanti gue sering-sering main dah"

"Sip. Bawa makanan yaa, biar gue restuin."

"Haha okelah gampang"

Tuutt.. Tuutt..

Sambungan terputus. Gue menghela nafas lega. Gue emang udah deket banget sama abangnya alana, karena waktu kecil kita sering main bareng ditaman.

Tapi, kalau sama alana gue jarang main sama dia. Jangan tanya kenapa, gue sendiri pun juga gatau.

Akhirnya, gue pindah pas tk keluar kota, ngikutin kerjaan bokap gue yang buka cabang diluar kota. Sampai awal masuk SMA gue minta pindah lagi kerumah ini.

Tapi sayang rumah gue yang dulu udah ada yang nempatin, jadinya gue gabisa se'blok lagi sama alana. Dan rumah gue kali ini, lumayan lah jaraknya dari blok rumah alana. Mungkin beda 5 blok.

Dan gatau kenapa, gue seneng banget ternyata keluarga alana masih stuck dikomplek ini. Gue bersyukur banget. Karna gue bisa ketemu bang dodo lagi!

Yeay!

Hm

Ketemu alana sih yang bener.

Gue sempet kaget banget, ternyata alana yang sekarang jauh lebih cantik dari pas kecil nya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

who know?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang