Mimpi

1.5K 105 10
                                    

Sudah hampir 3 minggu, Raizel tak bangun juga dari tidurnya. Frank merasa khawatir,Apakah Tuannya benar benar merasa sakit? Atau bagaimana..

Ia sangat penasaran, dengan identitas wanita yang mungkin berhubungan dengan Masa lalu Tuan Raizel.

Nggiinngg...

Tao,Takio, M-21, Regis dan Seira muncul dari pintu Lab, Frankenstein menoleh.

"Ada apa kalian kemari?" Tanya Frank.

"Kami khawatir denganmu, dan Tuan Raizel, Boss. Kami juga ingin membantu Tuan Raizel. Karena dia telah banyak membantu kami juga."

Semua orang mengangguk. Frank merasa senang didalam hatinya, ia sangat berterima kasih.

"Tentu! Kalian harus!" Ucapnya.

"Tapi bagaimana? Apa ada yang kau ketahui lagi, selain cerita yang kau ceritakan pada kami?" Tanya Seira.

Frankenstein berpikir, ia memang tak tahu. Tapi ia mencoba berpikir, siapa yang tahu hal itu.

"Bagaimana kalau kau tanyakan pada Tuan Raizel sendiri?" Usul M-21.

"Tidak. Itu akan memperburuk keadaan Tuan Raizel. Dia pasti mencoba untuk melupakan wanita itu" ucap Regis.

"Tapi tak ada salahnya mencoba, bukan? Hanya ini, satu satunya jalan kita bisa mengetahui cara membuat Tuan Raizel kembali sehat"

Ngggiiingg...
Seseorang memasuki Lab. Dan ternyata itu Raizel.

"Tuan Raizel!" Frank menghampiri Raizel.

"Anda baik baik saja? Apa anda sehat?"

Raizel mengangguk, lalu duduk diatas kursinya. Semua orang menatapnya khawatir.

"Ada apa dengan ekspresi kalian?" Tanya Raizel.

"Hm.. Tuan Raizel. Boleh kami bertanya sesuatu?" Tanya Tao.

Semua orang menatap Tao.
Dengan tatapan "Apa kau benar benar akan menanyakan hal itu?!!"

Raizel mengangguk.

"Apa kau pernah mencintai..."

"Tao hentikan!" Teriak Frank.

Tao berhenti bicara, ia tak berani melanjutkannya setelah teriakan Frank, dan aura yang menyeramkan mengikat dirinya dan yang lain.

"Frankenstein"

Raizel menoleh kearah Frank, memerintahkannya untuk berhenti mengeluarkan auranya.

"Y-Ya Tuan.."

Raizel kembali menatap Tao.

"Lanjutkan"

"Ehh.. begini.. apa.. apa kau, pernah mencintai.. seorang Noble?" Tanya Tao ragu.

Raizel terdiam sesaat. ia menutup kedua matanya, mencoba mengingat masa lalu.

"Mencintai? Ya. Aku pernah"

"Dia seorang Kepala keluarga. Dari keturunannya, hanya ia satu satunya yang tersisa"

"Bisa kau ceritakan? Bagaimana dan seperti apa dia?"

"Dia.. terlihat aneh. Pada awalnya.. dia selalu datang ke kamarku, ketika aku masih kecil. Mengetuk ketuk jendela. Lalu melompat masuk, berbicara banyak hal soal dunia luar"

"Bunga adalah kekuatannya. Bagian dari dirinya."

semua orang terdiam. Mereka melihat wajah Tuan Raizel berubah menjadi sedih. Mereka tak tega bertanya lebih lanjut lagi.

"Hari itu, dia tak datang ke kamarku. Pada awalnya, aku tak mempedulikan hal itu. Namun.. tiga.. empat.. lima.. tahun berlalu, ia tetap tak datang. Ia membuatku menunggu, dan terus menunggu.."

"Setelah ratusan tahun berlalu, aku tetap menunggunya, melihat keluar jendela. Aku tak tahu, kenapa aku harus menunggunya. Tapi hatiku tergerak untuk melakukannya."

"Dan.. ia pun kembali.."

☆☆☆☆☆☆☆ ☆☆☆☆☆☆ ☆☆

"Kau menungguku ya. Setelah sekian lama aku tak kembali.."

Ia muncul dihadapan Raizel, dengan tubuh yang sudah dewasa. Rambut panjangnya menutupi wajahnya, karena tertiup angin. Kelopak kelopak mawar merah muncul berterbangan, bersamaan dengan munculnya ia didepan jendela.

"Kupiikir.. kau tak akan mempedulikan diriku. Karena kau tak pernah memanggil atau menyebut namaku."

"Aku tidak tahu namamu"

"Eehh? Hmm... Ah.. benar juga. Aku belum pernah menyebutkan namaku selama ini.. ahaha.. aku ini memang pelupa ya.." ucapnya sambil sedikit tertawa.

Raizel mendekati wanita itu, menyingkirkan rambut yang menutupi wajahnya.

"Eeh..."

"Kau tidak berubah" ucap Raizel. Lalu berbalik dan duduk di kursinya.

Wanita itu tersenyum.

"Benarkah? Apa artinya, aku tidak cantik? Haah.. padahal kau bertambah tampan.."

Raizel menoleh. Wanita itu tetap tersenyum.

"Kau mau tahu, alasan aku datang lagi?"

Raizel mengangguk.

"Saat kau masih tak menghiraukan keberadaanku. Aku berpikir, kalau kau tak menyukai aku ada disini. Jadi kuputuskan untuk pergi"

"Tapi.. setelah aku pergi. Aku merasa, ada bagian dari diriku menghilang. Dan ternyata memang benar..." wanita itu menatap Raizel, lalu mendekatinya.

"Hingga akhirnya, aku menyadari satu hal.... Aku senang kau menungguku.."

"Kau tidak mau, menyebutkan namamu?" Tanya Raizel.

"Nama? Benar! Cadis Etrama Di Raizel. Namaku adalah.."

☆☆☆☆☆☆☆ ☆☆☆☆☆☆ ☆☆

Miho membuka kedua matany perlahan. Kepalanya terasa sedikit pusing, karena ia terus menerus memimpikan mimpi yang sama.

"Siapa pria itu.."
"Dan ada apa denganku.. kenapa aku terus memimpikan hal itu.."

Piipp...piiipp....
Alarm berbunyi. Miho pun bergegas ke kamar mandi lalu bersiap untuk sekolah.

★★★★★★★★★★★★★★★★

Raizel yang baru saja bangun, tetap ingin pergi ke sekolah walaupun Frank mencoba menahannya.

Akhirnya Seira dan Regis ditugaskan lebih ketat menjaga Raizel.

"Rai.. sudah hampir sebulan kau tidak terlihat. Pak kepala sekolah bilang, kau baru saja kembali dari kampung halamanmu ya?" Tanya Yoona.

Raizel mengangguk.

"Kau terlihat kelelahan,Rai"

"Hei.. itu anak anak SMA Daishi kan? Yang baru saja menjuarai lomba bahasa inggris itu!"

"Iya. Katanya karena mereka sering melakukan pertukaran pelajar, jadi semua murid harus pandai berbahasa inggris"

Tiba tiba saja, semua anak kelas ribut, sambil melihat keluar jendela.

Raizel menoleh ke arah jendela.
Dilihatnya wajah yang begitu familiar untuknya.

"Freya.."

"...Freya De Victoria"


#bersambung.

Hmm.. Thanks ya, udah dukung Rai lanjut story ini. Mungkin agak aneh, cuman..
Ya Rai bingung mau bilang apa..
Rai buat story oneshoot juga lho, kalian bisa liat di Story oneshoot,

Ada Mystic Messenger x reader!
Tau itukan? :v
#plak

Oke thanks for vote, comment and follow!

I'm Waiting For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang