24

3.3K 243 61
                                    

24

Oktober selalu jadi bulan paling membahagiakan bagi Krystal. Bukan hanya hari ulang tahunnya, tapi juga tepat enam tahun lalu, Kai mendeklarasikan cinta padanya. Oktober itu bukan hanya tentang dirinya sendiri, tapi juga tentang Kai dan hubungan mereka berdua.

Tapi siapa yang menduga kalau ternyata seorang Krystal bisa lupa sejenak akan hari ulang tahunnya yang semakin dekat? Oh well, mungkin hanya dia seorang yang lupa. Karena tentu saja, seorang Kai Kim nggak akan lupa ulang tahun pacarnya itu.

OoO

Sepasang mata Kai dengan tenang mengamati gerak-gerik Krystal yang sejak tadi nggak ada kelarnya memperhatikan ponsel di tangan. Krystal yang sekarang jauh lebih sibuk dan mengeluh nervous waktu dia mau berangkat ke Singapura untuk Singapore MUN. Soojung yang sekarang bahkan baru dua kali menatap mata Kai—iya, Kai menghitungnya—sebelum beralih lagi ke ponsel.

“Selesaiin dulu makannya, kenapasih? Nanti kan bisa lanjutin rapat onlinenya,” Kai membuka suara. Chicken katsunya sudah habis sejak tadi, berbanding terbalik dengan soto ayam pesanan Krsytal yang mungkin baru beberapa kali suap masuk ke perutnya.

“Tar dulu, ini tuh penting banget—duh, menurut kamu bisa nggak MUN Club pakai Aula FH?”

“Ya menurut kamu, gimana? Aku kan bukan anak FH.”

“Ya makanya itu, aku juga ragu. Kemarin Jiyoung udah coba, tapi katanya masih digantung gara-gara Bu Rina belum balik dari Sukabumi.

Bu Rina itu kepala bagian rumah tangga Fakultas Hukum dan sering disebut-sebut sama Krystal, jadi wajar kalau dalam sekali sebut kayak sekarang, Kai udah paham maksud Krystal apa. Dia pun begitu, thanks to BEM FT dia juga sering berurusan sama KaBag Rumah Tangga Fakultas dia. Bedanya, Bu Rina satu tingkat lebih nyeremin dibandingkan KaBag dia.

Dan semenjak Krystal aktif di MUN Club, nama itu mulai berseliweran di telinga Kai, dan terhitung sejak Krystal resmi jadi Vice President, Bu Rina udah jadi makanan langganan mereka berdua.

“Udah-udah, santai. Itu kan urusannya Sekretaris. Kamu sekarang makan dulu.”

Susah juga emang, kalau suruh Krystal makan, harus pakai penekanan sedikit.

“Tapi, Kai—”

“Aku bilang, makan! Nanti kamu kelaperan pas kelas!”

Krystal menghela nafas. Mau nggak mau dia akhirnya nurut kata Kai, apalagi muka pacarnya itu serius banget. Kalau dia nggak buru-buru makan dan menonaktifkan hpnya, mungkin Kai udah ninggalin dia tanpa ngomong apa-apa.

Suasana hening. Mereka diem-dieman, bahkan ketika ponsel Krystal menyala terus lantaran notifikasi terus mengalir masuk. Sampai ketika makanan Krystal hampir habis, chat muncul di pop-up notifications.

Sehun
Nyet, bidding hari ini dipercepat jadi jam empat. Cabut lagi ga?

“Astagfirullah, sodara kamu nih emang hobinya cabut ya?”

Krystal dengan refleks menepuk lengan Kai agak keras, Kai otomatis mengerang. Dilihatnya Krystal yang menyambar ponselnya secepat kilat dan mengirimkan balasan.

Krystal
Ogah ah, lo aja sana. Gue jamnya pak Abdul

Sehun
Yauda. Tar sekalian tolong beliin tinta spidol
Jangan lupa

Krystal
Iya bawel ah

“Udah kelar kan kamu?” tanya Krystal sembari menoleh ke arah Kai yang memberi tatapan seriusan nanya gini?

OctoberTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang