Prolog

725 13 1
                                    

Arifureta: Volume 1 Chapter 0

Chapter ini dipersembahkan oleh Quindalin.

------------------------------------------------------------------

         Di kegelapan, cahaya dengan cepat menghilang. Bahkan secara sia-sia tangannya berusaha meraih kehampaan, selagi terjatuh disana ia merasakan sensasi mengetat di area bawah. Wajah Nagumo Hajime berubah menjadi ketakutan ketika cahaya mulai menghilang dari penglihatannya.

Saat ini, Hajime tengah terjatuh kedalam tebing yang dalam yang terlihat seperti pintu masuk menuju neraka. Satu-satunya cahaya yang terlihat adalah cahaya yang menerangi tanah dibawah. Selagi ia terus jatuh cahayanya tidak lagi dapat meraih dirinya, sekitarnya menjadi gelap, Hajime mencari penjara bawah tanah, dan di dinding ia melihat lampu pijar yang berputar selagi suara angin melewati dirinya.

Diriku yang berkewarganegaraan jepang, ketidaksetaraan yang ia rasakan ketika ia datang ke dunia ini terlalu susah untuk dijelaskan dalam kata-kata dan harapan bahwa dunia fantasi ini mampu menyingkirkannya, menjadi sejarah dari kesialan yang telah ia rasakan dalam bentuk progresif.

                                                    ***

Senin, hal melankolis dari sebagian besar hari telah mulai. Untuk kebanyakan orang, diwaktu ini mereka akan mendesah, karena hari sebelumnya serasa surga bagi diri mereka.

(TN Note: bukan mendesah secara seksual. tapi "sigh")

Dan Nagumo Hajime bukanlah pengecualian dari gagasan ini. Bagaimanapun, dalam kasus Hajime, itu hanya hal simpel yang tidak perlu repot-repot ia pikirkan, sekolah yang nyaman terasosiasi dengan perasaan yang buruk, kemungkinan karena ia depresi. Seperti biasanya, ketika bel masuk berbunyi di sekolah, ia membuka pintu menuju kelas dengan tubuhnya yang kelelahan setelah bergadang semalaman penuh.

Disaat itu, Hajime menerima pandangan dan lidah yang mengercap dari kebanyakan siswa laki-laki dikelasnya. Para gadis dikelasnya juga tidak memiliki ekspresi yang bersahabat. Tidak apa-apa jika orang-orang itu berbeda, tapi ada yang mempunyai ekspresi jijik yang diarahkan ke arahnya.

Hajime mencoba mengabaikannya selagi ia menuju kursinya, tapi selalu ada orang yang mencoba untuk menghalanginya.

"Hey Kimoota*! Apa kau bermain game semalaman lagi? Aku penasaran apa itu game eroge?"

"Uwa, menjijikkan. Begadang semalaman untuk bermain eroge benar-benar menjijikkan."

Memangnya ada hal yang lucu untuk ditertawakan? Suara tawa itu datang dari Hiyama Daisuke. Dia adalah pemimpin dari para siswa yang merundung Hajime setiap hari. Tiga orang yang disebelahnya dengan tawa bodoh adalah Saito Yoshiki, Kondo Reiichi, dan Nakano Shinji, mereka berempat adalah yang paling sering merundung Hajime.

Seperti yang Hiyama katakan, Hajime merupakan seorang Otaku. Penampilan dan sikap Hajime tidak begitu buruk untuk dipanggil Kimoota atau untuk diejek. Tapi rambutnya yang pendek dan dia tidak punya rambut yang panjang. Dia tidak punya kepribadian yang tegas tapi bukan berarti dia anti-sosial, lagipula dia dengan jelas membalas balik perkataan orang. Dia pendiam, tapi dia tidak memberikan perasaan menyeramkan. Hajime hanya menyukai hal seperti manga, novel ringan, game, dan film.

Kritik dari masyarakat yang diterima otaku tersebut tentu saja kuat, secara umum tingkat ejekan tergantung tetapi tidak sampai permusuhan yang terbuka. Tetapi, kenapa semua siswa lelaki menunjukkan rasa menjijikkan dan memusuhinya?

Jawabannya adalah seorang gadis.

"Nagumo-kun, Selamat pagi! Hampir telat seperti biasanya, kau harus datang lebih awal."

Sang gadis berjalan ke Hajime sambil tersenyum. Di kelas ini, maksudku diseluruh sekolah ini, dia merupakan salah satu pengecualian yang bersikap baik kepada Hajime.

Arifureta Shokugyou De Sekai SaikyouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang