[5]

511 61 13
                                    





Minghao baru saja menaiki bus kota saat ia menemukan sosok yang dikenalnya melambaikan tangan. Junhui melambai dan menepuk kursi kosong di sampingnya yang segera diduduki minghao.

"Kebetulan sekali kita naik bus yang sama," gumam minghao senang dan dibalas anggukan jun.

"Kalau begini kan adil, tidak ada yang mentraktir haha"

Mereka tertawa sesaat. Minghao sedang membetulkan poni dengan kaca lipatnya saat jun berbisik, "ponimu sudah bagus kok. Kau cantik kalau memakai cardigan seperti ini."

Minghao menoleh dan memukul bahu jun pelan, "berhenti menggoda ku tuan wen!."

-------

"Kau ingin membelikan kakakmu apa?," tanya jun sambil menggigit crepes yang mereka beli di pintu masuk mall.

"Hmm.. apa ya? Menurutmu lelaki yang akan menikah suka diberi apa?," minghao mengeluarkan selembar kertas kecil berisi opsi hadiah.

"Mana kutahu. Aku belum akan menikah. Hmm coba kulihat. Kau ingin membelikan dompet? Ikat pinggang? Yah, kau pikir dia ulang tahun apa?," Jun berniat menjitak minghao saat sadar kalau yang ada di depannya itu seorang gadis, bukannya teman lelaki seperti yifan yang biasa dia jitak.

"Memang kenapa? Biasanya perempuan memberikan ini pada kakaknya kan?," tanya minghao polos.

"Tapi dia akan menikah, dan ini momen spesial. Pilihan hadiahmu payah sekali sih. Coba pikirkan sesuatu yang akan terus dipakai kakakmu, yang disukai pria dewasa."

"Lalu apa? Kau kan lelaki. Makanya aku mengajakmu kemari."

"Hmm.. bagaimana kalau jam tangan? Apa uangmu cukup? Sebuah jam yang klasik menurut ku cukup berkesan. Atau mungkin dasi, atau sapu tangan sutra. Kalau dia sudah bekerja dan menikah pasti akan sering memakainya," jun mengedarkan pandangan.

"Nah, disana ada toko jam. Mau coba masuk?."

-------

Setelah dua jam berkeliling dan masuk ke tiga toko jam berbeda serta dua toko baju pria mereka beristirahat. Junhui mengipasi tubuhnya dengan kipas pink yang ia rebut dari minghao. Sementara minghao cemberut melihat kipasnya diambil.


"Fyuh, kakiku rasanya mau lepas berjalan kesana kemari." jun mengeluh.

"Dan kau bahkan belum memilih! Geez, apa semua perempuan memang seperti ini? Mengelilingi penjuru mall dan pada akhirnya tetap saja membeli dari toko yang pertama mereka lihat?."

Minghao tertawa melihat jun mengomel panjang lebar. Dulu kalau dia melihat jun bicara di kelas saja dia sudah takut duluan karena tatapan mata jun yang mengintimidasi. Tapi di luar itu, ternyata semakin lama minghao mengenalnya junhui sesungguhnya orang yang menyenangkan untuk berteman dan cerewet sekali kalau sudah akrab.

"Maaf, aku tidak terlalu mengerti selera lelaki seperti kakakku dan malah mengajakmu kesana kemari. Kau pasti capek," minghao mengeluarkan tisu dan mengelap keringat dari pelipis junhui. Junhui  tidak mengira kalau gadis di sampingnya ini akan bersikap romantis di tempat umum --hei, mengelap keringat hal romantis bukan, apalagi bagi gadis kaku seperti minghao?--.

"Jadi kau sudah putuskan mau membeli yang mana? Kalau kau menyeretku untuk berjalan lebih lama lagi lebih baik aku tunggu disini saja."

Minghao melihat handphone nya yang berisikan foto barang-barang pilihannya (dengan junhui sebagai model --tubuh mereka hampir sama jadi lebih mudah membayangkan hadiah itu cocok atau tidak jika dikenakan jun). Seulas senyun mengembang di wajahnya saat ia menunjukkan sebuah foto pada jun, "kurasa aku akan membeli jam ini! Sepertinya cocok dipakai kakakku. Bagaimana menurutmu?"

[FF] Those Bygone Years [JunHao Seventeen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang