MCW 3

491 11 0
                                    

RINDRA POV

Meeting selesai dengan lancar walaupun gue sedikit kurang fokus. Selesai meeting gue langsung keruangan gue karena perut gue udah sakit gara-gara nggak sempat sarapan tadi pagi gara-gara telat.

Aahh.... sial maag gue kambuh lagi. Dengan cepat gue menekan interkom di dalam ruangan gue untuk memanggil sekertaris gue. Tidak lama kemudian sekertaris gue masuk keruangan gue kemudian duduk di kursi depan meja kerja gue tanpa gue suruh

"ada apa ndra" tanya sekertaris gue. Eiitss jangan heran kalau sekertaris gue ini gak sopan sama gue karna gak manggil gue dengan embel-embel pak atau boss karena sekertaris gue ini adalah sahabat gue waktu SMA dulu. Dulu memang dia memanggil gue dengan embel-embel pak pos tapi gue gak suka di panggil pak boss oleh orang terdekatku apalagi sahabatku, jadi gue nyuruh dia untuk manggil gue dengan nama gue aja kalau lagi berdua tapi kalau di depan rekan bisnis dan pegawai baru dia manggil gue dengan pak boss.

"lo.. temanin makan gih di restoran depan, gue lapar nich tidak sempat sarapan tadi pagi gara-gara telat bangun" ajak gue

"tumben lo telat biasanya juga nggak" kata rian

"ceritanya panjang ian, nanti gue ceritain kalau udah makan, ok" kataku yang dijawab dengan anggukan kepala oleh rian. Rian ini sahabat sekaligus tempat curhat gue kalau lagi ada masalah, masalah apapun itu semuanya gue curhatin ke rian.

Gue dan rian pun keluar kantor menuju restoran cepat saji di samping kantor gue. Sampai di restoran gue langsung pesan makanan dan rian Cuma mesan moccachino karena dia sudah sarapan sebelum ke kantor. Tidak lama pesanan gue pun datang dan gue langsung menyantapnya karena emang gue udah lapar banget.

Selesai makan gue masih belum buka suara, hingga akhirnya rian buka suara duluan.

"kenapa ndra ada masalah" tanya rian

"gak apa-apa kok ian" jawab gue

"cerita aja ndra kalau ada masalah sempat gue bisa ngasih solusi" tawar rian

"dari tadi gue merhatiin lo sering melamun gitu, pas meeting juga tadi lo nggak konsen gitu" lanjut rian

"masalah mama ian" kataku sambil mengaduk-aduk kopi yang ada di hadapan gue

"kenapa dengan mama ndra, sakit " tanya rian yang kelihat kaget mendengar jawabang gue tadi

"nggak ian, mama sehat kok" jawab gue. Memang rian juga manggil mama ke mama gue bukan tante karena itu permintaan mama kepada sahabat-sahabatku katanya udah dia anggap anak sendiri juga jadi harus manggil mama juga

"terus masalh apa" tanya rian lagi

"mama ngejodohin gue ian dengan anak alm.sahabatnya" jawabku

"apaaaaa...." teriak ian kaget dan hampir nyembur muka gue dengan moccachinonya

"ya elah ian gak usah teriak kali, malu tuh diliati sama orang-orang" kata gue, karena gara-gara ian teriak semua pengunjung restoran langsung ngeliat gue dan ian. Untung ini restorang masih sepi karena belum masuk jam makan siang jadi nggak malu banget.

"terus lo setuju gitu" tanya ian sambil ngelap bibirnya dengan tissu dan gue Cuma bisa jawab dengan anggukan kepala pertanyaan rian.

"lo tau sendirikan ian kalau mama udah bilang A gak ada yang boleh ngerubahnya jadi B" kata gue pasrah sambil menyeruput kopi yang ada di depan gue

"terus lyra lo apain" tanya rian. Lyra itu mantan gue yang selalu ngejar-ngejar gue karena gak terima gue putusin. Gue putus dengan dia karena dia selingkuh di belakang gue

"itu masa lalu rian" jawabku

"tapi yang gue liat dia masih sayang banget sama lo" rian

"dia itu Cuma sayang sama harta dan jabatan gue ian" kataku. Memang buktinya dia Cuma sayang sama duit gue soalnya dia baru hubungin gue duluan kalau mau minta dibelikan ini itu dan itu membuat gue muak sama dia.

my cool wifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang