Good Bye Denzel

900 68 1
                                    

Aku masih mencari Rein sampai sekarang. Waktu menunjukan jam 5 tapi dia masih juga belum kutemukan.

Ditengah pencarianku, aku menemukan pintu ruangan kosong (seperti pos penjaga) yang berada ditengah taman tersebut.
Aku beranikan diriku untuk memeriksa kesana.
Dan ternyata aku lihat Rein ada disana tergeletak didalam sana.
"Reiin!!" teriaku dan membuka pintu tersebut.
Ternyata aku menemukan seekor Ular yang menancapkan giginya di paha Rein. Alangkah terkejutnya aku.
"Reiinn! Reiinn!! Seseorang tolonngg!!!" teriakku panik karena menemukan Rein yang kulitnya sudah pucat.
"Denzel.." panggilnya nada lemas
"Rein bertahan lah aku akan bawa kamu keluar"
Lalu ada dua orang Bapak yang mendatangiku
"Hey dek! Ngapain kamu!?"
"Pak tolong teman saya pak, dia digigit ular" aku neminta tolong
"Waah.. bahaya ayo cepat! Bantu" kata Bapak itu

Ketika mereka keluar aku masih ada di dalam ruangan itu dan mendekati seekor ular tadi. Sungguh hatiku sangat hancur dan bingung.
Aku melampiaskan kemarahanku dengan membungkus Ular itu dengan karung dan menempelkan kepalanya di dinding dan memukulnya bertubi-tubi. Setelah itu kubiarkan.

*Selang waktu jam 7 malam.
Orangtua Rein dan orangtuaku tau kejadian ini, kemudian membawa Rein kerumah sakit Medika P*******
Perasaan takut dan bersalah menyelimuti pikiranku. Perasaanku sangat takut.

*Dokter keluar
"Bagaimana anak saya Dok.?" tanya Mama Rein
"Maaf Bu. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi karena racun ular yang sangat kuat dan saat itu Rein tidak dapat pertolongan segera, ia tak dapat kami tolong"

Perkataan Dokter tadi benar-benar memukul ku dengan keras. Serasa dipukul dibagian dada.
Tak kuasa aku menahan tangisku.
Dan orangtua kami turut berduka atas meninggalnya Rein
"Ini semua salahku, Tante, Om maafkan aku.." aku meminta maaf kepada orangtua Rein
Tapi mereka tidak menjawabku karena menangis.
Sungguh benar-benar bodoh diriku.
"Denzel, sabar Nak kamu harus kuat"
Kata Mamaku sambil memelukku.

Kemudian kami diizinkan masuk oleh Suster untuk melihat Rein yang terakhir kalinya.

"Rein, maafin aku yang gak bisa jaga kamu. Maafin atas kesalahanku"
Ucapku dalam hati.
Orangtua Rein memaafkan aku. Mereka tabah dan kuat dan mereka percaya karena memang sudah waktunya.

"Tuhan, maafkan aku. Aku mohon tempatkanlah Rein di sisi-Mu"
Aku berdoa.

"Denzel, aku akan selalu ada dihatimu, jaga dirimu baik-baik, I Love You Denzel"
Bayangan Rein datang memelukku, kemudian pergi

Hey guys! Ini adalah cerita pertamaku.
Kalau kalian suka sama cerita ini, give me a Vote and give a comment.
Menerima kritik dan saran.
Thankyou ^^

TOK TOK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang