First Game!

977 54 7
                                    

Sesuai janji ku dengan Rein, aku akan mengikuti permainannya.
Kali ini aku bisa hidup seperti biasa layaknya orang Normal dan lebih aktif dalam dunia Akademik ku. Tentu saja karena adanya Rein disampingku.
Arwah dari kekasihku yang sudah meninggal kini aku bisa melihat ia kembali walau alam kami berbeda.

Saat malam hari, aku memutuskan untuk makan diluar karena hari ini jadwal kelasku sampai malam.

Saat diperjalanan, Rein memberi tau sesuatu.

"Denzel, aku merasakan aura negatif. Berhati-hatilah" ucap Rein
"Sesuatu yang buruk akan terjadi?" tanyaku.
"Selamat datang dipermainan pertama" ucap Rein
"Apa!?"
Seketika Rein menghilang lagi.

Setibanya direstoran aku pun makan malam. Jam menunjukkan pukul 19.00, aku memutuskan untuk pulang kerumah.

Saat menuju parkiran aku melihat ada seorang perempuan berlari dikejar 4 orang Laki-laki.

"Rein, kau tau itu ada apa?" tanyaku pada Rein
"Kejar mereka Denzel, Wanita itu dalam bahaya, empat pria itu mau memperkosa dia" ujar Rein padaku
"Apa!!? Berarti ia dalam bahaya"
"Denzel, sebelum kau pergi aku akan merubah penampilanmu agar tidak diketahui mereka" ucap Rein

Rein merubah warna rambutku menjadi merah gelap dan membuatku memakai masker bergigi (see Kaneki Ken).

"Rein, apa menurutmu aku harus begini?" tanyaku dengan heran
"Denzel gak ada waktu buat tanya itu ayo cepat!"
"Baiklah!"

Aku berlari mengejar mereka. Rein memberitau petunjuk permainan
"Peraturan pertama habisi mereka, kalau mereka jerah karena kau maka jangan bunuh mereka. Tapi kalau mereka berbuat sesuatu yang bisa membuat amarahmu naik, bunuh saja mereka"
"Oke Rein, bisa kuterima" Ucapku

Aku sampai pada mereka
"Hey lepaskan dia! Menjauh darinya!" teriakku
"Siapa lo? Berani banget masuk kekuasaan kita!" Kata Preman 1
"Lepaskan perempuan itu! Atau kalian akan tau akibatnya"
Preman 2 mencekik gadis itu dan menjatuhkannya ketanah.
"Lo mau cari mati yah?" ucap Preman 2
"Rein, pisau" ucapku pada Rein.
Dan pisaupun muncul di tanganku. Aku menyimpannya disarung pisau yang dikaitkan di gesperku.
"Maju kau!" Kata preman 1

Lalu akupun berlari menghampiri mereka untuk bertarung demi menyelamatkan gadis tersebut.
Aku sempat lemah menghadapi 4 preman itu. Tapi aku tetap berdiri melawan mereka. Akupun bisa menang dengan tangan kosong.

Ronde kedua mereka mengeluarkan senjata mereka masing-masing Golok, Arit, Rantai dan Pisau abri yang sama dengan milikku.

Sementara aku hanya dengan Pisau abri ini.
Pertarungan pun dimulai lagi.
"Denzel aku akan membuatmu lebih kuat. Aku akan melindungimu." ucap Rein.

Aku pun mengelak serangan dan mengelabui mereka. Tangan mereka seolah ku permainkan sehingga dua orang terkena senjatanya sendiri sehingga mengeluarkan darah dan membuatnya pingsan.
Aku pun tidak mendaratkan pisau ku pada mereka, melainkan hanya bermain dengan tangan mereka.

"Haah?? Matanya?? Matanya berubah jadi merah bersinarr!?" Preman 1 terkejut.
"Dia itu iblis mungkin! Ayo cabuutt!!" kata Preman 2 dan akhirnya mereka melarikan diri."

Aku heran saat mereka bilang mataku berubah jadi merah.
"Rein, apa yang terjadi, apa maksudnya 'mata merah bersinar'?" tanyaku pada Rein
"Kau menang Denzel mereka semua sudah kalah telak denganmu"
"Huufftt... Baguslah Rein" aku merasa lega

Aku hendak mendekati gadis tadi. Ia pun terluka cukup parah, dibagian pipinya biru.

"Makasih udah nolong aku, tapi kamu menjauh dariku.. Aku takut" Ia ketakutan melihatku

Warna merah dirambutku kini hitam kembali. Aku membuka maskerku dan memperlihatkan wajahku
"Tenanglah, aku ini manusia yang sama sepertimu" ucapku menenangkannya.

Aku mengantar dia keluar dan ku carikan Taksi untuk ia pulang dan aku kembali melanjutkan perjalananku kerumah.

...Bersambung..

Hey guys! Suka dengan bagian cerita ini?
Give me a vote and comment! See you next time! ^^/

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

TOK TOK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang