Jenna membuka matanya secara perlahan-lahan, sambil mencoba mendudukkan tubuhnya. Ia memandangi sekitarnya dengan teliti sambil berpikir keras.
"Aku..aku di dalam penjaraa?" Tanyanya ntah kesiapa. Namun, tiba-tiba salah seorang prajurit berseragam biru dengan lambang kerajaan Caralements di dada kirinya menjawab pertanyaan Jena
"Iya. Kau ada di dalam penjara" salah satu pengawal itu membukakan pintu besi ini dan mendekati Jena. Jena hanya bisa melangkah mundur dan berteriak
"Jangan dekati aku!!! BEBASKAN aku!!!" Teriak jena sambil mencoba meloloskan diri dari prajurit yang lebih besar dan lebih kuat ini.
"Jangan kau kira karna kau itu dari blacky kami takut padamu-"
"AKU TIDAK DARI BALCKY!!! AKU DARI KERAJAAN, NEGARA INI JUGA!!!" Balasku dengan teriakkan dan isakan
"Sudah! DIAM!!!" Salah seorang prajurit itu berteriak keras.
....
"Jadi. Kamu yang dari Blacky?" Tanya sang raja kepada jena.
"TIDAKK!!!AKU DARI NEGARA CARALEMENTS!!!" Pekik jena sambil memegangi kakinya yang penuh luka akibat cambukkan yang dilakukan prajurit akibat jaena tidak berkata dengan jujur. Tapi, tidak ada yang percaya sama jaena jika ia memiliki rambut berwarna hitam tinggal di negara -Carelemnts- ini.
"USIR DIA!!! JANGAN SAMPAI ANAK INI DATANG LAGI KE NEGARA INI!!" Tintah sang raja, dan para prajuritnya membopong Jena dengan kasar menuju hutan yang jauh dari kerajaan Carements.
'Ayah...ibu..., apa salahku??' Lirihnya dalam hati.
Jena dan para pasukan kerajaan Caraments membawa jena dengan kasar, hingga di tengah-tengah hutan. Mereka membuang tubuh Jena dengan kasar, hingga Jena merasakan perih dan sakit di sekujur tubuhnya. Jena hanya bisa menangis, dan memohon agar ia bisa kembali ke rumahnya.
"Hei! Kau ANAK YANG DARI KERAJAAN BLACKY! JANGAN KAU MENGINJAK TANAH KERAJAAN CARALEMENTS LAGI! ENYAHLAH KAU DARI SINI!!!" Kata-kata kasar itu keluar dari mulut salah seorang pasukan dan mereka pergi dari hadapan Jaena.
"Ayah...ibuu...." lirih jaena. meratapi luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya sambil menyesali yang telah ia lakukan.
Bila saja, aku tidak ingin menginjak rumput di luar rumah. aku mungkin, tak akan seperti ini.
Hari sudah mulai sore. Langit sore yang indah, bewarna orange, ditambah burung-burung yang berterbang bebas diangkasa. Menambah indahnya sore. Tapi!, setelah keindahhan ini, akan menjadi malam yang gelap-gulita dan berbahaya jika kita berada di hutan. SENDIRIAN.
Langit sudah berangsur-ansur gelap. Suara burung hantupun mulai terdengar. Membuat suasana malam ini menjadi malam yang mencekam, nan dingin. Jena memeluk dirinya sendiri dengan kuat, sambil meraba-raba jalan yang akan ia tuju. Ia tidak tahu jalan yang harus ia tuju. Bahkan, rumahnya saja ia tidak tau ada di daerah mana. Ini,pengalaman pertama bagi Jena berada DILUAR rumah.
Guguguu~
Suara burung hantu mulai terdengar. Jaena masih terus berjalan tanpa tujuan. Namun, jaena menemukan sebuah sungai kecil yang di sekitar sungai itu ada cahaya bulan yang mungkin akan menemaninya malam ini. Jaena berlari kecil sambil menahan rasa sakit yang menjalar di tubuhnya.
Jaena duduk, memainkan air sungai itu, sambil membersihkan darah-darah yang sudah mengering di kulitnya.Ksk-ksk-ksk*suara daun-daun yang bersentuhan.
Jaena menghentikan aktivitasnya dengan air. Mengerutkan dahinya, menyipitkan matanya.
Drap drap drap
Langkah kaki seseorang di tengah kegelapan. Perlahan-lahan namun pasti. Semakin kuat derapan langkah kakinya di telinga jena.
"AAAA!!!!" Teriak jena melengking. Seseorang yang ada di sana masih berdiam diri. Wajahnya yang ditutupi oleh jubah yang panjang dan gelapnya malam, jaena tidak dapat mengenali sosok misterius di depannya. Ntah laki-laki atau perempuan.
"Siapa kau??!" Tanya jena. Sosok misterius itu berjalan maju ke arah jena. Jena hanya diam ditempat. Ia tidak tau harus kemana lagi. Jena hanya bisa mendongkakkan sebuah ranting pohon yang tidak terlalu panjang ke arah sosok itu.
Sosok itu menghentikan langkahnya sebelum benar-benar dekat dengan Jena. Sosok itu membuka jubahnya. Dan, tiba-tiba angin pun tertiup. Mengibaskan jubahnya yang telah ia buka, dan mengibaskan rambut jena yang terikat dan rambut orang misterius itu.
"Siapa kau??" Tanya jaena hati-hati
"Aku adalah..."
.
.
."Vack!!~" sambung nya, tanpa bisa menghindar, leher jena tiba-tiba sudah ada di bahu Vack.
"Apa yang kau lakukan, vack?!!!" Jena mendorong vack. Namun, vack tidak bergerak sama sekali. Vack hanya tersenyum miring.
.
"Duduk di situ" vack menunjuk rerumputan dekat pohon yang rindang.Vack dan Jena duduk di bawah pohon yang rindang. Dan mereka saling berbagi cerita satu sama lain. Hingga akhirnya mereka tertidur dibawah pohon yang rindang.
.
.
.
Jena mengerjapkan matanya beberapa kali, menyesuaikan intensitas cahaya yang berlomba-lomba merasuki indera penglihatannya. Jena menatap Vack yang juga menatapnya, Tatapan tajam seolah tak bersahabat terlihat sangat jelas. Mendadak tenggorokan Jena terasa kering, matanya membulat mengarah ke aliran air sungai yang sangat jernih."Kau haus?" Tanya Vack yang langsung dibalas anggukan oleh Jena.
Lelaki berambut pirang kotor itu bangkit dari duduknya seraya melepas sebuah selendang yang melingkar di dahinya. Ia mencelupkan selendang itu dalam air, menyerap air yang cukup untuk Jena minum.
"Minumlah." Vack memberikan selendang itu pada Jena.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kumpulan Samcer LWC
RandomBerisi sekumpulan samcer yang siap anda baca.. Siap anda kritik.. Siap anda revisi, karena kami belum revisi