Jatuh Cinta

556 19 0
                                    

Hari ini Mayya mempunyai rencana untuk pergi ke toko buku, untuk membeli buku-buku baru. Setelah pulang ngampus ia langsung pergi ke toko buku. "Ehm, ukhiy, ana mau ke toko buku nih, ada yang mau ikut?" Ajak Mayya kepada kedua sahabatnya. "Uhm, maaf ya, May. Kita mau lihat-lihat pakaian muslimah di dekat kuripan. Sebenernya mau ajak kamu, tapi duluan kamu yang ngajak. Enggak apa-apa kan, ya?" Anita menjelaskan dan meminta maaf. "Oh, iya gak apa-apa. ya udah. Aku duluan ya. Assalamu'alaykum" Mayya pamit. "Wa'alaykumussalam" jawab keduanya serempak.  "Maaf, ya May kita gak bisa nemenin" Nia berucap setengah berteriak karena langkah Mayya yang semin menjauh. "Iya" Mayya mengacungkan jempol nya pertanda bahwa ia baik-baik saja.
     Sesampainya di toko buku, Mayya langsung masuk dan menuju kumpulan buku Islam. Ketika ia menemukan sebuah judul buku yang menarik, ia pun hendak mengambilnya. Namun na'as, buku tersebut terlalu tinggi baginya. "Hufhh!!" Iya menghela nafas panjang karena tak berhasil menjangkau buku tersebut. "Uwhh. Gimana, nih! Ah sebel, deh" gerutu nya sendirian. Ketika ia hendak menjangkau benda itu lagi, tiba-tiba ada tangan kekar seseorang yang menjangkau buku itu juga. "Ini, mba" memberikan buku itu kepada Mayya. "Ah, makasih, mas" Mayya menyambut dengan senang hati buku tersebut sambil melihat orang yang telah menolongnya. "Deg!"  Mayya kaget dengan yang menolongnya, salah satu dari 3 ikhwan yang terdapat Bilal waktu itu. sama terkejutnya dengan yang ditolong. Yang menolong pun tak kalah kaget bahkan jantung 'Zakky' kini marathon sangat cepat. Yups, Muzakky Ahmad lah yang telah menolong Sumayya Fadhillah. dengan raut wajah kaget Zakky mematung didepan Mayya. Dan kecanggungan pun terjadi. Namun, agar tak ketahuan gugup, Mayya mulai membuka percakapan di antara mereka. "Uhm, hey! Kenapa?" Mayya menyadarkan Zakky dari keterdiamannya. "Hah? Oh.. eng.. enggak apa-apa" bah, Zakky seperti orang bodoh dibuatnya. Gelagapan iya menjawab pertanyaan simple yang dilontarkan Mayya. Haha. "Oh, saya kira 'mas' kesambet. Haha. Ups. Maaf ya mas. Bercanda" Mayya mengacungkan dua jari tangan kanannya membentuk huruf V 'peace'. "Hehe, enggak, mba" jawab Zakky dengan cengir kudanya. "Oh, manis sekali, ya Allah lelaki di depannya ini. Hah? Astaghfirullah" Mayya segera menundukkan kepalanya setelah ia sadari menatap lelaki yang bukan mahramnya. "Ehm. kamu mahasiswi UIN As-Salaam kan?" Zakky mencoba mencairkan kecanggungan sekaligus mencaritahu tentang gadis yang ada di mimpinya. Kepo gitu ya si Zakky haha. "Oh, iya. Saya mahasiswi UIN As-Salaam. Mas juga kan?" Jawab Mayya di akhiri pertanyaan diakhir kalimatnya. "Iya, saya mahasiswa UIN As-salaam fakultas Syar'i semester 7. Kalau boleh tau, anti fakultas apa dan semester berapa?". "saya fakultas syar'i juga, semester 5, kak" Mayya memanggil kakak memang karena kaka angkatan bukan. Dan Zakky bukan main kaget nya dipanggil kaka dan ada terselip bahagia disana. Tiba-tiba "Zakky tersenyum?" benak Mayya. "Ah, jangan panggil kakak. Panggil saja Zakky. Kenalin nama saya Muzakky Ahmad" Zakky menyatukan kedua telapak tangannya di depan dada. "Deg!!" "Jadi?? Ini bilal kampus? MasyaAllah. Inilah orang yang mengganggu fikiranku, membuat kadar kepo ku tentang nya naik 10 level sekaligus" benak Mayya. Mayya mematung dengan ketidakpercayaannya, keterkejutannya. Melihat keterdiaman Mayya, Zakky pun menyadarkannya. "Uhm, wa masmukiy, ya Ukhtiy?" Zakky bertanya. Memang dari tadi gadis ini tak mengenalkan namanya. "Hah? oh. Nama saya Sumayya Fadhillah. Panggil saja Mayya" jawab Mayya. Jantung mereka berdetak begitu cepat, se iring dan se irama, senada seolah menjadi melodi yang menyanyikan lagu cinta khas Arab. "Ya, Allah.. Sumayya Fadhillah? Gadis yang mengisi mimpiku. Mungkinkah ia menjadi jodohku? Apakah aku sedang jatuh cinta? Atau hanya nafsu kah ini? Ya Allah. Ampuni aku" benak Zakky. "Oh, iya Zakky. Mau bareng cari buku? Kamu mau cari buku apa?" Mayya yang lagi-lagi membuka percakapan dan mengurangi kecanggungan. Memang Mayya sosok yang supel dan bisa menyembunyikan apa yang ia rasakan. seketika Zakky tersadar lagi. "Uhm. yuk, cari buku islamic lah" jawab Zakky. "Uhm. Gimana kalo novel islamic disana? Yuk!" Ajak Mayya menunjuk kumpulan novel islamic di toko ini. Entah kenapa Zakky tak bisa menolak ajakan Mayya, dengan cepat mulutnya menjawab "Yuk!". Merekapun mencari buku dan mulai memilih buku, berdua. Sesekali mereka diskusi tentang buku, saling memberi saran, atau bercerita, serta bercanda. sesekali gelak tawa terdengar di antara mereka berudua. Tak terasa waktu sangat cepat berlalu, tiba-tiba jam menunjukkan pukul 5 sore. "Uhm, May? Udah dapet semua buku yang kamu cari?" Tanya Zakky. "udah, nih". "Ya udah, ke kasir, yuk". "Yuk". Setelah membayar buku, merekapun keluar dari toko buku. Dan diparkiran Zakky kembali membuka bicara. "Kamu pulang ke arah mana, May?" Tanya Zakky. "Aku ke asrama pondok, Ky" . "Ooh. Kamu mondok, dimana?". "Ponpes umum Jannatun na'im, ky". "Oh, disitu. Yah gak searah. Maaf ya gak bisa nganter, soalnya ada urusan". Ups lolos pula kata-kata itu dari mulut Zakky. "Hah? Apa an? Zakky mau nganter? Perhatian banget" benak Mayya. "Iya, gak apa-apa, Ky. Lagian aku bisa pulang sendiri" jawab Mayya. "Iya udah. Aku buru-buru, May. Hati-hati dijalan, ya. Sampai jumpa next time. Alaykissalam" Zakky pun menyalakan mesin motornya. "Iya kamu juga, ya . Hati-hati. Wa'alaykumussalam". Merekapun pergi ketempat tujuan masing-masing.

***
           "Ya, Allah. Apa-apa an ini?? kenapa hatiku sesak seperti ini? Pertemuan dengan Bilal? Aaarrgghh!! Tak boleh. Aku tak boleh menaruh hati padanya. Sahabatku telah jatuh cinta lebih dulu dengannya. tidak! tidakk!!! Ya Allah janganlah Engkau biarkan aku menjatuhkan hati kepada seseorang yang tak akan menjadi imamku kelak"
Pukul 2:28 subuh. Sumayya terbangun dari tidurnya. Ah iya memimpikan Zakky didalam tidurnya. Kejadian bersama Zakky terus terbayang-bayang. "Astaghfirullah. Ya Allah". Mayya langsung mengambil air wudhu. Melaksanakan tahajud bersama santriwati-santriwati lain di masjid pondok. "Apakah ini cinta, ya Robb? Atau hanya sekedar nafsu? Ya Allah. Ampuni aku. perasaan ini kenapa ya Allah?".
         Pukul 10:23 pagi, di kampus. Mayya hanya duduk di taman kampus sambil membaca buku yang ia beli kemarin. peristiwa bersama Zakky terbayang lagi. Aarrggh!! Namun tiba-tiba seseorang menyapanya. "Assalamu'alaykum, Mayya!". Mayya pun menoleh sambil menjawab salam. "Wa'alaykumussalam. Eh!" Mayya kaget, siapa yang telah menyapa dan menemuinya. "Rizky? Ngapain kamu disini? Eh. Em maksudku, apa yang kamu lakukan disini?" Nada suara Mayya mulai terdengar lain. Gugup. Iya seperinya. "Nemuin kamu lah. Terus?? Gak boleh emang?" Mimik wajah Rizky memelas. "Iya bolehlah. Tapi kenapa harus di kampus? Em, soalnya..." belum selesai Mayya bicara sudah di potong oleh Rizky. "Soalnya aku gak bisa nemuin kamu di pondok. Kamu juga susah di hubungin" jawab Rizky enteng. Sebenarnya ada hal lain dihatinya. Yaitu, Mayya takut pertemuannya dengan Rizky terlihat oleh Zakky. Entahlah kenapa Mayya seperti menjaga perasaan Zakky. Seperti pacar yang menjaga perasaan pacarnya. Iyakan? Tapi bukan. Mereka gak pacaran kok. Mana mungkin. Padahal Mayya sendiri tak tahu apakah ikhwan itu memiliki perasaan padanya atau tidak. "Em. Ky, aku ada kuliah nih. Aku masuk dulu, ya" Mayya memcoba menghindar. "Oh. Aku tunggu sampe pulang, yah. Abis itu kita bisa makan bareng di cafe yang sejalan dengan pondok kamu" tawar Rizky. "Eeh, jangan, Ky!!" Spontan nada suara Mayya naik 1 oktaf. Rizky dibuat kaget oleh Sahabatnya. "Kenapa, may? Rizky memicingkan matanya. Mencari alasan dimata Mayya. "Eng.. a.. em. Maksud aku, aku lama pulanya, soalny jadwal ngampus masih lama, dan setelah itu aku ada kegiatan kampus, Ky. Mungkin sore pulangnya" Mayya menjawab gelagapan. Tak biasa ia berbohong seperti ini. Tanpa alasan pula. Hah tanpa alasan? Yang jelas maksudnya. "Uhmm. Oh, ya. Gak ada istirahat emang? Padahal cuma makan siang gak bisa, yah?" Rizky sedikit kecewa. eh banyak deh. Emang Rizky benar-benar kecewa dengan sahabatnya ini. "Yawdah. Aku balik deh. Semangat ya belajarnya Mayya. Assalamu'alaykum" Rizky pulang dengam kekecewaannya. Padahal ia ingin menceritakan banyak hal dengan Mayya. Mungkin jika ia berani ia akan melamar Mayya langsung. Ah, mungkinkah?.
"ya Allah. Ampuni aku telah membohongi sahabatku" . benak Mayya.
  
--------

Alhamdulillah. Kelar juga. Hehe
Maaf kalo gak ada feel nya saat ngebaca. 😅
Hayyo kasih vote nya dong. wkwk..
Salam dari kota Banjarmasin

Amelia Putri

Bidadari Untuk BilalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang