Tentang Perjodohan

502 16 3
                                    

Zakky yang sedang asyik dalam khusyu nya membaca Al-Qur'an didalam kamarnya, tiba-tiba ia harus menghentikan aktivitasnya tersebut, karena mendengar suara ketukan pintu dari pintu kamarnya.
Ia pun segera meletakan Al-Qur'an kesayangannya di atas meja belajarnya, lalu membukakan pintu.

"Assalamu'alaykum, anak umi" Umi memberi salam setelah dibukakan pintu oleh putranya.

"Wa'alaikumussalam, eh umi. ada apa umi?" Tanyanya

"Abi memanggilmu, temui ia diruang keluarga"

"Oh, baiklah, umi. Zakky segera kesana"

Zakky berjalan santai menuju ruang keluarga.

Sesampainya disana, ia melihat sosok yang begitu dicintai dan diseganinya, abi.

"Assalamu'alaykum, abi"

"Wa'alaykumussalam"

"Abi memanggil Zakky?"

"Iya, nak. Ada yang harus abi bicarakan"

"Soal apa abi?"

"Kamu kenal dengan Nafisah?"

"Kenal, bi.. Dia putrinya kiai Ahmad, bukan?"

"Iya."

"Kenapa bi?"

"Dia itu cantik, cerdas, dan berpendidikan. Dia siswi akselerasi sejak SD, SMP, dan SMA."

"Hmm.." Zakky menyimak.

"Sekarang dia sedang kuliah di Kairo."

"Lalu?"

"Haha.. Kamu tidak mengerti?".

"Maksud Abi?".

"Abi dan Kiai Ahmad ingin menjodohkan kalian."

"Duaaarrr"
seperti ditembak sniper. Tak bersuara namun mematikan. Tak mampu lagi ia bersuara.

Bagaimana dengan Mayya? Bagaimana dengan hatinya? Bagaimana dengan perasaannya? Haruskah ia lepas begitu saja?

Yang ia khawatirkan jika Mayya pun juga berharap pada dirinya.

1 menit.. 2 menitt.. Zakky tak kunjung bicara. Kemudian Abi mengeluarkan suara berwibawanya.

"Apakah kau sedang jatuh cinta?"

Untuk kedua kalinya dalam satu waktu. Abinya kembali membuat jantungnya sakit.

"Zakky tak tahu, bi". Jawabnya menunduk.

"Jaga pandangan dan kemaluanmu, nak"

"Zakky tak mengerti, bi. Apakah ini fitrah-Nya tau godaan syaiton yang terkutuk".

"Abi tak memaksamu, nak".
Abinya langsung meninggalkannya di ruang keluarga.

----------------------

Matanya sayu menatap senja yang mulai menyelimuti siang. Menggantinya dengan gelapnya malam.
Hatinya tak karuan.

Percakapannya dengan abah terus saja terbayang.
Apa yang akan terjadi setelah ini?

Flashback

Malam ini ia hendak bermanja ria dengan kedua orang tuanya.

"Udah besar banget anak abah, cantik sekali. Tambah sayang abah mah sama kamu". Ujar sang abah memulai percakapan.

"Iya lah. Anak siapa doeloe? Anaknya abah dan umi, kan? Hehe". Balasnya.

"Bah, kasih tau". Ucap umi.

"Kasih tau apa, mi?" tanyanya.

"Tanya abahmu?"

"Apasih ini, bah? Ih main rahasia-rahasian mah. Gak asik"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bidadari Untuk BilalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang