#02(si Pencopet Cantik)

20 0 0
                                    

Matahari pagi menyinari ruang kamar tidur seluas 2x3m yang ditempati oleh seorang gadis berambut panjang. Siapa lagi kalau bukan si Triple Pri? Ia menggeliat dan beranjak dari posisi tidur menjadi terduduk ditepi ranjang. Sambil mengusap pelan wajah putihnya, Prima mencari-cari sandal jepit dengan kedua kakinya. Mengambil anduk yang digantug disandaran kursi, lalu berjalan keluar kamar, menuju ke kamar mandi.

.

"Huuaaaaaaa...!!!" suara pekikan dua orang terdengar keras dan bersamaan. Ya, itu suara Prima dan Deno. Mereka sama-sama berteriak karena Prima yang tanpa bertanya terlebih dahulu langsung masuk ke dalam kamar mandi. Sementara didalamnya masih ada Deno yang sedang menyabuni tubuhnya.

.

"Kampret lo, Dendeng! Sumpah. Kaget setengah mati gua!" Prima dudu bersandar di kursi meja makan yang berada tak jauh dari kamar mandi.

.

"Salah lo sendiri p'a! suruh siapa buka kamar mandi tanpa nanya dulu, atau ketuk pintu dulu 'kek!" Deno tak mau kalah dengan kekesalan yang Prima lontarkan. "Kebiasaan gak ngucap salam pas masuk rumah. Inget ya, sekarang lo bukan lagi princess!" lanjut Deno yang diiringi suara guyuran air.

"YA UDAH, CEPETAN!" kali ini Prima memekik karena sudah terlalu kesal akan ocehan Deno yang lumayan membuatnya tersinggung dan kembali mengingat wajah sang Ayah yang kini sudah sangat ia benci tersebut.

.

Ya, Prima sangat membenci Ayahnya yang dianggap telah menjadi penyabab kematian sang Ibu. Kasus korupsi yang melibatkan Ayahnya itu membuat hidup Prima sangat hancur dan tak tentu arah. Sudah hampir setahun Prima berusaha melupakannya. Walau kadang masih teringat dan kembali menjadi beban pikirannya. Dan, hari ini Deno kembali membuatnya teringat masa lalu tersebut. Prima menangis dan mulai merasa marah.

.

Deno sudah keluar dari kamr mandi dan melihat Prima yang tengah duduk sambil menunduk, dan kesua telapak tangannya yang mengepal kuat. Deno bergidik ngeri melihat tingkah Prima pagi ini. Ia juga mulai merasa ada sesuatu yang salah telah terjadi. Deno mulai mengingat-ingat apa yang salah itu. Hingga akhirnya ia teringat akan ucapannya saat meluapkan kekesalan tadi. Ya, kalimat 'Inget ya, sekarang lo bukan lagi princess!' lah yang membuat suasan pagi bagi Deno sangat mencekam.

.

"Prima..." laki-laki berkulit hitam manis itu coba untuk menyapa Prima sambil menyentuh pundak kanan gadis itu. Namun, tak sampai sedetik menyentuh pundak Prima, satu tepisan keras ia terima. Hal itu membuat Deno sangat terkejut.

.

Prima bangkit dari duduknya dengan sangat cepat, hingga membuat kursi yang tadi ia duduki menjadi jatuh terjungkal nke belakang. Deno semakin terkejut dibuatnya. Tatapan tajam dan seolah akan menguliti lawannya hidup-hidup itu Prima layangkan pada Deno yang masih berdiri mematung dihadapannya.

.

Dengan gerakan yang cepat, Prima menarik kedua sisi kerah baju Deno. Tatapannya masih sama, bahkan semakin tajam. Deno berusaha meminta maaf dan damai dari Prima, namun semua itu tak digubris oleh gadis bermata hazel tersebut.

.

"Gua gak akan pernah maafin lo kalo sampe lo ulangin kesalahan lo hari ini. Itu JANJI gua!" Prima mendorong Deno sampai hampir terjatuh. Lalu berjalan masuk kek kamr mandi. Meninggalkan deno yang masih terdiam ditempatnya.

.

"Dasar Deno bego'!" desis Deno sambil memukul pelan pelipisnya sendiri.

***

TRIPLE "PRI" :DWhere stories live. Discover now