"Salah satu hal lain yang membuat kamu sangat tidak memiliki nasionalisme adalah kebiasaan jelekmu itu yang mengumpat soal hari Senin," cibir Kak Iman. Aku merengut. "Bukannya aku gak tau tiap Senin subuh kamu sering banting-banting pintu lemari gak jelas. Gila,"
Hampir aku memungut kaus kaki paling bau milikku untuk dijejalkan pada mulut rombeng kakakku.
"Ibu kakak seorang guru," Kak Fuad tiba-tiba memulai ketika Kak Iman sibuk berpaling ke arah lain seolah dengan begitu dia bisa melanjutkan kedongkolannya yang tersisa. Aku secara khusus mengalihkan perhatian padanya, menghapus pikiran edan soal memungut kaus kaki itu. "PPKN lagi. Tau, 'kan? Dia ngajar kamu, Emma."
Tidak tahu apa nyambungnya dengan semua ini. Aku berpikir sejenak dan mengangguk ketika aku mengingat kebenaran itu.
"Melalui beliau, pola pikir kakak soal ini benar-benar terpengaruh." Kak Hadi tertawa dan (pertama kalinya kulihat) Kak Gilang nyengir karena sadar Kak Fuad tidak terpengaruh sendiri. Aku yakin pengaruh ini juga berujung pada teman-temannya, pada kakakku sendiri.
"Jadi, kenapa hari Senin diadakan upacara bendera?" dia mengedarkan pandangan pada yang lain, dan berakhir padaku. "Padahal, Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan hari Jum'at, 17 Agustus 1945. Karena, hari Senin adalah hari pertama memulai kegiatan setelah libur akhir pekan. Tubuh dan pikiran diasumsikan sudah beristirahat sebelumnya. Senin adalah awal siswa sekolahnmasuk setelah libur hari Minggu. Awal pekan dirasa layak mengisi nilai-nilai nasionalisme."
Sebenarnya tidak terlalu benar juga. Justru sebaliknya, yang kupikirkan setiap Senin pagi adalah auk menginginkan lebih banyak hari libur.
"Kalau Jum'at, sudah mulai kehilangan semangat. Udah dekat ke akhir pekan," sambung Kak Gilang nyengir ke arahku.
Sepertinya dia benar-benar dalam mood baik saat ini.
Kak Fuad mengangguk setuju. "Apa sih yang ada di pikiran pada hari Jum'at? Mulai dari pulang cepat sampai rencana hangout malam minggu sudah hilang deh fokus ke pelajaran. Ada banyak rutinitas dari hari Senin sampai Kamis, belum lagi kegiatan ekskul dan kalau terdaftar, pengurus OSIS."
Kak Iman menyelesaikan, "jadi sudah bisa ditebak kalau upacara bendera diadakan setiap Jum'at, gak akan ada yang terfokus dari manfaatnya, yaitu mewujudkan rasa nasnionalisme. Untuk membayangkan kerasnya perjuangan melawan penjajah. Beratnya melihat kawan yang tumbang dalam mempertahankan perjuangan. Beratnya meninggalkan keluarga dan sanak saudara menuju medan perang yang sulitnya bukan main."
Kerja rodi membangun jalan Anyer-Panarukan. Aku merenung bagaimana jika aku yang dipaksa bekerja seperti itu.
Memang benar juga. Bergidik, aku tersadar. Aku tidak bisa membayangkan aku akan mampu bersabar. Juga, kalau upacara bendera diadakan hari Jum'at. Mungkin tidak ada waktu banyak untuk kegiatan belajar-mengajar.
"Dan terakhir," kata Kak Hadi setelah kami berhenti menertawai Kak Gilang yang tanpa sengaja mengakui bahwa sebenarnya, hari Senin adalah peringatan hari kelahirannya. Jadi menurutnya, upacara itu untuk menghormati kelahirannya. "Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mewajibkan setiap sekolah melaksanakan upacara bendera setiap Seninnya. Kalau tdak, akan dikenakan hukuman sebagai ganjarannya."
KAMU SEDANG MEMBACA
FGHI
Short StoryBerjuta alasan untuk membenci hari Senin, tapi Emma berusaha memperbaiki opininya terkait keringanan untuk hibahan pemikiran negatif darinya untuk si hari kedua dalam kalender Masehi.