Vote sebelum dibaca
#Happy reading#
Orang-orang berkata, "Kamu tidak takut". Sebenarnya tidak. Saya rasa saya orang yang paling takut. Saya takut pada ombak-ombak besar itu. Namun, imaginasi kita selalu lebih besar dari pada realitas. Menghadapkan diri pada hal yang kita takuti mungkin cara terpenting untuk menjadi terbiasa dengannya, menjadi akrab dengannya, dan tiba-tiba saja hal itu tidak memiliki kekuatan seperti sebelumnya- Laird Hamilton
***************
"Aku tau apa yang bahkan tidak kau beritahu So Eun, dan satu yang pasti, jika kali ini kau harus memilihku. Itu keharusan dan tidak ada kompromi"
Kim Bum meletakkan kembali ponselnya, matanya menatap penuh pada dua lilin menyala di atas mejanya. Segala sesuatu untuk makan malam romantis seperti impian So Eun telah disediaknnya. Tangan itu mengetuk-ngetuk jari, dilihatnya terus dan terus lelehan lilin yang berjatuhan. Seperti hatinya yang mulai bersiap-siap untuk kecewa kembali. Dirinya sudah seperti seonggok daging disana, ditemani dingin malam yang menerpa kulit wajahnya.
Pria itu kembali menertawakan nasibnya, membari kesempatan pada gadis yang dirinya sendiri tidak yakin jika gadis itu akan berubah. Dan gadis yang sejak tadi berada dalam angan angan terus mencari dan mencari, mencari pria yang dibutuhkan Ji Eun.
Well, rupanya So Eun lebih memilih untuk mencari Soo Hyun lebih dulu baru akan mendatangi Kim Bum dengan doa semoga Kim Bum sabar menunggunya. So Eun mencari segala tempat yang di prediksinya akan didatangi Soo Hyun, namun semua nihil. Meminta bantuan segala linknya, namun hasilnya sama saja. Pria sialan itu berhasil menyulit bahkan akan merusak hubungannya dengan Kim Bum.
Dari kediaman hingga kantornya, pria itu tidak disana dan tidak satupun yang dilihatnya. Dan waktu itupun sudah tidak lagi terasa, hingga jam telah menunjukkan pukul 11.20 malam namun hasilnya kosong. So Eun bahkan menangis sambil mencari cari Soo Hyun, dia sangat takut Kim Bum akan meninggalkan makan malam mereka dengan kecewa. Demi apapun So Eun sudah pasti sangat ingin makan malam berdua dengan Kim Bum.
So Eun bahkan meneriaki nama Soo Hyun marah saat sudah berada dalam mobilnya, teriakan dengan tangis ketakutannya. Jika hanya karena alasan usaha, So Eun mungkin tidak akan berhasil menemukan Soo Hyun. Tapi doanya dalam hati itu yang berkekuatan, rupanya kalimat indah yang mengatakan jika kekuatan dari usaha hanya setengah dari kekuatan doa beraplikasi dalam diri So Eun.
Ponselnya menyala, menunjukkan kontak Soo Hyun yang sedari tadi di hibunginya secara berganyian dengan menghubungi Kim Bum tidak aktif sama sekali. Justru nomor sialan itu yang lebih dulu menghubunginya.
*******Berulangkali pria pemilik wajah tertekan itu menyalakan ponsel namun mematikan kartu simnya. Mata itu tidak pernah lepas dari wallpaper pada ponselnya, sesekali air mata itu jatuh telah begitu saja meninggalkan Ji Eun. Pemandangan yang berulang kali dihindari Suzy yang memegang stir.
Sesekali gadis itu membuang nafas, dan berusaha setengah mati untuk mengalihkan fokus kejalan di depan mereka. Hingga sekian lama akhirnya dirinya lelah dan menghentikan sendiri mobil itu, melakukan rem mendadak yang pasti sangat mengejutkan Soo Hyun. Mata itu seketika menoleh kearah Suzy, menatapnya penuh tanda tanya.
"Kau tidak perlu ikut jika kau selalu seperti ini, kau pikir Appa akan diam melihat kau seperti ini saat bersamaku?"
"Jadi, kau ingin aku seperti apa? Kau ingin aku tertawa bahagia di depanmu sementara aku hanya berpura-pura?"
Suzy lagi dan lagi membuang nafas, ingin menangis sama seperti pria itu.
"Apa kau tidak kasihan padaku, kau tidak kasihan melihat aku yang sangat tersiksa melihatmu menderita karena gadis lain?"
KAMU SEDANG MEMBACA
FILANTROPI "BUMSSO vers"
RandomKIM SANG BUM . KIM SO EUN KANDAS namun masih sangat MEMBEKAS Duka yang entah dimana tepinya.... Pengorbanan yang kerap di abaikan... Perjuangan yang kosong tak berbekas.. Ketulusan dibalas basa basi menyesatkan... Kesucian yang dirampas perbedaan...