"Letakkan tangan dihatimu dan tanyakan pada dirimu sendiri, apa yang kau inginkan? Hal pertama yang muncul di benak selalu merupakan keinginan yang benar"
Vote Sebelum Dibaca
Happy Reading
"Jangan meneriakiku, menjauhlah. Pergi pada Mommy dan jangan lagi berpikir untuk menganggu pekerjaanku yang sedang membaca"
"Astaga monster kecil ini" Kesal Ji Eun membuang nafasnya panjang, tidak terduga segala jawaban ajaib dari anak itu. Dipandangnya So Eun dan Daniel bergantian dan menggeleng setelahnya.
"Oh Tuhan, apa yang kau makan saat mengandung anak itu, apa kau menelan abu dari Albert Einstein?"
"Tidak, hanya beberapa kali menelan abu buku yang diciptakan pria cerdas itu"
"Kau bersungguh-sungguh" Heran Ji Eun dan menatap So Eun takjub.
"Tentu saja" Jawab So Eun dengan senyuman, tidak salah predikat bodoh yang diberikan anaknya pada gadis di depannya, bagaimana bisa gadis itu berekspresi percaya?
"Aku bercanda, kau bodoh sekali" So Eun menoyor pelan kepala Ji Eun yang membuat gadis itu meringis. So Eun sedikit bersyukur saat ternyata kehadiran Daniel berhasil menarik perhatian Ji Eun, setidaknya gadis itu tidak melulu memikirkan kesedihanya.
Setelah panjang kali lebar So Eun dan Ji Eun bertukar pikiran, tapi mereka tidak mendapatkan satu kesimpulan yang pasti, karena seperti apapun So Eun membujuk serta menjelaskan mengenai Soo Hyun, Ji Eun lebih memilih bertahan pada prinsipnya jika dia tidak akan memaafkan pria itu, Ji Eun sudah mendendamkan jika kelakukan pria itu sudah tidak bisa dimaafkannya, dari dipermainkannya hatinya, hingga ketidak adaan kabar pria itu selama dirinya di India, ketidak pedulian pria itu ketika dulu orang tuanya meninggal, termasuk pada bagian jika kepercayaanya diperalat Soo Hyun untuk memenuhi obsesi gila dan jahat dari Suzy. Yang paling tidak diterimanya adalah, bagaimana bisa pria itu menipunya, mendekatinya dan kemudian mengajaknya berkencan namun untuk wanita lain? Jadi benar dugaanya ketika dulu, jika pria itu memang tidak pernah mencintainya.
So Eun lebih memilih untuk bergerak menuju kaca, setelah semua ini bukankah seharusnya dia kembali? Ji Eun sudah pulih, dan dia juga sadar jika Ji Eun bahkan sudah bisa pulang kembali, dan yang pasti tidak ada lagi yang menjadi urusan So Eun disana. Sekilas dilihatnya Ji Eun yang ternyata kembali asik dengan Daniel, mereka tidak henti-hentinya berdebat dan saling mengejek. Bukan saling sebenarnya, karena yang terlihat justru Ji Eun yang selalu berdecak kesal lantaran Daniel selalu melawan kata-kata bahkan mengalahkan argumennya. Yang sangat diherankan Ji Eun adalah, bagaimana bisa anak sekecil Daniel secerdas itu.
"Astaga menjauhlah, kau mengangguku" Pekik Daniel saat Ji Eun merasa warna yang diberikan Daniel pada gambar di bukunya tidak sesuai
"Seharusnya kau beri warna hijau agar terlihat indah"
KAMU SEDANG MEMBACA
FILANTROPI "BUMSSO vers"
RandomKIM SANG BUM . KIM SO EUN KANDAS namun masih sangat MEMBEKAS Duka yang entah dimana tepinya.... Pengorbanan yang kerap di abaikan... Perjuangan yang kosong tak berbekas.. Ketulusan dibalas basa basi menyesatkan... Kesucian yang dirampas perbedaan...