#RCMJScience: Quantum Entanglement

766 63 9
                                    

Oke! Selamat datang lagi di #RCMJScience, dan untuk bahasan kali ini, kita akan bicara soal salah satu hal yang paling sulit kudeskripsikan di seluruh RCMJ: keterkaitan kuantum, alias quantum entanglement.

Gila Fi, denger namanya aja gue udah pusing duluan.

Sama.

Jadi, sebelum kita mulai, sila siapkan dulu Panad0l atau Par4mex di dekat kalian. Ehehe.

Gak deng.

Aku akan berusaha untuk menjadikan penjelasan yang ini sebersahabat mungkin.

Sebenarnya bicara soal fisika kuantum tidak sememusingkan itu, kok.

Kalau mengutip dari Barack Obama, "Anyone can quantum." Ini judul kampanye yang akhirnya dirilis oleh Caltech untuk menarik anak-anak muda untuk belajar fisika kuantum, karena dalam waktu dekat, fisika kuantum bakal mengubah cara kita hidup.

Sumpahapa? Segimananya, Fi?

Sip! Berarti kita siap mulai.

Ready?

Oke. Pertama, sebelum masuk ke quantum entanglement, kita musti tahu dulu apa itu fisika kuantum.

Apa itu fisika kuantum?

Ada dua definisi dari Merriam-Webster's Dictionary, yaitu definisi simpel dan definisi lengkap. Definisi lengkapnya berbunyi begini:

"A theory of matter that is based on the concept of the possession of wave properties by elementary particles, that affords a mathematical interpretation of the structure and interactions of matter on the basis of these properties, and that incorporates within it quantum theory and the uncertainty principle."

Panjang dan ribet, ya? Aku sebenarnya mau menerjemahkan yang itu saja karena lebih tepat dan sudah memberikan gambaran tentang seperti apa dunia kuantum nanti, tetapi karena ribet, jadi kuberikan saja definisi sederhananya:

"A branch of physics that deals with the structure and behavior of very small pieces of matter."

Ta-ta-ta! Lebih ringkas! Terjemahannya kurang-lebih seperti ini: cabang fisika mengenai struktur dan perilaku potongan materi yang sangat kecil.

Berarti kita akan bicara soal susunan (struktur) dan tingkah (perilaku) potongan materi yang sangat kecil.

Seberapa kecil, sih, sangat kecil itu?

Kalau menurut physicsweb.org, ukuran itu sekitar 10 pangkat -9 meter, atau 10 pangkat -6 milimeter. Itu sekecil apa? Coba ambil penggaris dan lihat jarak satu milimeter. Sekarang potong jarak itu jadi sepuluh. Kecil sekali, 'kan? Itu baru 10 pangkat -1 milimeter. Bagi lagi jadi sepuluh. Terus, sampai kau membaginya enam kali.

Nah, dalam jarak sekecil itu, hukum fisika yang berlaku mendadak berubah.

Well, persisnya bukan berubah juga, sih. Lebih tepatnya, interaksi antar partikel perlu rumus baru yang bisa menggambarkan mereka. Semacam, apa ya? Semua rumus yang menggambarkan kejadian di skala besar—momentum, percepatan, dan berbagai hal lain—sebenarnya hanya rumus yang (ternyata) adalah turunan dari rumus yang berlaku di skala kuantum.

Namun, rumus-rumus yang ada tadi juga pasti menggambarkan suatu interaksi, 'kan? Maksudku, mereka pasti menggambarkan bagaimana suatu partikel berperilaku, atau mempengaruhi partikel lainnya. Berarti, berhubung ukuran partikel berbeda-beda, kita perlu tolok ukur yang jelas untuk bicara soal skala sangat kecil ini. Akhirnya, standar yang ditetapkan adalah jarak minimal yang dibutuhkan untuk meneliti efek elektromagnet, karena interaksi terkecil yang bisa kita amati—sejauh ini—adalah elektromagnet.

Myth Jumpers: Bonus ContentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang