#RCMJScience: Evolution

459 33 0
                                    

Halo, dan selamat datang lagi di #RCMJScience! Edisi kali ini akan membahas sesuatu yang kemungkinan besar sudah sering teman-teman dengar di kehidupan sehari-hari—tidak seperti quantum entanglement atau hyperspace—jadi mungkin teman-teman bisa lebih mudah paham yang ini. Yah, harapannya sih, hehe.

Jadi, seperti biasa, rilekskan dulu otak teman-teman, karena kita akan segera masuk ke dalam topiknya.

Siap? Sudah duduk dengan nyaman?

Jika sudah siap, ini dia.

Topik kita hari ini adalah evolution—evolusi.

Apa-apaan nih, Fi? Gue gak percaya evolusi!

Aku tidak mau berprasangka padamu, jadi baca dulu yang perlu kusampaikan. Oke?

Jika teman-teman ingat, aku membahas mengenai evolusi di Bab 14, ketika Luke, James, dan Laura menyusun rencana untuk melawan Kur. Luke mengajukan ide menggunakan naga karena mereka telah berevolusi lebih maju daripada Kur. James menyetujuinya dengan memberi perbandingan antara salah satu jenis manusia purba, Meganthropus, dengan manusia modern, Homo sapiens.

Jadi, sebenarnya, evolusi itu apa, sih?

Sebelum kita masuk ke definisi dari evolusi itu sendiri, pertama kita harus paham soal hereditas.

Hereditas itu yang gimana, Fi?

Hereditas berasal dari kata heredity, turun dari bahasa latin hereditare, yang artinya 'warisan' atau 'penerus'.

Coba teman-teman perhatikan baik-baik fitur fisik teman-teman. Bentuk hidung, misalnya. Atau mungkin bentuk bibir. Alis? Sudut mata?

Mungkin teman-teman pernah dikomentari oleh tetangga, "Ih, mirip sama ibunya, ya?" saat sedang berjalan-jalan dengan Ibu. Atau mungkin ibu teman-teman pernah berkomentar bahwa muka teman-teman itu, "Ayah banget."

Nah, hereditas maksudnya adalah bahwa sifat-sifat suatu makhluk hidup itu bisa diturunkan. Karena itulah manusia yang kawin dengan manusia anaknya juga manusia.

Pernah, tidak, teman-teman terpikir—kok bisa, sih, aku mirip orang tuaku?

Aku di sini menyebutkan kalau sifat bisa diturunkan, 'kan? Namun, kok bisa? Bagaimana caranya?

Misalnya, mata ibumu berwarna biru, lalu matamu juga jadi biru. Bagaimana caranya tubuhmu tahu bahwa mata ibumu berwarna biru, lalu membuat warna matamu sama dengan itu?

Atau, misalnya, warna mata dari seluruh keluarga ayahmu itu cokelat. Warna mata dari seluruh keluarga ibumu juga cokelat. Lalu matamu juga cokelat. Lha, kok matamu bisa tahu bahwa dia harus berwarna cokelat? Bagaimana caranya?

Nah, sifat-sifat yang seperti ini akan kuanalogikan dengan tampilan ponselmu. Coba lihat layar ponselmu. Apa wallpaper-nya? Apakah sama dengan ponsel orang di sebelahmu? Ponsel adikmu, mungkin?

Ponselmu bisa memiliki tampilan yang unik karena kamu memainkan informasi di layarnya. Dengan memilih salah satu fotomu untuk jadi wallpaper, misalnya, kamu memberi tahu pada setiap piksel di layar ponselmu untuk tampil seperti apa.

"He, kamu nanti warna merah, ya. Sebelahmu juga merah. Sebelahmu juga merah. Nanti habis itu merah magenta. Setelah itu biru langit."

Dan seterusnya sampai ribuan piksel di layarmu semuanya tahu harus tampak seperti apa.

Seperti ponselmu, tubuhmu bisa memiliki tampang tertentu—warna, bentuk, susunan, dan lain-lain—karena dia punya informasi yang dia butuhkan.

"Oh, aku harus saling menyusun dengan rapat dan mengumpulkan kalsium untuk menyusun diri," kata tulang bagian luar.

Myth Jumpers: Bonus ContentsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang