half a heart part1

27.6K 610 20
                                    

Aku merapihkan barang-barangnya di apartemen barunya. Setelah pernikahan Ramond dan Kyla, aku harus pergi dari rumah mereka dan berhenti mengganggu mereka. Berbicara dengan mama memang sangat sulit, tapi aku sangat mengenal mama. Walau awalnya sulit untuk menjelaskan pada Mama, pada akhirnya ia bisa meluluh.

Kini aku masih merapihkan pakaianku di apartemen baruku. Ada dua alasan kenapa aku pindah ke apartemen, pertama, karena aku memilih untuk melanjutkan kuliah manajemen bisnis. Dan kedua, untuk menghindar dari seorang seseorang.

Aku menarik napas dan menghembuskannya. Aku bukan wanita yang beruntung dalam soal percintaan. Saat SMA aku pernah di tinggalkan oleh kekasihku, hanya dengan alasan aku terlalu protektif padanya. Dan aku juga pernah di duakan, dan alasannya adalah, dia memang mencintaiku, tapi aku tidak bisa bermanja padanya. Dan beberapa lainnya tak pernah bisa bertahan lama padaku, karena aku adalah wanita yang mandiri. Hingga saat aku masuk dalam kuliah, aku tidak lagi memikirkan soal laki-laki. Dan di tambah deklarasi Mama tentang perjodohan aku dengan adik sepupuku sendiri.

Jangan berpikir buruk tentang Mama, jika kalian pernah bekerja keras dalam sebuah usaha dan membangunnya dari titik nol hingga menjadi sebuah perusahaan yang amat besar. Kalian pasti tidak ingin kehilangan usaha itu. Dan kakekku masih berpikir kolot dengan mewariskan seluruh usahanya pada cucu laki-lakinya satu-satunya. Dan itu membuat Mamaku menjadi sangat emosi berat. Jadilah dia membuat aturannya sendiri, Ramond boleh mendapatkan semua warisan dari kakek, tapi harus menikah denganku.

Pada awalnya aku berusaha untuk bicara dengan mama, kalau aku dan Ramond satu darah. Tapi bagi mama Ramond adalah orang luar, karena dia anak di luar nikah. Dan aku pun tidak bisa mengelak dari mama, karena bagiku mama adalah segalanya. Kami salping mengisi satu sama lain. Dan dia adalah hidupku setela papa pergi.

Masih merapihkan pakaianku, aku memasukannya ke dalam lemari. Mama sudah mengatakan padaku untuk membawa pembantu di rumah, tapi aku menolak karena aku ingin belajar hidup mandiri. Dan walau lelah dengan sesi rapih-rapih pakaian ini, aku harus terbiasa dan tidak boleh lagi bergantung pada siapapun.

Aku memilih untuk kuliah di bandung di salah satu kampus terbaik. Sesekali juga aku akan tetap kontrol ke kantor, karena Ramond belum biss menangani semuanya sendiri. Di tambah lagi ia masih harus bulak-balik ke rumah sakit dan mengurus baby Chalista.

Setelah beberapa lama akhirnya aku menyelesaikan tumpukan baju. Beberapa aku taruh di lemari gantung dengan deretan warna yang pas dan untuk pakaian lipat, aku juga menumpuknya dengan sesuai warna.

Kini aku rebah di sofa, menskrol ponselku melihat beberapa foto. Sebelum pindah ke bandung aku mengajak semua keluargaku untuk libur bersama. Dan dengan sangat berbelit, akhirnya mama mau menerima Ramond dengan keluarganya. Ini sangat menyenangkan dan awal baru untuk kami.

*****

Aku menghubungi Billa teman lamaku untuk menemaniku makan. Kami pergi ke salah satu rumah makan khas Bandung dan memesan makanan. Aku memilih nasi timbel yang keliatannya menggiurkan. Sedangkan Billa hanya memilih seblak yang super gila pedas.

Jika beberapa orang baru mengenalku, mungkin mereka hanya akan mengenal sosokku yang egois, keras kepala, arogan dan ambisius. Begitulah orang yang hanya mengenalku dalam waktu singkat. Termasuk dia.

Tapi hanya Billa yang bisa dekat dan menerima seluruh sifat burukku. Bahkan ia pernah bilang," lo itu nutupin semua sifat baik lo dengan keburukan lo." Aku pun tidak mengerti dengan kebaikan yang Billa katakan. Karena aku tak pernah merasa memiliki sifat baik.

"Gimana si..."

"Jangan ngomongin dia." Potongku. Selera makanku sedikit berkurang karena Billa mengingatkanku pada sesuatu yang ingin aku lupakan.

half a heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang