half a heart part6

13.3K 571 17
                                    

Chanisa menahan kepala Daniel. Membiarkan pria itu memberikannya ciuman dan lumatan dilehernya. Mengerang akan setiap sentuhan pria itu. Membiarkan dirinya meluluh dalam gairah dan mengalah akan dinginnya malam.

BERSAMBUNG

Chanisa bernyandarkan tubuhnya di tembok. Seakan meminta sandaran saat tulangnya terasa lemas. Ciuman panas Daniel sungguh membuatnya kehilangan keseimbangan. Walau tangannya terlilit dileher Daniel. Dan tangan Daniel menyanggah pinggangnya. Ia tetap saja merasa tak sanggup berdiri. Tubuhnya seakan berubah menjadi agar-agar.

Nafas keduanya berderu menjadi satu. Daniel yang merengkuh Chanisa. Seakan tahu kalau tubuh kecil itu tidak lagi memiliki kekuatan untuk berdiri. Nafas panasnya terasa di terasa di bibir Chanisa. Cecapan penuh kelembutan dan nafsu pun menguasai keduanya. Seakan ingin terus mencecap bibir manis itu. Seakan bibir manis itu hanya menjadi miliknya. Pribadi.

*****

Salju masih mengelilingi kota cambridge. Membuat Chanisa dan Daniel dengan nyamannya tertidur di kasur. Seakan hari masih berjalan lambat. Deringan smartphone Daniel yang mengejutkan keduanya.

Chanisa yang lebih awal terbangun dan menyadari tangan Daniel yang terlingkar posesif dipinggangnya. Mata Chanisa tertuju pada wajah pria disampingnya. Ia tersenyum mengingat semalam.

Ciuman panas Daniel yang berulang kali di rasakannya. Tangannya yang tak hentinya memberikan belaian di tubuhnya. Tapi ia tidak melakukan lebih dari itu. Padahal Chanisa bisa melihat gairah penuh di wajah pria itu.

"Ahh..." lenguh Chanisa saat merasakan sebuah ciuman dan hisapan lembut terasa di lehernya. Chanisa merengutkan keningnya kesal. Bibirnya yang masih menyisahkan sedikit bengkak. Mengerucut seakan memprotes perlakuan Daniel.

Bukannya meminta maaf pria itu menarik tubuh Chanisa dan melumat bibirnya sekilas.

"Pagi..." Sapanya tanpa dosa. Chanisa memukul bahu Daniel dan beringsut pergi. Ia berjalan ke pantry dan mengambil roti gandum dan susu.

Daniel tersenyum dan ikut pergi mengikuti Chanisa. Tak memperdulikan dirinya yang hanya bertelanjang dada. Matanya masih memperhatikan tubuh Chanisa yang terbalut baju tidur tipis dan tranparan. Hampir saja ia mengambil sesuatu yang bukan miliknya semalam. Jika ia tidak menekan hasratnya, mungkin kini mereka telah menyesali dengan apa yang mereka lakukan sekarang.

"Kamu ingin sarapan? Biar aku hubungi petugas resort untuk membawakanmu sarapan." Daniel tak menjawab. Ia hanya berdiri dihadapan Chanisa. Menyisakkan sedikit jarak. Ia tak berani mendekat lebih jauh.

Tangan Daniel terulur ke pergelangan tangan Chanisa dan menarik tangan itu kebibirnya. Di gigitnya roti gandum milik Chanisa. Chanisa hanya terdiam beberapa saat, sampai ia bisa mencerna fikirannya kembali.

"Rasanya cukup manis, nona." Goda Daniel di kuping Chanisa. Dan tak lupa sebuah ciuman mendarat di pipi Chanisa yang memerah.

*****

Chanisa POV

Pria ini sungguh gila! Setiap desahan nafasnya. Sentuhannya. Dan tatapannya seakan membuat tubuh meremang. Sesuatu yang liar di diriku seakan keluar dari persembunyiannya. Beruntung Daniel dapat menahan dirinya. Jadi aku pun dapat mengimbanginya. Jika tidak? Oh tuhan, aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan.

Musim dingin masih menghiasi kota cambridge. Tempat ini terasa sepi saat musim dingin. Siapa juga yang mau bermain selancar di musim dingin? Atau berjemur. Atau bermain pasir yang sudah tertutupi salju.

Aku meneguk coklat panas yang baru aku pesan di cafe. Jujur aku tidak sanggup berjalan terlalu jauh lagi. Udara diluar sungguh dingin. Bahkan baju musim dinginku dan sepatu yang aku pakai tak mampu menahan hawa dingin di tubuhku. Sarung tanganku pun sepertinya tak berpengaruh.

half a heartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang