Part 3

36.3K 1.1K 38
                                    

Fey mengerjapkan matanya sejenak, mengamati ruangan disekelilingnya yang terasa asing baginya. Dan setelah seluruh kesadarannya terkumpul, perlahan semua memori tentang kejadian yang telah dialaminya beberapa saat yang lalu mulai berkelebatan dalam benaknya.

Tangannya terulur kearah kepalanya, menarik kuat rambutnya untuk menghentikan kelebatan memori yang terus berdatangan di kepalanya.

Matanya kembali menelusuri kearah tubuhnya, dan mendapati bahwa dirinya tengah dalam keadaan polos tanpa sehelai benang pun, hanya seuntai selimut tebal yang membungkus tubuhnya. Sementara pakaiannya telah berserakkan di lantai tanpa bisa dipakai lagi.

Ketika hendak beranjak turun dari single bed yang ditempatinya, dapat dirasakan nyeri di area kewanitaannya yang mampu membuat Fey menitikkan air matanya meringis sakit.

Meskipun ia merasa sakit disekujur tubuhnya, akan tetapi rasa sakit itu tak sebanding dengan rasa sakit dihatinya. Ia benar-benar merasa dilecehkan oleh lelaki biadab itu.

Setiap bekas jejak yang lelaki itu tinggalkan ditubuhnya terasa begitu menjijikkan baginya.

Sesuatu yang selama ini telah ia jaga dengan sangat, kini telah direnggutnya. Pandangan Fey kini kosong, kedua bola matanya kini tak lagi memancarkan kehidupan. Bahkan air mata pun rasanya telah enggan untuk menetes. Ia telah kehilangan sesuatu yang berharga untuknya.

Entah apa yang akan dilakukan keluarganya jika keluarganya mengetahui hal ini. Masihkah mereka akan memaafkannya? Atau apakah dia akan dibuang oleh keluarganya.

Memikirkan itu semua, malah semakin membuat Fey merasa pening di kepalanya. Pandangan matanya semakin memburam, hingga lama-kelamaan semuanya terasa kabur dan akhirnya kegelapan mengambil alih dunianya.

Fey jatuh tidak sadarkan diri. Setelah beberapa saat, tampak masuk seorang pria yang membawa sesosok wanita paruh baya dengan daster menjadi pembungkus kulitnya, yang sengaja dia bawa untuk membersihkan tubuh Fey dan juga mengenakan pakaian untuknya.

Tak lama setelahnya, masuklah sekumpulan bodyguard yang segera membopong tubuh Fey untuk dibawa masuk kedalam sebuah mobil berwarna hitam yang sudah disiapkan.

***

Suasana kampus kini telah menjelang sore, dan secara kebetulan hanya ada beberapa mahasiswa yang ada di kampus tersebut.

Sehingga tidak sulit bagi para bodyguard tersebut untuk menutup mulut para mahasiswa yang tengah melihat mereka tengah membopong Fey, atau bisa dikatakan menculik?

***

Ketika Fey mengerjapkan matanya, lagi-lagi suasana asing yang didapatinya.

Akan tetapi ketika menengok kebawah, keadaannya telah berbeda. Tubuhnya tidak lagi dalam keadaan polos, tetapi telah terbalut pakaian baru yang berbeda dengan pakaiannya.

Entah siapa yang telah memakaikannya pakaian, itu tidak penting lagi.

CEKLEKK

Suara pintu yang dibuka tak mampu menyadarkan Fey dari kebingungannya. Fey masih tetap bergeming memandang kosong kearah sekujur tubuhnya.

Sesosok berbadan tegap dengan setelan jas armani lengkap, tampak berjalan ke arah Fey. Matanya yang berwarna abu-abu memandang lurus pada Fey yang bahkan tak menggubris kedatangannya.

"Aku tidak menyangka kalau kau masih perawan. Tapi aku tidak pernah menyesal menjadi yang pertama untukmu." Perkataannya mampu menyadarkan Fey, dan hal itu membuat Fey menatapnya nyalang.

"BRENGSEKK.." teriak Fey sambil mengepalkan tangannya kuat, kukunya tampak memutih akibat kepalannya.

"Ku akui itu memang diriku." Jawab pria ini dengan entengnya.

"Apa maumu?" Dengan pandangan kosong dan putus asa, Fey berkata dengan lirih sambil meredakan emosinya yang sempat terpancing.

"Kau tanya mauku?" Sebuah kekehan kecil terukir dibibirnya sambil melangkahkan kakinya kearah Fey.

"Yang kuinginkan adalah..." lelaki yang bernama Arnold tersebut memberi jeda selama beberapa saat, sebelum kemudian melanjutkan perkataannya. "Aku menginginkanmu menjadi pemuas nafsuku." Arnold menyentuh dagu Fey dengan tangan kanannya.

PLAAKKK

Fey menepis tangan Arnold di dagunya, lalu menampar keras pipi kiri Arnold.

Hal itu membuat Arnold sedikit terkejut, dan mampu membuat Arnold memegang pipinya yang terasa panas, lalu diikuti dengan seringai licik dia berucap "ternyata nyalimu besar juga sugar... tapi itu tak mampu membuatku mengubah keputusanku memilikimu"

Fey tak lagi menggubris perkataan Arnold, ia tetap diam tak bergeming dengan pandangan kosong.

"Sebentar lagi pramusaji akan datang menbawa makanan. Pastikan kau memakannya, akan sangat merepotkan jika kau sakit." Arnold berjalan meninggalkan Fey.

Blamm

Secara perlahan Fey menolehkan pandangannya kesamping. Suasana diluar tampaknya tengah hujan deras disertai petir. Bahkan langit tampak hitam tak berbintang.

Fey menurunkan kakinya berpijak pada dinginnya lantai marmer. Tak dipedulikannya rasa sakit yang dirasakannya diarea sensitifnya. Ia mulai melangkahkan kedua kakinya menuju jendala.

Memandang hujan dengan kilatan petir yang menyambar-nyambar. Tak lama kemudian ia kembali melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Membuka dan kemudian mengunci pintunya dari dalam.

Bagai mayat hidup, ia mengisi bath up dengan air dingin. Membuka pakaiannya satu per satu dan merendam dirinya dalam dinginnya air dalam bak mandi.

Fey terus menerus menyabuni seluruh tubuhnya dengan kasar, bahkan air matanya pun enggan menetes.

Tak lama kemudian, terdengar suara ketukan pintu diikuti suara roll roda makanan yang dibawa masuk kekamar, lalu sekian detik kemudian terdengar pintu ditutup dari luar.

Fey menyudahi acara mandinya lalu mengenakan bathrobe yang tersedia di dalam kamar mandi dan melangkah keluar.

Fey menatap kearah makanan yang diantar pramusaji tadi dan berjalan kearahnya, mengambil sebilah pisau buah di atas piring buah lalu kembali melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi.

Fey tersenyum lirih, sebelum kemudian menaruh sebilah pisau buah tadi diatas urat nadinya, dan kemudian menyayat pergelangan tangannya dengan kuat hingga cairan merah pekat memancar keluar dari urat nadinya yang tersayat.

Tbc--

Jangan lupa vote dan comment nyaa... !~ hargai lahh yang udah repost demi kaliaan 😭😭

Kecup basah muah muah dari duo author keceh :*

Marisa dan Aprilia

The Unlucky Girl [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang