Part 3

2.9K 41 0
                                    

Mendadak....

Suara tertawa seram yang menggidikkan hati berkumandang datang dari belakang punggungnya, dengan hati kaget Lam Kong pak buru2 putar badan. tapi Sebentar kemudian ia sudah dibuat berdiri tertegun dengan kehilangan semangat.
Kiranya Toa Loo cung-cu Cioe Ci Kang tahu2 sudah berada dibelakang tubuhnya.
Lam Kong Pak pernah merasakan bagaimanakah hebatnya ilmu "Coe Khek Hek Hong cau" dari Cioe Cien cien, ia mengerti dirinya bukan tandingan musuh. mungkin hanya didalam satu jurus serangan dari Cioe Ci Kang pun ia tak bakal sanggup menerima. Tapi pada saat ini ia masih menyaru sebagai nyonya muda bahkan tidak tahu apakah Cioe Ci Kang mengetahui penyaruannya atau tidak. karena itu pura2 tenangkan hatinya ia menjura memberi hormat. "Menantu menghunjuk hormat."

Terhadap tindak tanduk Cioe Ci Kang sudah lama sang pemuda ini merasa tidak puas oleh sebab itu kata2 Tia tak sanggup diucapkan keluar. walaupun dalam penyaruan iapun tidak rela.
Air muka Cioe cung cu berubah pucat pasi dan kaku bagaikan es. tiba2 bentaknya berat, "Kau berasal darimana? mengapa menyaru sebagai menantu untuk menyelundup masuk kedalam perkampungan ?"

Lam Kong Pak menjerit kaget dan mundur tiga langkah kebelakang, sekarang urusan sudah terbukti dan tak mungkln dikelabuhi lagi,
Selagi siap2 ingin putar badan melarikan diri siapa sangka Cioe Ci Kang yang telah diliputi rasa membunuh tidak memberi kesempatan lagi baginya untuk meloloskan diri. Baru saja Lam Kong Pak gerakkan badannya, pandangan mata terus ber-kunang2 tahu2 urat nadinya sudah tercengkeram, Diam2 Lam Kong Pak salurkan hawa murninya coba meronta, tapi bukannya berhasil lolos sebaliknya aliran darah malah mengalir keatas, delapan buah urat nadinya sakit mau pecah tidak terasa lagi ia menghela napas panjang, "Aaaaah. . .habislah sudah...."

Tiba2 suara bentakan berkumandang datang dari luar tembok berkelebat datang sesosok bayangan manusia yang bergerak cepat laksaana kilat, belum sempat Lam Kong Pak melihat jelas wajahnya orang itu sudah tiba kurang lebih tiga langkah dari Cioe Ci Kang.

Sang Cung-cu dari perkampungan Toa Loo sao-cung ini tidak berani berlaku ayal, buru2 ia lepas tangan dan berdiri saling berhadapan dengan orang itu.
Ketika Lam Kong Pak meneliti orang itu lebih jelas lagi, maka dapat dilihat ia bukan lain adalah si dara cantik yang mainkan peranan dalam sandiwara panggung tadi. saat ini dengan sepasang biji matanya yang jeli sedang memandang kearahnya dengan tajam.
"Jikalau saudarapun datang kemari dengan membawa tujuan, lebih baik cepat2 mengundurkan diri dari perkampungan Toa Loo san-cung "

Nada suara dari gadis ini terasa punya suatu daya pengaruh yang amat besar membuat orang susah untuk menolak. tapi dasar watak Lam Kong Pak memang keras dan tidak suka mendengar perintah seorang gadis, segera sahutnya berat,
"Apa maksud nona berkata demikian ?"
"Suruh kau pergi ya pergi, dengan andaikan sedikit kepandaianmu sekalipun ditambahi dua orang juga percuma bukan tandingan dari iblis tua ini. ..."

Lam Kong Pak semakin tidak senang lagi, darah panas serasa bergolak dirongga dadanya.
"Sekalipun cayhe mati berceceran darah dalam perkampungan Toa Loo san cung nona pun tidak usah menaruh rasa kuatir."
Bukannya pergi sebaliknya dengan busungkan dada ia malah maju kedepan siap melancarkan serangan.

Sepasang biji mata gadis tersebut dengan jeli melirik sekejap keatas wajah pemuda itu, akhirnya ia tertawa hambar.
"Semangat jantan sih bolah juga, hanya otaknya sama sekali tumpul dan tak berisi, singkirkan soal dendammu. aku tak takut susah payah kawanmu itu pun bakal sia-sia belaka?"
"Siapa?"
"Kau pikirlah sendiri temanmu yang menempuh bahaya mencarikan barang pusaka untukmu."

Mendengar perkataan itu Lam Kong Pak baru merasakan hatinya tergetar sangat keras ia tidak menyangka perempuan ini bisa mengetahui asal usulnya bahkan jika didengar dari nada ucapannya seperti telah mengetahui pula hubungannya dengan Cioe Cien cien bagaikan melihat jari tangan sendiri.

Payung SengkalaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang