"Sreeeeet...!!" Sebagian pakaian pada pundak sipencuri tua itu kena tersapu robek oleh sambaran jari2 tangan tadi sehingga robek sepanjang setengah depa. Dalam keadaan singat berbahaya sipencuri tua itu masih sempat menolong jiwanya dengan keluarkan dua jurus terakhir dari ketiga belas ilmu pukulan berantainya.
Siperempuan janda kawin tujuh kali tidak berani memunahkan datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras dengan jurus "Peng Poh cing Im atau langkah datar mengambang diawan tubuhnya mencelat satu tombak lebih ketengah udara.
Pertarungan ini sungguh luar biasa, siapa pun tidak ingin menunjukkan kelemahannya dihadapan pihak lawan atau bila tidak berbuat demikian maka nama mereka akan dicoret dari deretan delapan jagoan paling top dalam dunia persilatan.
Sipencuri tua mendengus dingin, bagaikan cacing dalam perut ia mengikuti terus kemana perempuan janda itu pergi lalu dengan jurus lincah yang paling diandaikan olehnya yakni jurus "Wie cau ci Liad atau Sarang buaya mencuri telur ia menyambar tubuh bagian bawah dari perempuan tua itu.
"Breeeeet!!" diiringi suara robekan pakaian, celana perempuan janda kawin tujuh kali kena disambar hingga robek dan kelihatan pahanya yang putih tapi sudah loyo itu.
Para penonton tersorak-sorai meledakkan suara hening yang mencekam, diiringi suara gerutu "Sialan" dari sipencuri sakti ia meloncat mundur satu tombak kebelakang.
Pek Li siang yang melihat ayahnya berhasil merebut kemenangan dalam pertarungan kali ini wajahnya kelihatan sangat kegirangan, kendati begitu merah padam juga selembar pipanya.
siperempuan janda kawin tujuh kali yang celananya kena ditarik robek sehingga kelihatan pahanya yang putih dan sudah kendor itu kontan jadi marah2, tidak disangka olehnya karena ingin cari nama yang lebih tinggi dari kedudukan yang terbuncit dari tiga manusia miskin, siapa nyana saat ini malah kena dibikin malu oleh si pencuri tua itu.Tiba2 suara pujian kepada yang Kuasa berkumandang memenuhi angkasa. Boe Liang so Hud, diikuti suara bertalunya Boh Ih bergema datang, seorang hweesio serta Tosu berusia enam puluh tahunan yang duduk dipanggang sebelah kiri bangun berdiri.
setelah berdiri, si hweesio tua itu buka suara dan berkata dengan suara yang lantang: "Didalam pertarungan ini sicu berdua sama2 tak ada yang menang dan tak ada ya kalah, masing2 pihak mempunyai keampuhan tersendiri, sekali pun pertandingan ini dilanjutkan terus juga percuma saja, oleh karena itu kami sebagai saksi mengambil keputusan kalau urusan kedudukan kalian masih tetap sesuai dengan yang terdahulu,"
Bibir si perempuan janda kawin tujuh kali kontan merekah besar sehingga hampir sebuah kepalan tangan pun bisa dijejalkan ke dalam.
"Heeeee. . . .heeeeee. . . .heeee. . . .Eeei keledai gundul, kau tidak becus jadi saksi dan juri. aku lihat lebih baik kalian cepat grinding pulang keganung Go-bie san" serunya sambil tertawa dingin.
"Hasil pertandingan kali ini berkesudahan seri kenapa aku harus tetap berada dalam deretan yang terakhir seperti dulu?"
Setelah mendengar pembicaraan sihweesio serta sitosu itu Lam Keng Pak pun baru tahu jika mereka bukan lain adalah Liong Ceng dari Go-bie-san serta Hauw-to dari Thian san.
Walaupun kedudukan kedua orang jago lihay ini tidak berada dibawah empat manusia kaya tapi berhubung mereka sangat jarang berkelana dalam bulim maka nama besarnya tidak sampai melebihi kecemerlangan nama tiga manusja miskin empat manusia aneh.
Boe Liang so Hud" kembali Hauw Too jien berseru memuji. "Menurut penglihatan pinto, walaupun kalian berdua sama2 jatuh kecundang satu kali, tapi kerugian yang diderita Phoa sieu jauh lebih besar, bila diatur urutannya jelas kau harus berada dibawah kedudukan sipencuri sakti Pek Li Gong Loo-sicu"
siperempuan janda kawin tujuh kali semakin gusar lagi sehingga susah ditahan-
"Eeeei hidung kerbau, coba kau terangkan dibagian mana Loo-nio sudah menderita kerugian besar?"
"Bertarung melawan jago lihay, yang diutamakan menjaga tempat2 bahaya jangan sampai diserang musuh, jalan darah Cian cing serta Tiong coe walaupun merupakan jalan darah kematian tapi jalan darah Tiong Khek Hiat jauh lebih penting daripada jalan darah lainnya terutama sekali kau sebagai wanita, jalan darah ini sudah sepatutnya dijaga paling utama, kini celana Phoa sicu kena tersambar robek ini cukup membuktikan bahwa. ."
siperempuan janda kawin tujuh kali segera membentak keras, selagi ia siap melancarkan serangan mendadak dari rombongan penonton melayang keluar sesosok bayangan manusia langsung menyambar kehadapan perempuan itu,
orang ini berusia setengah baya, wajahnya gagah dan badannya kekar, setelah menjura kearah kedua orang wasit ujarnya "Cayhe adalah seorang lelaki yang belum lulus ujian ilmu silat, saat ini ingin sekali melakukan perbuatan kedudukan yang terakhir dari tiga manuka miskin dengan siperempuan janda kawin tujuh kali ini"
Lam Kong Pak tak berhasil melihat suatu keistimewaan dalam ilmu silat yang dimiliki orang ini, tak terasa ia ikut mengucurkan keringat dingin juga menguatirkan keselamatannya, demikian halnya pula dengan para penonton, rata2 pada memandang keatas panggung dengan wajah kurang percaya.
PEREMPUAN Janda kawin tujuh kali yang kena dibabat robek celananya sama sekali tidak pikirkan urusan itu dihati seraya tertawa seram ujarnya: "Hanya mengandalkan beberapa kerat tulang-tulang lemas dari kau bangsat cilik juga ingin rebut nama dengan Loo-nio?"
"Bicara dimulut tiada bukti, bila ingin tahu kita coba2 saja diatas ilmu silat" seru lelaki berusia setengah baya itu sambil tertawa dingin-
"omintohud sicu harap suka melaporkan nama dan perguruanmu" teriak Liong Ceng lantang.
"Lak Gwat soat atau salju Bulan keenam Tong Hwie, ciangbunjin angkatan ketiga dari perguruan Tong-bun, su Tzuan"
semua penonton maupun hadirin yang ada diatas panggung serta dibawah panggung jadi gempar dibuatnya, perguruan Tong bun dikeresidenan su Tzuan menjagoi dunia persilatan dengan senjata rahasianya, walaupun nama mereka tidak tercantum dalam deretan delapan jagoan paling top tapi nama besar perguruan keluarga Tong sudah menggemparkan dunia persilatan.
Apalagi Lak Goat soat Tong Hwie paham berbagai macam senjata rahasia yang ada dalam kolong langit, dalam membengkok atau mengangguk ia bisa melancarkan berbagai macam senjata dalam arah yang berlawanan, oleh karena itu perasaan pandang rendah yang semula ditunjukkan para hadirin kiri lenyap tak berbekas bagaikan awan tertiup angin-
"Tok Tok Tok." tiga kali suara ketukan Bok Hi. menggetarkan hati setiap hadirin membubung tinggi keangkasa, sipencuri sakti mengundurkan diri dari panggung kembali ketempat duduknya, suasana dalam kalangan berubah sunyi senyap jantung Lam Kong Pak pun ikut berdetak keras.
SEJAK orang itu mengumumkan dirinya sebagai Ciangbunjien angkatan ke tiga dari berguruan keluarga Tong, su Tsuan be-ratus2 jago Bulim yang hadir disana tak berani memandang enteng dirinya lagi,
Karena dalam perbuatan gelar diantara deretan jago paling top tiada larangan untuk menggunakan senjata rahasia dalam waktu bertanding.
"Tok Tok Tok" suara ketukan Bok Hi membetot hati, menggunakan kesempatan itu pencuri sakti mengundurkan diri dari panggung dan suasana dalam kalangan berubah jadi senyap.
"omintohud harap phoa sicu bertanding sesuai dengan peraturan pasang lentera" seru Liong Ceng lantang.
Ribuan mata penonton mengiringi suara Liong Ceng yang menggetarkan telinga dialihkan keatas panggung.
Tanpak puluhan orang hwesio serta tosu cilik dengan lincah dan gesit berkelebat naik keatas panggung.
seketika itu juga seluruh angkasa bermandikan cahaya lampu yang membuat suasana jadi terang benderang.
sinar mata Lam Kong Pak per-laban2 menyapu sekejap kearah tempat yang diduduki Cioe Ci Kang sekalian, waktu itu Cioe Cien cien bersandar dalam pelukan ibunya. wajah gadis itu kelihatan rada kurus. alisnya melentik dengan mata yang sayu, ia berada dalam keadaan ter-mangu2.
Kebetulan waktu itu Cioe Ci Kang sedang melirik kearah sepasang muda mudi dari benteng Hwie Him Poo yang duduk ditempat kedua dengan pandangan seram.
sepasang muda mudi itu hanya tertawa hambar, agaknya mereka tidak memandarg cioe Ci Kang suami istri.
Mendadak terdengar suara bentakan keras bagaikan lolongan srigala bergema memenuhi angkasa, sembari membuka diri teriak siperempuan janda kawin tujuh kali "Tong Hwie Loo-nio beri kesempatan kepadamu untuk turun tangan terlebih dahulu"-
"Lak Gwat soat" Tong Hwie mendengus dingin, tidak sungkan2 lagi dengan ilmu pukulan Ku Lang Cian- atau ombak genderang menyerbu perempuan janda kawin tujuh kali dengan ganas.
siperempuar janda itu tidak berkelit maupun menghindar, kedua ujung bajunya saling dikebut kemuka sehingga menimbulkan suara desiran tajam kuku 'Lok Ing Kia' sepanjang beberapa senti dengan tajam meluncur kemuka, sepuluh gulung desiran angin tajam menembusi angkasa langsung mengancam jalan darah 'siauy Hay Hiat' ditubuh Tong Hwie.
Tong Hwie tidak berani menyambut datangnya serangan tersebut dengan keras lawan keras. sembari buyarkan kepalan ia menyingkir selangkah kesamping.
Dengan jurus 'To Ca Yang Liuw' atau Menanam Pohon Yang-liuw kepalan kirinya menjotos jalan darah 'Cansim Hiat' Dibawah ketiak perempuan janda kawin tujuh kali.
Perempuan itu kontan majukan kaki kirinya kemuka, badan melengkung bagaikan busur, jari2 'Lok Ing Cia' langsung mengancam badan lawan,
sisalju bulan Keenam Tong Hwie jadi terperanjat, saat inilah ia baru tahu kedelapan jago top dari dunia persilatan tak seorang pun mudah diganggu gugat. bila cuma andalkan kepalan dan tendangan jelas kepandaiannja masih terpaut sangat jauh.
siperempuan janda kawin tujuh kali sebagai seorang jago kawakan yang matang di dalam pengalaman, sudah tentu tahu juga kelihayan senjata beracun Tong Hwie, karena itu sebelum turun tangan tadi ia sudah bulatkan tekad hendak menguasai lawan terlebih dulu kemudian dengan racun lawan racun kalahkan pihak lawan-
Pikiran tersebut dengan cepat berkelebat lewat, selagi Tong Hwie kerutkan alis siap menubruk kemuka, mendadak.
"sreeeet sreeeet sreeet" kelima buah jari tangan yang tajam dan berwarna biru itu tahu2 terlepas dari ujung jari bagaikan kilat meluncur keluar.
serangan ini bukan saja ada diluar dugaan Lak Gwat soat Tong Hwie, bahkan para jago yang termasuk 'Delapan jago top' serta ratusan hadirin pun pada berubah wajah.
"Lak Gwat soat Tong Hwie tidak malu disebut kakek moyangnya senjata rahasia, ia lebih rela menderita luka dibawah serangan kepalan lawan dari pada terluka oleh serangan senjata rahasia "Hwie Huang Kia" itu.
Mulutnya dipentang lebar2. lima buah bulatan bola berapi sebesar buah toh laksana petir meluncur kemuka. diiringi ia membuat gerakan2 seperti mengangguk. bongkokkan pinggang, angkat kaki dan macam2 lagi dalam waktu singkat,
"sreeet sreect sreeet sreeeet" suara berdentingan memekikkan telinga, lima gulung jari Hwie Huang Kia? terbentur dengan kelima butir bola berapi 'si sim Hiat Jioe' kontan terpental dan meluncur balik ketempat semula.
Air muka siperempuan janda kawin tujuh kali berubah sangat hebat, tanpa perduli luncuran senjata rahasia laksana air bah yang melanda datang ia melancarkan tiga buah tendangan kilat 'Kauw Hunsam Tui atau tendangan pembetot sukma mengarah lambung lawan-
Braaaaks benturan keras meledak disusul dengusan berat bergema memenuhi angkasa, jalan darah Tan Tian Hiat dari sisalju bulan Keenam Tong Hwie kena terhajar, badannya mencelat sejauh dua tombak dan roboh disisi panggung, kepalanya terkulai kebawah darah segar muncrat dari mulutnya.
sedang siperempuan Janda kawin tujuh kali sendiri pun tidak memperoleh keuntungan dari serangannya itu, dengan ter-huyung2 ia mundur tujuh delapan langkah kebelakang. pundak. dada bagian depan telinga serta tulang2nya terhajar empat lima macam senjata rahasia.
Diantaranya terdapat piauw Cau Ke Pauw Jarum 'Hong wie Ciam, Peluru Wu Kiem suo serta duri Leng Ci yang paling parah lagi adalah paha kirinya yang tertancap sebuah piauw "ci Piauw" seberat satu kali.
Darah segar mengucur keluar mengikuti celananya menetes diatas papan panggung, ia menjerit ngeri tubuhnya mundur sempoyongan-
Hampir seluruh perhatian para hadirin terhisap oleh pertarungan yang ganas dan kejam ini. kecuali jeritan2 kaget tak kedengaran seorang pun yang bertepuk tangan atau bersorak sorai. suasana dalam kalangan penuh diliputi kemas gulan serta keheningan-
Dari bawah panggung ketika itu melayang datang dua sosok bayangan manusia. setibanya diatas panggung, siorang pemuda langsung lari kesisi Lak Gwat soat Tong Hwie, menjejalkan sebutir pil kedalam mulutnya dan mengempit sang badan meloncat turun-
sedang sigadis genit sambil mengempit pinggang perempuan janda kawin tujuh kali laksana kilat mencabut keluar piauw 'Yen ci Piauw' yang besarnya luar biasa dari pahanya. Alis perempuan janda itu berkerut rapat, wajahnya pucat pasti bagaikan mayat. Ketika Lam Kong Pak ikut mengalihkan sinar matanya, hatipun ikut tergetar keras.
Kiranya Yen ci Piauw yang berada ditangan gadis tersebut saat ini bukan saja besarnya sangat luar biasa, pembuatannya antik dan sangat beracun sekali. cukup melihat ketiga gumpal kulit daging yang masih berpelepotan darah pada ujung piauw yang bercabang tiga sudah membuat hati orang bergidik.
siperempuan janda kawin tujuh kali mendengus berat, wajahnya sangat mengenaskan-
Gerakan tangan gadis itu sangat cepat, dalam sekejap mata ia sudah cabuti seluruh senjata rahasia yang memenuhi badan perempuan janda itu.
Lama kelamaan 'chiet Kia Kau Pu' atau perempuan janda ini tak bisa mempertahankan diri lagi. wajahnya yang berpupur tebal makin berkerut sehingga menyeramkan bagaikan setan-
WAKTU ITU sipendeta Liong ceng telah mengumumkan hasil Pertandingan, "karena kedua belah pihak sama2 menderita luka maka urutan nama untuk sementara masih dipertahankan seperti keadaan semula".
sigadis genit yang sedang siap membimbing Perempuan janda kawin tujuh kali turun dari panggung. tiba2 mendengar si 'Lak Gwat soat' Tong Hwie berseru berat,
"Kau sudah terkena tiga macam rahasia beracunku, bila tidak cepat maka dalam tiga jam kemudian kulitmu bakal membusuk dan akhirnya mati. ambillah obat pemunahnya."
Ia keluarkan sebungkus obat pemunah, dilemparkan kearah Perempuan janda tujuh kali Phoa Coen-
"Chiat Kia Kua Pu" adalah seorang kenamaan dalamBu-lim, sekalipun ia terkena senjata rahasia keluarga Tong harus dipunahkan dengan obat pemunah dari keluarga Tong pula tapi ia tidak ingin menerima pemberian tersebut, ujung bajunya dikebut keluar bungkusan obat pemunah berwarna merah tadi langsung tergulung melayang keangkasa.
"Heeeeee. . .heeeeee. . .heeee. . . . bila kau ingin cari mati sendiri, jangan salahkan cayhe berbuat kejam lagi" seru si salju bulan keenam Tong Hwie sembari tertawa dingin tiada hentinya.
"Kau anggap sedikit racunmu bisa menyusahkan Loo-nio? Hmmm jangan mimpi siang hari bolong. Ang-jie ayoh kita pergi. . . ." Bentak perempuan itu keras-
Habis berkata dengan dibimbing gadis cabul tadi. tanpa menoleh lagi ia ngeloyor pergi dari sana.
Lak Gwat soat sendiri pun merasa tidak punya muka untuk berada disana lebih lama. setelah meronta dari cekalan pemuda tersebut. dengan sempoyongan ia pun berlalu.
Bubuk obat berwarna merah itu mengikuti tiupan angin tersebar memenuhi angkasa dan berserakan diatas papan panggung lalu mengikuti celah2 lubang berhamburan ketanah.
Suatu pertarungan sengit antara mati dan hidup pun selesai dengan demikian saja. para hadirin mulai saling berbisik membicarakan pertarungan yang baru saja berlangsung itu.
setelah suara Bok Hi ber-talu2, toosu Hauw-to per-lahan2 bangkit berdiri. ujarnya lantang "sin so Cuang Yen- sang Hong Tie harap munculkan diri untuk mengadu kepandaian melawan si pencuri sakti Pek Li Gong dalam menentukan urutan kesatu dan kedua dalam urutan tiga manusia miskin"-
Toosu Hauw-to berteriak sampai tiga kali, tapi dari arah tempat duduk 'sin so cuang Yen- sang Hong Tie' masih tetap kosong melompong, sedangkan sipencuri sakti sendiri telah berdiri dan celingukan keempat penjuru.
Lam Kong Pak mulai berpikir keras setelah melihat suhunya belum juga munculkan diri "Haruskah aku munculkan diri untuk mewakili beliau?"
"Bu-liang-so-hud" kembali Hauw-to berseru "Jikalau sang thay-hiap belum juga hadir maka pinto segera akan membatalkan hak kedudukannya,"
"Tahan- . . ." Mendadak suara bentakan keras bergema memekikkan telinga.
segumpal awan hitam melayang turun keatas panggung membuat suasana disekeliling tempat itu jadi gaduh.
Pada waktu itu, bukan saja kedua orang wasit jadi terperanjat, sekalipun empat manusia kaya pun pada bersentak kaget. dengan ter-mangu2 mereka alihkan pandangannya kearah simanusia aneh berbaju dan celana hitam dengan perlihatkan sepasang matanya saja.
setelah siorang aneh itu berdiri diatas panggung, sepasang matanya yang tajam menyapu keempat penjuru. kursi Majikan pegadaian Bu-lim masih kosong melompong sedang Hiat so Cay sin tertawa seram, jelas ia tidak memandang sebelah mata pun terhadap orang itu.
sepasang muda mudi dari benteng Hwie HimPoo pun saling bertukar pandangan lalu melototi manusia aneh tadi tak kerkedip.
Sikap Cioe ci Kang itu Cungcu dari perkampungan Toa Loo san-cung aras2an, wajahnya menunjukkan sikap menghina sedang Cioe eien Cien disisinya serta putri dari si pencuri sakti Pek Li siang pada memandang kearah manusia aneh itu dengan rasa kejut.
orang aneh itu merangkap sepasang kepalannya, kepalanya menjura kepada ke dua orang wasit, kemudian ujarnya "Maaf, aku orang she-sang datang terlambat satu langkah sehingga mengharuskan cuwi sekalian menanti agak lama sekarang silahkan Pek Lie hong naik kepanggung untuk memberi pengajaran"
Ia berusaha keras untuk menekan suaranya serendah mungkin, tapi nada ke-kanak2annya tak bakal berhasil mengelabuhi para jago yang hadir disana.
"Pinto berani memastikan sicu sama sekali bukan ,sin so Cuang Yen sang sicu entah apa sebabnya sicu menyaru nama sang sicu?" seru pendeta Liong ceng sembari per-lahan2 bangun berdiri
"Kau sebagai wasit tidak usah menaruh curiga, dengan kedudukan aku orang she-sang yang rendah tak mungkin ada yang sudi memalsukan diriku."
"Menurut apa yang loohu ketahui" Teriak si pencuri sakti Pek Lie Gong dengan suara keras. "selama hidup sang Hong Tie berani berbuat berani bertanggung jawab, selamanya tidak pernah sembunyikan asal usul sendiri. Bilamana mengatakan ia datang menghadiri pertemuan ini dengan menutupi wajah asli sendiri, kendati mati loohu tak akan percaya"
"Mau percaya atau tidak itu urusanmu sendiri, aku orang she-sang tiada kepentingan untuk memaksa kau percaya"
Pada saat itu si pendeta Liong ceng serta si loo-su HouwTo sedang bertukar pendapat dengan nada rendah, lalu berbareng bangkit dan menoleh kearah keempat manusia kaya sembari ujarnya lantang
"Peraturan dalam menghadiri pertemuan ini adalah disusun oleh sicu sekalian bersama kami sebagai wasit. satu2nya peraturan yang tertinggal justeru tiada larangan bagi mereka yang hadir dengan menutupi wajah asli sendiri, harap cuwi sekalian suka ambil Keputusan dalam soal ini"
SUASANA dalam kalangan sunyi senyap bagi para hadirin yang khusus datang menonton keramaian sudah tentu mengharapkan acara yang disuguhkan semakin seru semakin menarik hati, tapi bagi keempat manusia kaya diam2 rada merasa risau.
Rata2 mereka mempunyai cara berpikir yang sama. mengakui dirinya berarti bisa melihat ilmu silatnya berasal dari aliran mana bila menolak maka suatu kesempatan yang sangat baik untuk membongkar asal usulnya bakal lenyap.
Apalagi orang ini datang dengan menyamar nama sang Hong Tie, bagaimanapun juga kepandaian silatnya tak bakal lebih lihay daripada sin so Cuang Yen sendiri.
setelah menimbang enteng beratnya, mereka merasa jauh lebih baik membiarkan orang itu ikut dalam pertarungan kali ini, apalagi pertarungan yang bakal berlangsung pun sipencuri sakti Pek Lie Gong yang harus maju terlebih dahulu, mereka bisa mendayung perahu mengikuti arah tiupan angin-
Pentolan dari keempat manusia kaya, Cioe Ci Kang itu cungcu dari perkampungan Toa Loo san- cung setelah menimbang untung ruginga lantas berseru dengan suara lantang "Aku setuju memberi kesempatan baginya untuk ikut terjun dalam pertemuan ini."
"Pihak benteng kamipun setuju" seru sepasang muda mudi dari benteng Hwie Him Poo pula,
"Kalau begitu silahkan Pek Lie sicu naik keatas panggung" Teriak sitoosu Hauw To keras.
sipencuri sakti angkat bahu lalu melayang naik keatas panggung, sepasang mata keranya dengan tajam melotot lebar2.
"Bocah cilik. siapakah kau? apakah. . . ."
"Pek Li-heng, silahkan bersiap sedia." sela orang aneh itu cepat.
Pek Lie Gong sebagai seorang jagoan yang berpengalaman sangat luas kini Pek Lie merasa yakin orang ini bukan sin so Cuang Yen- sang Hong Tie, karenanya makin dipikir ia semakin gemas dan mendongkol,
Sebaliknya pemuda she- Lam Kong itu sendiri juga tahu Pek Lie Gong jadi orang jujur dan bersifat kependekaran, memandang pula diatas wajah Pek Lie siang ia telah mengambil keputusan dalam hatinya. Asalkan kepandaian silatnya berhasil menangkan separuh jurus dan pertahankan kedudukan sin so Cuang Yen pada puncak top diantara ketiga manusia miskin, ia tak akan membikin malu pencuri sakti ini.
"Pek Lie-heng, bersiaplah. . . ." Laksana sembaran petir ia melancarkan tiga buah serangan babatan yang gencar.
Begitu serangan tersebut meluncur keluar baik yang ada diatas panggung mau cun yang ada dibawah panggung pada melengak dibuatnya. bukankah serangan ini menggunakan ilmu telapak 'Lian Tiong sam Yen' milik sin so Cuang Yen?
sedikit pun tidak salah, bahkan serangan demi serangan makin mendahsyat, pada serangan yang terakhir ia berhasil menggetar mundur Pek Lie Gong sehingga terdesak selangkah kebelakang.
Pada dasarnya sipencuri sakti tidak percaya dia adalah sang Hong Tie, sudah tentu tidak berjaga pula terhadap serangan ilmu telapak 'Lian Tiong sam Yen' ,justeru karena dia terlalu pandang rendah kepada pihak lawan.
setelah kena terdesak dibawah angin cahaya muka pun sirap. ia membentak keras ilmu Pukulan 'san Tian cap sam sih' langsung dilancarkan dengan sepenuh tenaga.
Ciaaaak Braaaak Braaak kedua orang itu saling bertukar pukulan sebanyak tiga kali, PeK Lie Cong kena terdesak mundur tiga langkah kebelakang. air mukanya kontan berubah hebat. sepasang mata monyetnya ber-api2.
Sedangkan Lam Kong Pak sendiri tegak berdiri, sedikit pun tidak bergeser. bahkan jika ditinjau keadaannya belum mengerahkan sepunuh tenaga,
Rasa kejut yang dialami Pek Lie Gong kali ini susah dilukiskan lagi, pikiran dengan tiada hentinya berputar terus.
Jangan dikata manusia aneh ini bukan anak murid sang Hong Tie sekalipun suhu dari sinso Cuang Yen pun rasanya jauh lebih pantas.
Beruntun Pek Lie Gong menerima anak buah serangan lawan, akhirnya ia sadar dirinya bukan tandingan orang itu.
Tapi dibawah tontonan para hadirin sedemikian banyaknya, mungkinkah ia menyurut mundur dari atas panggung?
Terpaksa dengan mengepos semangat, sekali lagi ia terjang kedepan dengan mengeluarkan ketiga buah jurus terakhir dari ilmu pukulan kilatnya san Tien cap sah sih.
"Braaaas kBraaaak Braaaak" kembali tiga kali suara bentrokan keras bergema memecahkan kesunyian membuat panggung bergetar keras bahkan permukaan tanah pun terasa bergetar bagaikan gempa bumi.
Jurus terakhir yang digunakan Lam Kong Pak adalah Cuang Yen ci Te atau Mahasiswa lulus ujian dari ilmu telapak 'Lian Tiong sam Yen ciang Hoat',
sejak ia memperoleh bantuan tenaga Iwee-kang dari Coe Lie Yap serta mempelajari ilmu payung maut 'Mo san sam sih" baik dalam tenaga dalam jurus serangan telah memperoleh kemajuan yang pesat. sudah tentu Pek Lie Gong bukan tandingannya.
Duk, duk. duk." ber-turut2 tubuh Pek Lie Gong kena didesak mundur delapan langkah kebelakang, lengan kanannya susah diangkat kembali sedang Lam Kong pak tetap berdiri tidak goyah.
Pencuri sakti ini mulai menyadari dirinya bukan tandingan lawan, dengan napas memburu seperti kuda teriaknya serak: "Bocah ciiik. kau sungguh hebat sekali Loohu takut dan mengaku kalah, boleh bukan kau sebutkan asal usulmu ?"
"Maaf soal ini susah kujawab "
"Hmmm Loohu berani memastikan antara kau dengan sin so Cuang Yen- sang Hong Tie punya hubungan yang sangat erat. kepandaianmu jauh berada diatas dirinya."
"Pek Lie Gong terlalu memuji Karena siauwte mendapat instruksi dalam pertemuan ini harap Pek-lieheng suka memaafkan- dan kini bila kau suka turun tangan- kita sudahi saja pertarungan kita sampai disini untuk kasih kesempatan pada yang lain untuk maju lebih jauh"
"Baik"
PEK LIE GONG ber-sama2 Lam Kong Pak melayang turun dari atas panggung dan balik kekursinya masing2,
Dengan tenangnya Lam Kong Pak menduduki kursi yang khusus disediakan untuk 'sin so Cuang Yen'- sang Hong Tie. sinar mata penuh keheranan bermunculan dari empat penjuru dan ber-sama2 dialihkan keatas tubuhnya.
Terutama sekali Cioe Cien cien ia bangun berdiri hendak menyapa tapi merasa ragu takut salah mengenali orang lain, sikapnya serba susah dan rikuh sekali.
Sedangkan Pek Lie Siang membisiki beberapa patah kata kesisi telinga ayahnya Pek Lie Gong disusul tubuh pencuri tua itu tergetar keras dan alihkan sinar matanya kemari.
Lam Kong Pak pura2 tidak melihat, sepasang matanya memandang jauh ketengah angkasa. bagaikan bintang2 dilangit jauh lebih berharga baginya untuk dipandang. "Tok, Tok. Tok" sitoosu Hauw-to berseru lantang
"Menang kalah diantara sicu berdua sudah jelas tertera, urutan nama tetap seperti ssdia kala. dan pertemuan dilanjutkan lebih jauh"
sang gadis dari benteng Hwie Him Too yang menyaru sebagai Tiauw sian sewaktu ada diperkampungan Toa Loo san- cung tempo dulu, per-lahan2 bangkit berdiri dan berjalan kehadapan wasit.
"Liuw Hwie Yen dari benteng Hwie Him Poo mendaftarkan diri" katanya lembut. Lalu melayang keatas panggung dan men-jura keempat penjuru. "siauw li Liuw Hwie Yen mohon petunjuk dari para jago yang hadir disini "
Baju yang dikenakan berwarna pUtih salju bentuk badannya laksana bidadari turun dari Kahyangan, ditambah pula wajahnya cantik menawan hati membuat orang terpesona dibuatnya.
Waktu itu Lam Kong Pak dapat menangkap pembicaraan beberapa orang yang ada disisinya dengan suara lirih.
Kiranya sepasang muda mudi dari benteng Hwie Him Poo ini adalah dua orang jagoan yang termasuk diantara empat manusia kaya.
Liuw Hwie Yen sigadis manis bergelar Tok so Tiauw sian atau si Tiauw sian tangan beracun sedang sang Pemuda itu bernama Liuw Bauw siang dengan gelar 'Giok Bian wie Tuo' atau si Wie Tuo berwajah Pualam mereka berdua adalah kakak beradik,
Disebabkan si Tok so Tiauw sian- pernah turun memberi pertolongan kepada Lam Kong Pak sewaktu berada diperkampungan Toa Loo san-cung tempo dulu, maka terhadap dirinya pemuda ini menaruh rasa simpatik.
Mendadak sesosok bayangan hitam bagaikan burung elang melayang ketengah udara setinggi sebelas dua belas tombak lalu dengan gerakan Yu Ing Lok swie atau ikan seriti Masuk keair meluncur kebawah dan tanpa menimbulkan sedikit suara pun melayang turun tepat dihadapan si Tiauw sian Tangan Beracun Liuw Hwie Yen-
orang ini berwajah halus dengan bibir yang kecil, mata yang bulat menarik hati. tapi memakai pakaian singset kaum lelaki, dadanya terepes sedang sepasang kakinya kecil mungil tidak sampai tiga coen-
suasana dibawah panggung kontan menjadi gempar, sedang air muka Cioe Ci Kang serta 'Giok Bian wie Tuo' Liuw Hauw siang berubah sangat hebat.
Liuw Hwie Yen yang ada diatas panggung walaupun berusaha keras untuk mempertahankan ketenangannya tak urung kelinatan juga sikapnya yang gelisah.
Lam Kong Pak menyadari simanusia aneh lelaki bukan lelaki, perempuan bukan perempuan ini pasti seorang jagoan yang punya nama besar, hawa murninya segera disalurkan mengelilingi seluruh tubuh dan telinganya dipasang baik2 mencuri dengar pembicaraan dari Cioe Ci Kang dengan isterinya.
Terdengar cioe Ci Kang berkata dengan nada serius "orang ini adalah salah satu anggota Im Yang Pat Khie atau delapan Jagoan Aneh Manusia Banci anak buah majikan pemilik pegadaian Bu-lim. katanya Im Yang Pat Khie terdiri dari banci2 semua, tapi kepandaian silat yang dimiliki teramat lihay. ini hari si Tiauw sian tangan beracun telah menjumpai dirinya. mungkin tak bakal memperoleh hasil yang menyenangkan bagi dirinya,"
sebutan 'im Yang Pat Khie' baru didengar Lam Kong Pak untuk pertama kalinya tapi cukup ditinjau dari sikap serius para jago ia pun menyadari orang ini kemungkinan besar susah dihadapi.
"Tok. Tok. Tok." suara ketukan Bok Ho memecahkan kesunyian, per- la han2 sitoosu Hauw To bangkit berdiri.
"sicu silahkan utarakan nama besarmu "
"Hiiiii-hiiii. ..." Manusia siluman itu cuma tertawa kegelian saja. ucapan dari Hauw-to sama sekali tidak digubris.
sinar matanya dengan penuh kegenitan mengerling sekejap kearah Liuw Hwie Yen, kemudian sahutnya "Gelarmu adalah Tiauw sian, biarlah aku jadi Loe Pooh-nya. Loe Pooh mempermainkan Tiauw sian sudah menjadi buah bibir masyarakat sejak ribuan tahun berselang. nonaku yang manis. kau bilang betul tidak?".
tangannya dengan cekatan menyambar kemuka hendak menjawil pipi Liuw Hwie Yen.
"Siluman iblis yang tidak tahu malu" Bentak gadis she Liuw itu dengan penuh kegusaran.
Ujung bajunya dikebut keluar, sedang badannya menyingkir selangkah kesamping. siapa nyana gerakan tubuh siluman ini benar2 sangat luar biasa, sedikit ujung kakinya menutul tanah badannya sudah mendesak kehadapan Liuw Hwie Yen
sepasang tangan dipentangkan satu keatas yang lain kebawah, tangan kanannya menggunakan cengkeraman maut sedang tangan kirinya dengan jari tengah bagaikan kail mengorek kearah Kelamin- Liuw Hwie Yen yang terletak dibawah tubuh. suasana menjadi gempar, Liuw Hauw siang dengan gusar menggembor keras.
Dengan perasaan jengah bercampur murka gadis itu menyingkir kesamping, tangan kirinya dipentangkan lebar2, dengan gerakan "Hwie Him Pat sih" atau delapan gerakan Beruing terbang mengejar kemuka, sedang tangan kanannya menyusup kedalam ujung baju siap melancarkan serangan bokongan.
siluman itu tertawa cabul, badannya maju selangkah kedepan, ujung kakinya yang kecil melayang keudara melancarkan tendangan berantai mengancam jalan darah Tiong Khie Hiat^.
Tok so Tiauw sian- Liuw Hwie Yen benci siluman ini karena menggunakan jurus yang cabul dan tidak tahu malu, tangan kirinya melancarkan serangan kosong mengiringi badannya meluncur tiga langkah ditengah udara tangan kanannya langsung mengayun kemuka.
"sreeeeet" sebilah garpu baja sebesar lima coen dengan memancarkan cahaya gemerlapan meluncur kemuka mengancam dada bagian depan siluwan tersebut.
siluman banci yang tubuhnya masih ada ditengah udara sama sekali tidak menjadi gugup, menanti garpu baja tadi yang hampir mengenai badannya mendadak ia pentang mulutnya menggigit senjata tadi kencang2.
Melihat kelihayan pihak lawan Lcuw Hwie Yen merasa hatinya berdesir, ia tidak berani berlaku gegabah lagi, sepasang tangannya ber-sama2 mengayun kemuka berulang kali.
"Sreeeet Sreeeet Sreeeeet " Dua puluh batang garpu baja bagaikan ular perak meluncur kemuka mengancam seluruh bagaian berbahaya dari manusia banci itu.
Baru saja garpu baja tadi menyambar disisi siluman tersebut kembali suara ledakan bergema memecahkan kesunyian. setiap batang garpu baja mendadak memecahkan diri jadi tiga bagian.
Dalam sekejap mata enam-tujuh puluh batang garbu dengan suara desiran tajam menancap semuanya diseluruh tubuh siluman banci itu.
suasana dibawah panggung jadi gempar, hanya Toa Loo san cangcu seorang tertawa dingin tiada hentinya.
Baru saja Liuw Hwie Yen berdiri melengak manusia itu dengan seluruh tubuh penuh garpu baja laksana kilat menubruk kebawah, yang paling mengejutkan hatinya adalah keadaan siluman tersebut ternyata biasa2 saja alisnya tidak berkerut, darah tidak mengalir, walaupun seluruh badannya penuh bersarang garpu baja.
Gerakan tubuh siluman banci itu cepat susah dilukiskan, dimana lengannya berkelebat lewat tahu2 ia sudah berada lima coen didepan tubuh Liuw Hwie Yen, telapak tangannya berubah jadi merah ber-api2 keadaannya sangat mmyeramkan. "Aaaach cengkeraman Hwie Liong cau. . . ."
Dengan pecah nyali Liuw Hwie Yen berusaha mengundurkan diri, tapi keadaan tidak mengijinkan, dengan terpaksa ia berusahaa menghindarkan wajah sendiri terhajar serangan lawan-
Braaaaak " pundaknya terasa amat sakit sehingga merasup dalam tulang sumsum, bajunya terbakar dan gadis itu mundur lima langkah kebelakang dengan sempoyongan.
si Wie Tuo berajah pualam Liuw Hauw siang langsung bangun berdiri, tapi ia berdiri tak bergerak. sepasang matanya melototi manusia siluman itu tak berkedip. karena itu ia tidak percaya setelah seluruh tubuh siluman itu terhajar enam, tujuh puluh batang garpu baja sedikit pun tidak mempercayai pandangan mata sendiri karena dari mulut luka garpu baja itu bukannya mengucurkan darah berwarna merah, melainkan semacam cairan putih bagaikan susu.
Dengan pengetahuannya yang luas si Ciok Biau We TUo segera mengetahui inilah hasil latihan sebangsa tenaga lweekang aliran sesat dengan dalih menghisap tenaga Im untuk mencukup tenaga Yang dan menghisap tenaga Yang untuk mencukupi tenaga Im.
Lama kelamaan dalam tubuh akan terjadi suatu perubahan, bila kepandaiannya telah mencapai taraf kesempurnaan maka cairan darah yang berwarna merah akan berubah jadi cairan putih.
Dalam sekejap mata Liuw Hwie Yen mundur lima enam langkah dengan sempoyongan seluruh tubuhnya gemetar keras. agaknya ia sudah menderita luka dalam yang amat parah.
sebaliknya siluman tersebut diiringi gelak tertawa cabulnya selangkah demi selangkah mendesak maju lebih mendekat.
Cioe ci Kang tertawa seram tiada hentinya jelas terhadap penyerbuan serta pengacauan Liu Hwie Yen kakak beradik kedaLam perkampungan Toa Loo san-cung tempo dulu masih mendendam dihati. ia berhasrat melihat Liuw Hwie Yen roboh bermandikan darah diatas panggung.
Suasana diatas panggung dan dibawah panggung diliputi Kesunyian, terutama sekali Liuw Hauw siang.
Walaupun ia tahu adiknya berada dalam keadaan bahaya, tapi tak mungkin baginya untuk meloncat naik keatas panggung. karena nama besar empat manusia kaya amat cemerlang dalam dunia persilatan, ia tidak ingin merusak peraturan pertemuan tersebut.
Tok. tok tok." ketukan Bok Hi berkumandang memenuhi angkasa, pendeta Liong ceng serta Toosu Hauw To ber-sama2 bangun berdiri
"Sicu ini berhasil menangkan pertarungan kali ini, pertandingan dihentikan sampai disini dan harap sicu suka menyebutkan nama besarmu" Teriaknya hampir berberang.
"Cayhe adalah anggota terakhir dari 'Im Yang Pat Khie' dibawah pimpinan majikan pemilik pegadaian Bu-lim. 'Hwie Liong Na-Kha' atau si Na-kha raja berapi lie siauw Ciu" sahut siluman itu sambil berhenti.
Ucapan itu menggetarkan hati Lam Kong Pak, sebagian besar jago2 Bu-lim kebanyakan mengetahui diantara delapan jago paling Top dalam Bu-lim adalah majikan pemilik pegadaian Bu-lim berilmu paling tinggi,jejaknya paling misterius dan siapa pun belum pernah menjumpai wajah aslinya.
sungguh tidak nyana kepandaian silat dari Im Yang Pat Khie yang terbuncitpun sedemikian luar biasanya, tak usah dibayangkan Lagi kepandaian silat majikan pemilik pegadaian benar2 susah dilukiskan,
Mengambil kesempatan yang sangat baik inilah Liuw Hwie Yen meloncat bangun dan melayang balik kekursinya, Liuw Hauw siang segera turun tangan mengobati luka adiknya itu.
setelah si Na-kha naga berapi berhasil menunjukkan kelihayannya diatas panggung, dengan perasaan penuh kebanggaan ia bertolak pinggang. teriaknya
"Apakah ada siapa lagi yang ingin naik kepanggung untuk memberi petunjuk?" sembari berseru, sepasang matanya melirik sekejap kearah si Wie Tuo berwajah pualam Liuw Hauw siang.
Waktu itu Liuw Hauw siang telah selesai mengobati luka adiknya, dengan gerakan 'Liong Heng Itsih' atau Naga menyelinap ia melayang naik keatas panggung.
Dasar sifat Hwie Liong Na Kha ini masih ada separuh berbau wanita. cabulnya sangat luar biasa. Melihat ketampanan wajah Liuw Hauw siang yang menarik hati, napsu birahi kontan berkobar.
"Liuw Toako" serunya sembari tertawa cadul. "Coba kau lihat bagaimanakah wajahku Lie siauw Cin?"
saking gemas dan bencinya kepingin sekali Liuw Hauw siang membinasakan siluman cabul ini, dengan hati mendongkol ia meludah keatas tanah.
Tanpa melirik sekejap pun kearahnya pemuda ini membentak keras: "Macam apakah kau siluman terkutuk begitu bernyali berani memanggil aku orang she- Liuw dengan sebutan tersebut"
Diiringi suara bentakan keras. ia melancarkan satu serangan dahsyat dengan menggunakan ilmu andalan benteng Hwee Him Poo 'Hwee Him Pat sih'.
Begitu menyerang ia telah menggunakan tenaga sepuluh bagian- hawa khiekang menderu diempat penjuru membentuk suatu gulungan gelombang dahsyat yang membetot hati.
Hwee Liong Na-kha tidak berani berlaku gegabah, ilmu 'Hwee Liong Cau'nya yang lihay pun segera dikeluarkan.
Liuw Hauw siang yang namanya ikut tercantum diantara empat manusia kaya, kepandaian silat yang dimilikijauh lebih tinggi dari kepandaian adiknya, pengalamannya dalam menghadapi musuh pun sangat luas.
Ia tahu pihak lawan mengandalkan ilmu siluman yang luar biasa dahsyatnya, Bertempur dengan cara begini boleh dihitung mendatangkan hasil yang memuaskan- karena ilmu mencengkeram naga berapi ini baru bisa digunakan bilamana berada dalam keadaan dan waktu yang sangat bagus.
Jikalau tenaga lweekang kedua belah pihak seimbang dan masing2 pihak berusaha saling menyerang dengan mengadu jiwa, maka ilmu tadi tak bakalan bisa digunakan lagi. Dengan demikian kedua belah pihak bertanding dalam keadaan seimbang.
Untuk beberapa saat siapa pun tidak berhasil merebut kedudukan yang jauh lebih menguntungkan dari lawannya.
Ratusan jurus sudah lewat permainan 'Hwee Him Pat sih' dari Liuw Hauw siang menunjukkan kedahsyatannya membuat angin dan guntur men-deru2 tiada hentinya.
Melihat pertarungan yang sedang berlagsung diatas panggung. Lam Kong Pak mulai berpikir seharusnya ia naik kepanggang untuk membasmi siluman itu atau tidak.
Karena Liuw Hwie Yen telah melepaskan budi kepadanya, jikalau saat ini Liuw Hauw siang pun bukan tandingan pihak lawan bukankah nama besar benteng Hwie Him Poo akan hancur berantakan.
Didalam waktu yang amat singkat, dua ratus jurus sudah lewat. Kedua orang itu telah bergebrak mencapai puncak ketegangan.
Tiba2 Liuw Hauw siang membentak keras tiga jurus terakhir dari ilmu 'Hwie Him Pat sih'-nya dilancarkan keluar.
seketika empat penjuru dipenuhi dengan golakan angin tajam.
"Braaaak " diiringi bentrokan keras. gulungan hawa murni yang sangat kuat itu mendesak Lie siauw Cin mundur tiga langkah dengan sempoyongan.
Menggunakan kesempatan terdorong mundur kebelakang itulah Lie siauw cin tidak mau me-nyia2kan waktu ilmu cengkeraman 'Hwee Liong Cau' segera dikeluarkan.
sebuah lengan kanan yang berwarna merah membara dengan memancarkan cahaya tajam serta menyiarkan hawa panas yang susah ditahan meluncur datang. "Aduuuuh celaka" teriak Liuw Hauw siang didalam hati.
selagi ia siap mengerahkan semua tenaganya untuk melakukan pertarungan mengadu jiwa, mendadak. . .
"Tahan " suara bentakan keras bergema dari bawah panggung. diikuti sesosok bayangan hitam laksana kilat meluncur naik keatas panggung.
siapa pun tidak melihat dengan cara bagaimana orang itu melayang. tahu2 bayangan tadi sudah berdiri diantara Lie siauw Cin dengan Liuw siang.
Kiranya orang itu bukan lain adalah si manusia aneh yang mengaku dirinya sebagai sang Hong Tie.
"siapa kau?" seru Lie sauw Cin hambar agaknya ia tidak memandang Lam Kong Pak dihati.
"sin so Cuang Yen- sang Hong Tie"
"Hiii. .hiiii. .hiii. . . ." Lie siauw Cin tertawa cabul.
" Jangan dikata 'sin so Cuang Yen- sang Hong Tie tidak datang sendiri, kendati saat ini berada diatas panggungpun jangan harap bisa menerima lima puluh jurus seranganku"
"Haaaaaaaaa. . . haaaaaaaa. . . ."
Kini balas Lam Kong Pak yang mendongak tertawa seram, sepasang matanya dengan buas melototi Hwee Liong Na-kha tak berkedip.
"sekalipun mengibul bukan perbuatan dosa yang patut dihukum mati tapi aku berharap kau jangan mengibul keterlaluan"-
"Perkataan yang cayhe ucapkan terhadap setiap hadirin yang ada disini tak bakal bernadakan mengibul"
"Termasuk kepada kedua orang wasit ?"
"sedikit pun tidak salah "
"Perempuan siluman yang tidak tahu malu kau terlalu sombong "
"Hiii. . .hiii. . .hiii. . .kalau sombong sih tidak bakal salah, hanya harus dilihat apakah sombongmu beralasan atau tidak"
Lam Kong Pak mendengus dingin, kepada Liuw Hauw siang sembari menjura ujarnya^ "Liuw-heng telah menangkan pertarungan kali ini, silahkan turun kepanggung untuk beristirahat."
Begitu ucapan tersebut diutarakan keluar bukan saja 'Hwe Liong Na Kha' tertawa dingin tiada hentinya, sampai kedua orang wasit serta cioe ci Kang sekali pun jadi melengak dibuatnya.
Karena serangan Liuw Hauw siang dengan sepenuh tenaga tadi walaupun berhasil menggelar mundur pihak lawan sejauh tiga langkah hal ini tak bisa dihitung ia peroleh kemenangan-
Walaupun Liuw Hauw siang tahu dirinya bukan tandingan pihak lawan, tapi sebagai seorang jagoan yang namanya berada diantara deretan empat manusia kaya ia tidak ingin memperoleh bantuan orang dengan begitu saja apalagi membantu dengan cara begini ia merasa tindakan ini kurang jujur. karena ia percaya dirinya tak akan berhasil menangkan pihak lawan,
oleh sebab itu dengan sinar mata penuh rasa terima kasih ia alihkan pandangannya kearah manusia aneh itu sedang badannya tetap berdiri tak bergerak.
"Hmmm cukup mengandalkan sepatah dua patah kata ucapanmu sudah bisa dihitung dia yang peroleh kemenangan ?" Teriak Hwe Liong Na Kha gusar.
"Heeeee. . .heee. . .heee. . . .kematian sudah ada diambang pintu kau masih tidak menyesal. coba periksa pakaianmu sendiri"Jengek Lam Kong Pak sambil tertawa dingin-
Ucapan tadi membuat suasana diseluruh kalangan jadi sunyi senyap sehingga jatuhnya jarum pun bisa kedengaran-
Bukan saja si 'Hwee Liong Na Kha' menjerit kaget setelah menunduk dan menemukan sebuah bekas telapak tangan yang besar diatas pakaiannya, air muka kedua orang wasit serta Cioe Ci Kang sekalipun berubah sangat hebat.
Mereka merasa terkejut bercampur heran dan merasa tidak percaya Liuw Hauw Siang memiliki jurus serangan sedemikian dahsyatnya, rata2 dugaan mereka adalah telapak tangan tadi pasti hasil permainan setan dari si manusia aneh tersebut.
Agaknya si Hwee Liong Na Kha sendiri pun merasa tidak percaya bila diatas pakaiannya bisa tertera sebuah telapak tangan tanpa ia merasakan sedikitpun-
Hwee Liong Na Kha serta Liuw Hauw siang berdiri tertegun diatas panggung, sedang kedua orang wasit serta Cioe Ci Kang berada dalam keadaan kebingungan dan ragu2.
Hal ini membuktikan mereka percaya kesemuanya ini adalah hasil permainan setan dari Lam Kong Pak guna melindungi muka Liuw Hauw siang, tapi didepan para jago lihay sedemikian banyaknya, ternyata tak seorangpun yang melihat secara bagaimana dia turun tangan-Apalagi sewaktu Lam Kong Pak bergebrak melawan si pencuri sakti tadi ilmu yang digunakan adalah Lian Tiong san Yen- dari sin so Cuang Yen ilmu telapak semacam ini sekalipun dilatih enam puluh tahun lagi belum tentu bisa membokong 'Hwee Liong Na Kha' tanpa ia rasakan-
Ketika Lam Kong Pak melihat Liuw Hauw siang maju mundur serba susah, kembali serunya^
"Liuw-heng silahkan kau turun dari panggung untuk beristirahat, siauwte mengucapkan selamat kepada Liuw-heng karena berhasil menangkan perebutan urutan nama kali ini."
Walaupun Liuw Hauw Siang sendiri juga seorang pemuda yang bersemangat besar, memandang diri terlalu tinggi, tapi melihat orang lain bukan saja memiliki kepandaian silat yang sangat tinggi bahkan memberi peluang yang baik bagi dirinya untuk turun dari panggung ia segera merangkap tangannya menjurai
"Untuk sementara waktu siauw-te mohon diri terlebih dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Sengkala
General FictionDemi mendapatkan Pusaka "Payung Sengkala" Lam Kong Pak memasuki perkampungan Toa Loo San Cung dengan menyamar sebagai seorang nyonya yang sedang hamil. Dikarenakan perkampungan mendapat serbuan musuh, Lam kong Pak yang sedang bersembunyi di sebuah p...