Dalam sekejap mata suara bentakan keras bergema saling susul menyusul, bayangan manusia menyambar lewat silih berganti. pemain2 sandiwara yang berada di atas panggung tidak sempat ganti pakaian lagi sama2 menerjang ke bawah dengan ganasnya.
Para tetamu yang kebanyakan tidak ingin melibatkan diri dalam peristiwa ini, menggunakan kesempatan tersebut buru2 mengundurkan diri dari perkampungan Toa Loo san-cung.
Dengan demikian jumlah kekuatan kedua pihak seimbang, walaupun jumlah pasukan dalam perkampungan Toa Loo san-cung ada ratusan orang, tapi dikarenakan sedemikian besar harus tinggal menjaga keamanan kampung maka jago2 yang ikut terjun dalam kancah pertarungan terbatas.
Karena inilah dalam waktu singkat mereka tidak berhasil menguasai serangan tiba2 dari pihak lawan-
Cioe cien cien yang melihat peristiwa itu jadi serba salah dibuatnya, walaupun pada hari2 biasa ia merasa sangat tidak puas dengan perbuatan ayah serta engkohnya tapi bagaimanapun mereka adalah ayah serta engkohnya. setelah diserang oleh pihak musuh seharusnya ia tidak boleh berpeluk tangan belaka.
Tapi ia pernah menyanggupi Lam Kong Pak hendak bantu dia mendapatkan puyung sangkala, jika mau turun tangan ia merasa inilah suatu kesempatan yang sangat bagus baginya.
Hatinya merasa sangat cemas, pikiranpun bingung. apa yang seharusnya ia lakukan dalam keadaan seperti ini.
Suara jeritan ngeri, bentakan keras berkumandang tiada berhenti, mayat sesosok demi sesosok roboh menggeletak keatas tanah. darah segar muncrat memenuhi permukaan tanah, suasana berubah sangat menyeramkan-
Agaknya kepandaian silat yang dimiliki si lelaki yang main sebagai Lie Poh serta sang gadis itu luar biasa. mereka yang saling bergebrak melawan cioe Ci Kang serta Toa Hujien untuk beberapa saat belum berhasil ditentukan siapa menang siapa kalah.
"Ayoh cepat kita pergi" seru Lam Kong pak tiba2 sambil menarik tangan Cioe Cien Cien- "Jika sekarang tidak pergi. lain hari tak bakal bisa mendapatkan kesempatan sebaik ini lagi."
sinar mata gadis she Cioe itu sewaktu bentrok dengan mata pemuda yang jeli membual hatinya membeku, ia mengangguk lantas berkelebat menuju keperkampungan sebelah belakang. Lam Kong Pak tidak berani berlaku ayal lagi iapun mengikuti kencang2 dari belakang, siapa nyana sewaktu telah berjalan dua buah halaman ia telah kehilangan bayangan Cioe Cien cien, sedang suara pertarungan makin lama semakin mendekat. tak kuasa lagi saking cepatnya ia depakkan kakinya keatas tanah.
Bersambung ke-03.
Bagian-03.
Mendadak....
Suara tertawa seram yang menggidikkan hati berkumandang datang dari belakang punggungnya, dengan hati kaget Lam Kong pak buru2 putar badan. tapi Sebentar kemudian ia sudah dibuat berdiri tertegun dengan kehilangan semangat.
Kiranya Toa Loo cung-cu cioe ci Kang tahu2 sudah berada dibelakang tubuhnya.
Lam Kong Pak pernah merasakan bagaimanakah hebatnya ilmu "coe Khek Hek Hong cau" dari cioe cien cien, ia mengerti dirinya bukan tandingan musuh. mungkin hanya didalam satu jurus serangan dari cioe ci Kang pun ia tak bakal sanggup menerima. Tapi pada saat ini ia masih menyaru sebagai nyonya muda bahkan tidak tahu apakah cioe ci Kang mengetahui penyaruannya atau tidak. karena itu pura2 tenangkan hatinya ia menjura memberi hormat. "Menantu menghunjuk hormat."
Terhadap tindak tanduk cioe ci Kang sudah lama sang pemuda ini merasa tidak puas oleh sebab itu kata2 Tia tak sanggup diucapkan keluar. walaupun dalam penyaruan iapun tidak rela.
Air muka cioe cung cu berubah pucat pasi dan kaku bagaikan es. tiba2 bentaknya berat, "Kau berasal darimana? mengapa menyaru sebagai menantu untuk menyelundup masuk kedalam perkampungan ?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Payung Sengkala
General FictionDemi mendapatkan Pusaka "Payung Sengkala" Lam Kong Pak memasuki perkampungan Toa Loo San Cung dengan menyamar sebagai seorang nyonya yang sedang hamil. Dikarenakan perkampungan mendapat serbuan musuh, Lam kong Pak yang sedang bersembunyi di sebuah p...