"Drei"

177 17 15
                                    

Matahari mulai menyapa dan menembus kain putih yang terpampang di jendela salah satu kamar di sebuah apartemen di Kyoto Jepang.

Secercah cahaya menyinari seorang remaja yang sedang duduk dengan tenangnya di sebuah kursi dengan beberapa tumpuk buku.

Suasana tenang karena hanya dirinya saja disana serta bunyi detikan jam dinding.

Suasana itu tiba-tiba saja pecah berganti kebisingan seraya seorang pria berambut pirang disisir belakang datang dan mengetuk pintu dengan kencangnya hingga sang empunya merasa terganggu.

"Selamat pagi Michael" pemuda itu menunduk sambil menyapa pria itu.

"Selamat pagi..." jawabnya membalas hormat.

"Silahkan masuk"

"Terima kasih"

Natsume POV

Aku dan Michael duduk bersebelahan di sofa putih, aku meletakkan dua cangkir teh hijau di depannya.

"Ada perlu apa Michael?" Tanyaku.

"Soal calon 'eve' yang pernah dibicarakan. Ku akan mengurus dua calonnya." Tatapan mata Michael mulai serius sambil mengesap teh nya.

"Siapa saja mereka?"

"Hmmm... Ada dua, kau bisa melihatnya diberkas" ia meletakkan berkas itu diatas meja.

"Hmm"

"Kau mungkin sedikit beruntung. Yang satu dia seorang Pelajar di sekolahmu dan satunya lagi seorang hikikkomori" sebuah hembusan nafas pelan dari bibirnya.

.

[Hikikomori : orang yang suka mengurung diri dikamar dan tak bersosialisasi]

.

"Begitu ya?"

"Hmmm... Yah, begitulah..."

"Bagaimana denganmu?" Tanyaku sambil menambahkan gula di teh.

"Aku juga mengurus dua orang, tapi sifat mereka benar-benar bertolak belakang denganku..."

"Berusahalah Michael..." Ucapku.

"Terima kasih..."

●●●

※Setelah pulang sekolah

Seperti hari lainnya, suasana tenang dan damai kulalui dengan mudah dan tenang.

Aku sedikit penasaran akan seseorang disana, baju seragam miliknya terlihat basah dan kotor, wajah dan kacamata miliknya juga terlihat berantakan. Ia dikelilingi oleh beberapa orang yang sepertinya seorang kakak kelasnya, salah satu dari mereka mengancam anak itu sambil memukul-mukulkan sebuah kayu lapuk ke arah tanah.

"Hmmm... Apa yang mereka lakukan?" Aku sedikit bingung atas apa yang mereka lakukan, apa ini yang disebut dengan sebuah 'bully'?

Setelah beberapa saat akhirnya salah satu dari mereka menyadari keberadaanku, mereka semua mendekat meskipun ada dua orang yang masih tetap berada disamping anak tadi.

"Heh! Apa yang lo liat bocah?!" Bentaknya dengan wajah marah.

Hening.

Aku tak mau membuang tenaga dengan berbicara bersama orang yang lebih rendah dari hewan ini.

"Bocah! Lu bisu Hah?!" Pekik salah seorang dari mereka.

Namun tetap hening hingga salah satu dari mereka menarik kerah bajuku dan melemparnya ke arah anak berkacamata tadi.

AmaranthTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang