prolog

37 5 0
                                    

Terlihat dua pasang laki-laki saling berhadapan. Saling melempar tatapan mematikan.

"Jangan kaya gini, please. Lo inget perkatan lo dulu? Kita nggak akan saling menghakimi. Gue nggak bakal nyalahin lo karena kejadian ini. Please dev jangan jadi pengecut kaya gini!" Tommy mengerang, dia tidak ingin sahabatnya membuat keputusan yang akan merugikan dirinya sendiri di masa mendatang, dan akan membuatnya menyesal seumur hidup.

Devian memandang Tommy nanar, dia benar-benar payah dalam urusan mengenfalikan emosi. Dia tidak tau apa yang dilakukanya saat ini karena pengaruh alkohol, dia lengah saat ini karena dengan bodohnya ke tempat terkutuk itu tanpa ada yang menemani. Karena biasanya dia akan kesana bersama Tommy.

Salahkan Tommy yang mengatakan dia tidak akan keluar karena ada urusan penting. Dan ternyata malah pergi dengan bocah tengik musuh bebuyutanya selama ini

Dan malam itu benar-benar malam terburuknya seumur hidup. Dia melakukan tindakan gila yang bahkan sebelumnya tidak terlintas dibenaknya sama sekali.

"LO TAU INI RASANYA LEBIH SAKIT DARI APA YANG NGAK PERNAH GUE BAYANGIN SEBELUMNYA" devano berteriak tepat didepan wajah tommy. Dia kesal marah pada dirinya sendiri tetapi terlalu gengsi untuk mengakuinya. Jadi dia menyalahkan semuanya ke tommy. Dia tau dia memang egois tapi mau bagaimana lagi egonya terlalu tinggi untuk mengakui kesalahannya.

Masalahnya bukan hanya harga dirinya saja yang dipertaruhkan tetapi persahabatan mereka sedang dalam taraf 'waspada'.

Bukan ini yang Tommy mau. Dia ingin persahabatanya baik-baik saja, dan menjalani hari-hari mereka seperti biasanya. Tetapi satu kesalahan saja bisa menghancurkan ikatan yang telah dibangunnya selama ini. Dia masih mengingatnya dulu seberapa kerasnya dia berusaha untuk menjadi teman devano yang dingin dan tidak terjamah. Memaksanya menjadi teman sebangku, membuntuti kemanapun dia pergi, pura-pura tidak paham pelajaran supaya devan mengajarinya. Dia membutuhkan waktu hampir 1 tahun supaya devan bisa mempercayainya serta mau menjadi sahabatnya dan sekarang ikatan itu hancur dalam kurun waktu kurang dari 12 jam, menyedihkan.

Ini memang bukan sepenuhnya salah Tommy. Dia tidak ikut Devan dan lebih memilih pergi bersama joe bukan tanpa alasan dan kesalahanya adalah tidak memberitahu Devan alasan yang sebenarnya. Dan entah bagaimana mereka bertemu di bar yang sama dan mengakibatkan mereka berkelahi, devan memang membenci joe sedari dulu. Dia bahkan memberi rambu-rambu 'jangan mendekat' bila joe berada 10 meter disekitarnya. Tommy mengakui kesalahanya kali ini, tapi yang tidah habis pikir kenapa devan bisa bertindak ceroboh dan mengakibatkan hal buruk yang akan menimpa mereka.

Ketika Tommy sadar dari keterkejutanya matanya membelak. Kejadianya terjadi begitu cepat dan mengejutkan tubuh joe tergeletak beesimpah darah dengan devan yang mendudukinya.

"APAKAH INI BALASAN LO SETELAH SEKIAN LAMA KITA JADI SAHABAT. LO HANCURIN KEPERCAYAAN GUE DENGAN BEGITU MUDAHNYA TOM" devano berteriak keras-keras nafasnya tersenggal-senggal. Dia negitu murka.

"MULAI SAAT INI KITA BUKAN SIAPA-SIAPA LAGI. DAN LUPAIN SEMUA HAL YANG PERNAH KITA LAKUIN BERSAMA. DAN ANGGAP GUE NGGAK PERNAH ADA DIKEHIDUPAN LO, ITI BAKALAN NGEBUAT SEMUANYA MENJADI LEBIH BAIK"

"Devan please gue minta maaf. Gue bisa jelasin" Tommy berusaha memcegah devan yang ingin keluar dari bar. Tapi devan ridak menghiraukan dam tetep berjalan keluar.

Dan sejak saat itu mereka tidak pernah bertemu lagi. Dan itu menjadi pertemuan terakhir mereka. Devan benar-benar sungguh-sungguh terhadap ucapanya kalau mereka tidak akan bisa jadi teman lagi dan menjadi musuh.

TBC capt 1

gently intertwineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang