Himdeun naldeuldo itneun geonde (There are always hard days)
Jamkkaneul mot igyeo tto dareun daeaneul chajaga (But you can't win over that moment and you look for an alternative)DAY6 - Congratulations
*
"Bulan depan, kita akan mengadakan diklat untuk klub Penjajahan Alam!" Pengumuman yang diserukan Hak Yeon sukses membuat Jae Hwan menelan kasar bongkahan tak berwujud di tenggorokannya.
Sudah hampir dua bulan kegiatan klub dimulai. Itu artinya sudah dua bulan pula Jae Hwan memutuskan untuk mengikuti klub Penjajahan Alam. Namun, ia belum bisa menjadi anggota resmi dari klub yang ia ikuti sekarang sebelum ia mengikuti diklat yang dimaksud oleh ketua klubnya.
Sebenarnya, bukan masalah diklat yang menjadi beban di pikirannya. Masalahnya adalah ia terlanjur merencanakan kepulangannya ke Kyungnam di hari yang sama dengan diadakannya diklat tersebut. Terlebih, ia sudah mengatakan tentang rencananya tersebut kepada keluarganya dan Soo Bin.
Ah, apa yang akan dikatakan oleh Soo Bin kalau aku tidak jadi pulang? tanyanya dalam hati.
"Ada pertanyaan lagi seputar diklat ini?" Pertanyaan Hak Yeon membuat Jae Hwan nyaris terlonjak dari duduknya.
"Ah, iya aku hampir lupa. Untuk yang tidak benar-benar memiliki niat untuk mengikuti klub ini, kalian boleh mengundurkan diri sekarang juga," lanjut ketua klub tersebut seraya melirik sinis ke arah Jae Hwan yang juga menatapnya dengan pandangan serupa.
"Eoh, sunbae. Diklat nanti akan diadakan dimana dan kapan tepatnya?" tanya seorang mahasiswa.
Jae Hwan menghela nafas lega. Dalam hati, ia berterima kasih kepada mahasiswa yang bertanya barusan. Karenanya, ia terbebas dari tatapan tak mengenakkan yang dilayangkan Hak Yeon kepadanya.
Setelah sesi tanya jawab mengenai diklat selesai, kegiatan klub pun berakhir. Satu-persatu mahasiswa mulai meninggalkan tempat latihan klub, yaitu tempat simulasi memanjat tebing yang ada di area Baekseok.
"Hei, kau tidak pulang?" Pertanyaan Hyun Jin membuat Jae Hwan nyaris terjungkal. Pemuda itu pun merutuki dirinya yang selalu melamun.
"Ah, iya aku mau pulang." Jae Hwan meringis sebelum akhirnya berdiri dari duduknya.
Jae Hwan dan Hyun Jin pun berjalan beriringan sampai sebuah suara mengagetkan mereka berdua. Rupanya ponsel Jae Hwan berdering karena ada panggilan masuk.
'Soo Binnie-♡'
Melihat nama penelepon, Jae Hwan langsung semangat menjawab panggilan tersebut. Ia sampai lupa dengan Hyun Jin yang sempat melirik ke arah layar ponselnya.
"Eoh, yeoboseyo Soo Bin-ah~" Jae Hwan setengah berseru senang.
Hyun Jin melirik pemuda yang kini berjalan di depannya itu. Ia sengaja memelankan jalannya karena ia merasa dadanya sesak melihat senyum Jae Hwan. Senyum yang pemuda itu tujukan kepada seseorang bernama Soo Bin yang entah bagaimana itu wujudnya.
"Bagaimana kabarmu? Kau sehat, 'kan? Aku merindukanmu ...," ucap Jae Hwan dengan nada riang.
Hati Hyun Jin terasa semakin sakit. Rasa sakitnya seperti diiris dengan pisau, lalu dicincang sampai lembut.
Apa aku tidak bisa mendapatkan senyummu itu?
Tak terasa air mengalir dari sudut mata gadis itu. Ia tak tahan lagi. Ia tak bisa lagi melihat senyum riang Jae Hwan yang ditujukan untuk Soo Bin, begitu pula dengan ucapan-ucapan manis dari mulut pemuda itu.
Apa aku berharap terlalu tinggi?
"Maafkan aku ... Sampai jumpa lagi, oke." Jae Hwan akhirnya mengakhiri panggilannya dan ia pun kaget begitu mendapati Hyun Jin yang 'menghilang'.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hands of Goodbye [VIXX - FIN]
FanfictionSemuanya telah berubah. Tempat tinggal kita, juga kau dan aku. Rasanya sakit saat mengingat semua yang telah kita lalui selama ini. Tapi, aku tak bisa menyesalinya. Karena semua berbeda, termasuk kau. Ingin rasanya aku meraih tanganmu dan menarik ka...