"Kau bisa menitipkan salam padaku kalau kau tidak bisa datang," ucap Se Jeong dari ujung sana.
"Tidak perlu. Aku akan datang sendiri ke sana," balasku sembari merapikan rangkaian bunga yang ada di hadapanku.
"Kau yakin?" tanya Se Jeong pelan.
"Hm." Aku mengangguk yakin. "Aku harus bersiap-siap. Kita akan bertemu di sana, oke," ucapku sebelum mengakhiri panggilan.
Aku pun segera berganti pakaian, menyiapkan barang-barang yang akan kubawa, dan bergegas untuk berangkat. Ke mana? Tentu saja ke pernikahan Hong Bin.
Datang ke pernikahan seseorang yang pernah ada di hati kita bukanlah suatu hal yang menyenangkan. Aku pun juga mengiyakan hal tersebut. Namun, bagaimana lagi? Tidak mungkin 'kan kalau aku bersedih hati di hari yang bahagia untuknya?
Jujur saja, aku belum bisa melupakan Hong Bin. Sebenarnya, bukannya aku belum bisa, tapi aku tidak bisa, bahkan hingga detik ini. Aku hanya bisa berharap datang ke pernikahannya akan membuat hatiku sakit dan bisa melupakannya. Semoga saja.
Aku memilih untuk menggunakan taksi sebagai sarana transportasi menuju ke tempat pernikahan Hong Bin. Alasannya supaya tidak repot saja.
"Tolong antarkan saya ke tempat ini," ucapku kepada supir taksi yang kunaiki seraya menunjukkan alamat tempat pernikahan Hong Bin.
Supir taksi tersebut mengangguk dan segera melajukan taksi beliau ke tempat yang aku minta. Setelah perjalanan yang singkat, aku turun setelah membayar ongkos taksi.
Begitu aku turun, terdengar suara sesorang yang memanggil namaku. Begitu aku menoleh, tampaklah sesosok gadis cantik yang mengenakan gaun berwarna biru langit. Itu Se Jeong. Tak lupa di sampingnya ada kekasihnya, Jung Joon Young-sunbaenim, seniorku dan Se Jeong di Baekseok.
"Ayo masuk!" Se Jeong setengah menarik lenganku dan menyeretku ke pintu masuk.
Astaga, Kim Se Jeong. Aku tahu kau memang gadis yang kuat. Tapi aku masih bisa berjalan sendiri .... T_T
Setelah menunjukkan undangan, kami bertiga pun memasuki tempat resepsi pernikahan Hong Bin. Di dalamnya sudah terdapat banyak orang, mengingat acara sudah dibuka sejak berjam-jam yang lalu dan jumlah tamu undangan memang cukup banyak.
"Kau mau ke mana dulu, Na Young-ah?" Se Jeong menyikut lenganku.
"Ah, aku akan langsung menemui Hong Bin," jawabku.
"Mau kutemani?"
Aku menggeleng pelan dan tersenyum tipis. "Tidak perlu. Sana ajak sunbaenim. Aku sudah tahu kalian mengincar makanan di sini," jawabku setengah bercanda.
Se Jeong tertawa hambar, malu karena tujuannya sudah kuketahui. Bagaimana aku tidak tahu kalau yang dia bicarakan hanya seputar makanan?
Setelah Se Jeong dan Joon Young-sunbaenim pergi, aku pun melangkahkan kakiku menuju ke tempat Hong Bin dan istrinya berada. Ah, seharusnya aku yang ada di sana ....
Kim Na Young, sadarlah! Dia tidak punya perasaan apapun kepadamu kecuali sebagai teman saja!
"Ehem." Aku berdeham, menginterupsi sepasang pengantin yang tengah bercengkrama itu. Keduanya menoleh, namun hanya pengantin wanita yang mengulas senyumnya. Sedangkan Hong Bin ... hanya menatapku lurus tanpa ada keinginan untuk menyapaku.
"Selamat untuk kalian berdua," ucapku sembari tersenyum dan memberikan buket bunga, yang sejak tadi ada di tanganku, kepada Hong Bin. Jangan salah paham. Itu karena aku mengenalnya dan aku belum mengenal istrinya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hands of Goodbye [VIXX - FIN]
FanfictionSemuanya telah berubah. Tempat tinggal kita, juga kau dan aku. Rasanya sakit saat mengingat semua yang telah kita lalui selama ini. Tapi, aku tak bisa menyesalinya. Karena semua berbeda, termasuk kau. Ingin rasanya aku meraih tanganmu dan menarik ka...