"Lo mau kan jadi pacar gue?" Laki-laki dengan wajah datar namun tetap tampan itu menatap seorang perempuan berambut coklat yang saat ini sedang mengedipkan matanya kaget sekaligus bingung. Lelaki bernama Axel itu bersedekap, menatap Thalia yang sekarang sedang terdiam, berpikir.
"Hah?" Thalia kembali mengedipkan matanya sebanyak dua kali dengan polos. Otaknya masih memproses apa yang sedang terjadi saat ini. Yang jelas, ekspresi polos milik Thalia itu sukses membuat Axel tersenyum tipis, bahkan sangat tipis.
”Lo jadi pacar gue," Axel memperjelas ucapannya tadi. "Gue gak menerima penolakan," sambung Axel seraya menepuk puncak kepala Thalia disertai dengan sebuah senyuman, senyuman manis yang langsung membuat murid-murid perempuan memekik senang.
Thalia menundukkan kepalanya, senang sekaligus malu yang saat ini ia rasakan. Ia malu karena Axel memintanya menjadi pacarnya di depan murid-murid SMA Nusa Bangsa. Tentu saja Thalia malu setengah mati karena sudah menjadi perhatian orang banyak.
"Sekarang lo itu pacar gue," Lagi-lagi Axel yang berbicara, karena sampai saat ini Thalia masih belum mengerti dengan semuanya, dan Axel menyadari itu.
"Gu-gue.."
"Ke kelas sana, gue mau ke kantin dulu." Axel kembali menepuk kepala Thalia. "Semangat belajar, Thalia." Lanjut Axel sambil berjalan meninggalkan Thalia yang wajahnya sudah memerah.
Thalia menggerakkan tangannya ke kedua pipinya yang memanas, dan sekarang Thalia yakin kalau wajahnya sudah sangat memerah. Murid-murid yang tadi menonton acara Axel-Thalia pun berangsur membubarkan diri. Sebagian dari mereka mengucapkan selamat dan sebagian lagi hanya menatapnya sinis. Thalia yakin, sekarang pasti akan ada kubu yang membencinya.
Mengabaikan itu semua, Thalia kembali memikirkan yang terjadi barusan. Thalia pikir Axel tidak mengenal dirinya meskipun mereka satu kelas—itu karena sifat Axel yang jutek, dingin dan cuek—membuat Thalia beranggapan bahwa Axel tidak mengenali dirinya, hanya mengenal nama saja. Tapi ternyata?
"Apa sekarang gue lagi mimpi? Kalau iya, aku mohon Tuhan, jangan bangunkan aku dari mimpi indah ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're Mine
Teen Fiction"Gue emang bukan cowok-cowok kebanyakan yang mengumbar kata-kata romantis,tapi gue menjamin kalau alasan kebahagiaan lo adalah gue." -Axel "Kamu emang ga pinter mengungkapkan kata-kata romantis tapi aku tau kalau kamu mempunyai cara sendiri untuk me...