Part 3

490 24 3
                                    

Hari dimana Kaisar kembali ke Istana membawa hasil buruannya telah tiba. Semua selir, Ibu Suri dan Permaisuri yang lemah tubuhnya datang menyambut kaisar.

"Hormat pada kaisar semoga kaisar panjang umur dan sehat," serentak selir dan permaisuri memberi salam dan segenap dayang dan perajurit.

"Berdirilah semua selir, Permaisuri dan pejabat tercintaku," kata Sang Kaisar berjalan menuju Ibu Suri. "Ananda memberi hormat pada Ibunda."

"Berdirilah ananda, Ibunda ingin tahu bagaimana hasil buruan ananda dan yang terjadi selama perburuan. Ayo sini bercerita pada Bunda," sambil memegang tangan Ibu Suri,Sang Kaisar menuju istana Ibu Suri yang diikuti oleh Permaisuri dan para selir.

Pada masa itu Kaisar Xi memiliki 78 orang istri. Satu Permaisuri, satu selir kesayangan dan 76 selir. Dari 76 selir itu semua sudah mendapat giliran bermalam dengan kaisar namun tidak satu pun membuahkan anak. Hanya satu selir kesayangan kaisar yang memiliki seorang anak yaitu putri Ying Mei yang masih berumur 4 tahun. Kaisar sangat menyanyangi Selir Chu Xiang. Permaisuri saat itu tidak bisa memiliki anak karena sudah beberapa kali kegugurran sampai kandungannya rusak.

Ke 76 selir itu saat ini tidak semua mendapatkan giliran bermalam karena tidak menghasilkan keturunan buat kaisar. Maka dari itu hanya beberapa selir terbaru atau yang baru masuk kedalam harem kekaisaran lah yang mendapat giliran bermalam. Kaisar lebih sering bermalam di tempat selir Chu Xiang.

***

Kediaman Jendral Lie

"Suamiku, bagaimana kita harus memberi tahu Diao Er kalau dia harus ke istana dan menyumbangkan acara seperti putri pejabat lainnya? Sedangkan dirimu tahu kalau anak kita itu benci kalau pergi ke istana. Dan lagi harus memakai baju yang wajib dan lengkap seperti putri pejabat lain. Aku takut dia akan marah besar dan berontak," Nyonya Lie berkata kepada suaminya. Karena semua perhiasan dan pakaian yang telah diberikan kepada putrinya , langsung ditolak mentah-mentah oleh putrinya.

"Biarkan aku yang bicara padanya. Apa pun caranya aku akan membuat Diao Er hadir. Jangan sampai nanti kaisar marah," sambil menghela nafas berjalan keluar setelah mengganti baju jirahnya dengan baju yang biasa dipakai dirumah. Berjalan menuju ke arah kamar putrinya.

***

Dikamar Diao Chan

"Tuan putri ayo di pakai bajunya! Banyak sekali yang harus kita lakukan. Tuan putri akan menunjukkan kemampuan apa nanti? Supaya tidak mempermalukan tuan besar? Tuan putri mempunyai banyak kemampuan dan semuanya bisa. Tapi menurut nana putri paling ahli dalam menari deh," Nana mengoceh tiada henti sambil membujuk Diao Chan.

"Nana, aku udah bilang aku tidak mau hadirrrr...... Aku tidak mau kalau nantinya kaisar jatuh cinta bagaimana......?!"

"Haiss, Tuan putri jadi orang kok sombong sekali. Anda kira cuma Tuan putri saja yang cantik. Masih banyak anak pejabat lain yang lebih cantik dari putri," kemudian langsung di pukul kepalanya oleh Diao Chan.

"Aduhhh!" Nana menjerit dan mengelus kepalanya dengan mulut cemberut.

"Kamu itu pelayanku atau bukan sih. Masa sama bilang majikan nya jelek. Dasar!!" kata Diao Chan merengut. Tak lama Jendral Lie memasuki kamar putrinya dan menyuruh Nana keluar sejenak.

"Ayahhhh ...."Diao Chan memeluk ayahandanya dengan manja. Memang demikian hubungan Diao Chan dan ayahnya, amat dekat dengan ayahnya Jadi saat bertemu sang ayah tidak ada kata harus memberi hormat dan menunduk. Jendral Lie seorang jendral yang amat tegas dan taat peraturan, namun kalau sudah berhubungan dengan putri kesayangannya jelas tidak perlu tanya lagi segala norma itu hilang.

Open pre orderWhere stories live. Discover now