1

206 15 3
                                    

Pikiran itu pikiran dimana rayhan calon suamiku mengatakan jika ia hanya melakukan pernikahan ini dengan suatu keterpaksaan. Karena pada saat itu, orang tuaku dan orang tuanya telah menjalin persahabatan dan mereka berinisiatif menjodohkan kami.

Ya mungkin ini takdirku setelah ayah meninggalkan kami berdua ayah meninggal dunia pada saat ia di tabrak lari oleh pengendara yang tidak bertangung jawab dan parahnya lagi ayah meninggal di tempat. Mendengar kabar itu ibu sangat syok ia menjalani tiap harinya dengan selalu bersedih.

Setelah 5bulan kepergian ayah,ibu mulai sadar bahwa ia tak seharunya seperti itu dan ia mulai menghiklaskan kepergian ayah.

Ayah seorang pegawai di perusahaan tempat om rangga, ya papa rayhan tentunya.  Ayah selalu mengajarkan aku untuk hidup dengan kesederhanaan tanpa kemewahan dan yang terpenting dapat mencukupi kebutuhan setiap hari.

Walaupun ayah adalah sahabat om rangga, tapi ayah tak pernah menjadikan kesempatan akan hal itu.  Pernah saat itu om rangga menaikan jabatan ayah menjadi Manager tetapi ayah menolak dan lebih memilih menjadi pegawai biasa.

Dan karna itu lah om rangga menikahkan aku dengan anaknya rayhan, karna om rangga berpikir bahwa aku lebih tepat menjadi pendamping rayhan.

"Ana kenapa melamun nak? "tanya wanita paruh baya siapa lagi kalau bukan ibu ku tercinta.

"eh.. Tidak bu aku hanya memikirkan tentang bagaimana kedepan nya rumah tangga ku kelak"kataku seraya tersenyum dan memegang tangan ibu.
"nak mau kah kau berjanji pada ibu?"tanya ibu lagi dengan wajah yang serius.

"iya bu insya allah ana berjanji"kataku yang menatap yakin pada ibu.

"walaupaun pernikahan mu dengan nak rayhan tidak didasarkan cinta, kamu harus ingat bahwa menikah itu hanya sekali buatlah nak rayhan mencintaimu,jangan cepat menyerah dan selalu sabar jika nanti kau mendapat ujian kesabaran mu kelak. Jadikanlah rumah tangga mu yang selayaknya, tetaplah menjadi istri yang taat pada suami mu"kata ibu yang mulai menitikkan air mata.

"bu ana berjanji akan selalu ingat pesan ibu insya allah bu insya allah" kataku yang mulau menangis memeluk ibu.

"sudah nak, besok adalah dimana hari bahagia mu jangan bersedih tersenyumlah" kata ibu yang menghapus air mataku.

Ya aku berjanji pada ibu dan pada allah aku akan menikah sekali seumur hidup, dan ya aku akan menunggu keajaiban dimana pernikahanku menjadi rumah tangga yang seharusnya terjadi semoga saja amin.

Love And RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang