2

111 7 0
                                    

Saat ini aku sangat gugup ya bagaimana tidak hari ini adalah hari pernikahan ku dengan rayhan.

"jangan gugup nak, semua akan baik-baik saja" ucap ibu yang ku balas dengan senyuman.

Ya semoga saja semua akan berjalan baik-baik saja. Ucap ku dalam hati.

"ayo sudah selesai, mari kita kedepan"kata ibu yang mengejutkan ku.

"bu apa akan baik..?"belum sempat aku melanjutkan ibu memotong ucapanku.

"tenang saja nak kau hanya perlu rileks dan selalu berdoa"ucap ibu yang menengkan ku.

Aku dituntun oleh ibu menuju lantai bawah dimana akad nikah dilaksanakan. Setibanya disana aku bisa menatap sosok sebentar lagi yang akan menjadi suami ku dalam hitungan menit, disana rayhan tengah menungguku.

"saya terimah nikahnya Diana Rindia Putri binti Budi Darmawan dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang 10juta lima belas ribu rupiah di bayar tunai"lafadnya dengan satu tarikan nafasnya.

Sah?
Sah...

Hatiku tak karuan karena aku sudah resmi menjadi seorang istri pengusaha muda Rayhan putro wijaya.

Setelah acara pernikah berlangsung ya aku sempat melirik ke arah mas rayhan dia sama sekali tidak melihatku,Ia hanya menunjukan tatapan dingin serta angkuhnya.

Tak terasa acara pernikahan pun selesai aku sungguh sangat lelah. Dan ya pikiran ku masih terjangkau oleh mas rayhan tadi.

"ana kenapa melamun nak? "tanya ibu ku.

"ah.. Tidak bu ana hanya memikirkan pernikahan ana nanti kedepanya"

"nak,kau harus berjanji pada ibu walaupun pernikahan mu dengan nak rayhan tidak di dasarkan cinta,kamu harus ingat bahwa menikah hanya dilakukan sekali buatlah nak rayhan suami mu mencintaimu. Jangan cepat menyerah dan selalu sabar jika nanti kau akan mendapatkan cobaan atas rumah tangga mu.  Jadikanlah rumah tangga mu menjadi rumah tangga yang selayaknya. Tetaplah menjadi istri yang taat pada suami mu"kata ibu yang menatap mataku dengan meyakinkan ku.

"bu ana berjanji akan selalu setia pada mas rayhan, dan ana akan selalu ingat ucapan ibu, terimakasih bu terimakasih"kataku dengan senyuman tulus dan memeluk ibu.

"sudah ayo kamu harus bersiap nanti kamu akan ikut kerumah suami mu nak"kata ibu yang hampir mengeluarkan air mata.

"bu jangan mengis nanti ana akan sering berkunjung dan ana akan selalu menelpon ibu"

"iya nak ibu pasti akan sangat merindukan mu"ucap ibu seraya memeluk ku

"Nah itu dia ana, darimana saja sayang kami mencarimu"ucap mama rayhan yang menghampiriku.

"ah.. Ya maaf ma ana habis pamit pada ibu"

"oh sayang, kau jangan khawatir nanti rayhan akan mengantarmu jika kamu merindukan ibu mu.. " kata mama yang melirik ibu dengan senyumnya.

"ya ana benar kata mertua mu ibu selalu menunggu mu"

"ana ayo nak kita sudah di tunggu rayhan untuk balik kerumah"kata papa yang muncul dari arah belakang.

"oh.. Iya pa ana sudah siap"

"baiklah ayo sayang"

"em.. Bu ana pamit jaga kesehatan ibu dan selalu kabarkan ana dengan keadaan ibu"kataku memeluk ibu.

Ya ibu memilih tetap dirumah dan tidak ingin ikut bersamaku, padahal orang tua mas rayhan sudah mengizinkan untuk ibu tinggal satu rumah dengan kami.

"iya nak ibu pasti akan selalu mengabari mu"

"ana pasti akan merindukan ibu"

"nak rayhan tolong jaga ana dia satu-satunya harta ibu"kata ibu dengan sedikit memohon pada mas rayhan

"baik bu kalau begitu kamu pergi"kata rayhan dan langsung masuk kedalam mobil

"dah bu"kataku melambaikan tangan ku dan tersenyum padanya.

Setelah sampai di rumah yang dimaksud rumah mas rayhan ini aku sunguh terkejut,bagaimana tidak ini sangat besar dan mewah menurutku.

"sampai kapan kamu ingin disitu?"tanya suara berat yang kuyakini suara mas rayhan

"ah.. Iya mas"

"loh sayang ayo masuk, jangan sungkan ini sekarang rumah kamu juga"kata mama yang menghampiriku.

"ah.. Iya ma terimakasih"

"ohiya sayang kamu langsung istirahat aja ya nanti mama panggil untuk makan malam"kata mama

"em iya ma"

"ray..rayhan? "panggil mama pada mas rayhan

"ada apa ma? "tanya rayhan

"ajakin ana ke kamar gih dia pengen istirahat"

"ayo"balasnya cuek dan membawa koperku.

Setelah sampai dilantai 2 aku mengikuti mas rayhan dari belakang dan berhenti di salah satu kamar yang menurutku akan menjadi kamar kami.

"ayo masuk, ini kamar aku dan kamu tapi tenang aku tak akan seranjang dengan mu aku akan tidur di sofa sementara kau tetaplah di ranjang"ucapnya dingin dan tanpa melihatku.

"mengapa.. "belum sempa aku melanjutkan perkataan ku ia telah memotongnya.

"kau memang istriku tapi kau ingat bukan, aku menikahimu karna perjodohan sialan itu dan atas dasar apa aku harus seranjang dengan mu"jawabnya menatap mataku tajam.
"aku ingin mandi"ucapnya lagi yang meninggalkan ku di depan pintu kamar.

Ya allah apa permainan ini sudah dimulai apa sebigitu nya mas rayhan menganggap ku rendah. Kuatkan aku menghadapi ini ya allah kuatkan. Batin ku.

*****

Jangan lupa vote and coment reader plis❤

Love And RegretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang