03. We Were There

2.5K 197 6
                                    

Ketika dalam perjalanan pulang, Renata kembali teringat akan sosok Shinji. Ia benar-benar tak menyangka bahwa ia akan bertemu dengannya lagi setelah hampir 10 tahun berlalu.

Sebenarnya dulu Renata pernah mencoba mencari tahu tentang pria itu setelah ia keluar dari sekolah. Tujuannya hanya satu, meminta maaf. Tapi sosoknya seolah menghilang di telan bumi. Renata gagal menemukannya.

Ah, mau tak mau ingatan perempuan itu kembali ke masa beberapa tahun yang lalu ketika ia masih duduk di bangku es-em-a kelas dua.

Waktu itu, sekolahnya kedatangan murid baru.
Dia-lah Shinji Okada.

Lahir dari seorang ayah berkebangsaan Jepang dan Ibu Tionghoa, sosok itu benar-benar mencuri perhatian banyak orang.

Kata para guru, Shinji pindah ke sini karena pekerjaan orang tuanya.

Kehadiran Shinji di sekolah seperti magnet tersendiri bagi setiap orang. Ia ibarat benda yang fresh, up-to-date, dan jadi pusat perhatian.

Maklum, ia tampan luar biasa. Tubuhnya jangkung, kulitnya bersih, senyumnya menawan, matanya bening dan memesona. Banyak siswa perempuan yang jatuh hati padanya.

Tapi, Renata tidak.

Entah, Shinji memang tampan, tapi Ia tak merasakan apapun padanya. Tertarik saja tidak.

Sampai akhirnya, Ia menerima taruhan konyol itu!

Entah setan apa yang ada di kepala Renata hingga ia tega melakukan hal bodoh semacam itu.

Ia menerima tantangan teman-teman se-genk-nya untuk bisa menjadikan Shinji sebagai pacar. Jika ia bisa melakukannya dalam waktu kurang dari sebulan, maka ia berhak mendapatkan sebuah Ipod mahal merek terkenal. Sebenarnya hadiahnya tak seberapa, tapi Renata begitu suka dengan tantangan.

Dan Shinji adalah sebuah tantangan baru baginya.

Dengan bersusah payah, akhirnya ia bisa mendekatinya. Mereka berteman, dekat, dan akhirnya Renata bisa menjadikan pria itu sebagai pacar.

Kalau tidak salah, mereka bahkan sempat berpacaran selama hampir tiga bulan.

Tapi suatu hari, entah dari mana, Shinji mengetahui tentang taruhan itu.
Dan tentu saja ia marah bukan main.

"Bagaimana mungkin kau bisa mempermainkan perasaan seseorang dengan begitu kejam? Tidakkah kau tahu bahwa aku mencintaimu dengan tulus, Ren? Kau benar-benar jahat!"

Itu adalah kata-kata terakhir yang Shinji ucapkan pada Renata sebelum akhirnya lelaki itu tak masuk sekolah selama beberapa hari.

Saat itu, Renata tak merasakan apa-apa. Ia tak bersedih, tak juga menangis. Bahkan merasa bersalah pun tidak.

Hingga akhirnya ia tahu bahwa Shinji keluar dari sekolah dan memutuskan kembali ke Jepang.

Perasaan Renata yang tadinya tumpul, akhirnya dihinggapi rasa bersalah. Ia ingin meminta maaf padanya. Tapi terlambat. Shinji terlanjur menghilang begitu saja tanpa bisa ia temukan.

Dan sekarang, tiba-tiba saja mereka bertemu lagi. Ini sungguh di luar dugaan.

Mungkinkah ini isyarat dari Tuhan bahwa ia harus meminta maaf padanya?
Menebus kesalahannya?

Mungkin.

°°°

"Mas, bagaimana dengan lowongan pekerjaan yang kumaksud kemarin?" tanya Renata ketika kakaknya sudah pulang dari luar kota dan sore itu mereka sedang duduk-duduk santai di teras rumah.

"Ini tidak akan mudah, Ren. Kau tahu 'kan mencari pekerjaan jaman sekarang sangatlah sulit. Tapi, salah satu rekanku yang punya usaha kuliner mengatakan bahwa di tempatnya masih kekurangan seorang waitress. Bagaimana? Apakah kau mau mencobanya?"

Tada Aishiteru [Terbit Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang