Stay Cool, Guys!!

51 10 8
                                    

Menit demi menit berlalu, sekitar 25 menit mereka sampai di SMA tempat mereka akan melakukan lomba. Sesampainya mereka disana, masing-masing dari peserta lomba langsung mengambil nomor urutan lombanya. Tak terkecuali, Tiyas, Rani, Kiky, dan teman-temannya.

"Baik, anak-anak. Karena udah pada ngambil nomor urutannya, masing-masing anak akan didampingi guru untuk menuju ruangan lomba." jelas Pak Hadist pada pada Tiyas, Rani, Kiky, dan rekan lainnya.

"Oke, pak. Tapi, pak sebelum itu, saya mau...." kata Kiky dengan suara lengkingnya itu.

"Mau apa, kik?" tanya pak Hadist.

"Ini loh, pak, saya mau kasih embel-embel buat temen-temen saya pak, Tiyas sama Rani. Boleh 'kan?" sambung Kiky.

"Oh, ya boleh. Biar temennya pada semangat ya" jawab pak Hadist.

"Makasih, pak. Bapak baik deh"

~~~

"Oke, gangs. Gue mau ngomong sama.....emm... Oke, Rani dulu." Kiky langsung menarik tangan Rani.

'Ngapa sih nih bocah?' gumam Rani dalam hati.

"Oke, Ran. Lo 'kan mau LCC nih sama anak kembar itu, Maura Naura. Lo 'kan tau, mereka itu orangnya gak pd-an dan kalo lagi ngitung tuh kadang suka salah-salah dikit, ya lo tau lah soal itu. Jadi, lo harus bangun spiritnya mereka, ya pinter-pinter lo 'aja deh. Ni ya, gue kasih tau sama lo, sekolah kita itu harus jadi juara umum biar....." kalimat Kiky yang panjang×lebar itu terpotong karena Rani menutup congornya Kiky yang sudah olahraga mulut sejak tadi.

"Lo Kiky atau bebek sih? ngomong gak ada jeda." jelas Rani sambil mengernyitkan dahinya.

Tiyas yang melihat hal itu, langsung berusaha mencegah perang mulut yang akan terjadi. Dia menarik tangan Rani dari mulut Kiky, dan sekarang terlihat jelas mulut Kiky yang cemberut menatap Rani. Karena menurutnya, dia tidak salah apa-apa.

"Hadeh, elo berdua pagi-pagi dah ngoceh mulu'. Dasar lo bedua, Otak-Otak Ngoceh" bentak Tiyas dengan lembut tapi, tegas.

Tiyas pun berbisik pada Rani saat Kiky mengalihkan pandangannya kearah lain.

"Ran, lo tau 'kan Kiky tuh orangnya moody-an lo mau dia kalah cuma karna berantem sama lo, sekarang gue tenangin Kiky dulu ya,"

"Oke gue ngerti, yas"

Tiyas menuju kearah Kiky yang sedang menatap ke bawah.

"Kik, lo jangan gitu dong, sebentar lagi 'kan lombanya mulai, lo bilang lo gak pernah mau kalah. Jadi, gue saranin ke-elo nanti pas lo mulai speech english nya lo mikirin sesuatu yang enak dipikir deh. Jadi, lo bisa enjoy. Oke!"

"Hmm, oke deh. Lo juga ya, semoga caturnya lancar, bilangin sama Rani juga 'Ganbatte' buat LCC nya. By the way, dia masih marah gak?" dengan suara pelan.

"Ah, udah gak marah kok"

"Mm... Rani!!" teriak Kiky.

'Dih, ni anak dibilang udah gak marah, langsung teriak manggil. Semoga Rani gak marah lagi deh' batin Tiyas.

Mendengar Kiky teriak, Rani langsung menoleh kearah Kiky. Melihat Rani yang sudah menoleh kearahnya, Kiky mengatakan,

"Ran, Tiyas bilang lo dah gak marah sama gue. Pelukan yuk."

Love is FriendshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang