4

62 33 9
                                    

"Woy! Bengong aja mas Brooo!" Brian tersentak. Ia tidak sadar kalau Raka sedari tadi sudah ada di belakangnya.

"Kunyuk! Kaget gw!" Omel Brian sambil mengeplak kepala Raka yang sekarang sudah duduk di sampingnya, ditempat tidur.

"Lagian elu, udah gw ketok-ketok pintunya. Tapi gak dijawab. Kebetulan gak dikunci, Ya udah gw masuk aja. Gw juga udah minta izin sama bunda lu buat masuk. Mikirin apa sih lu??" Tanya Raka sambil membaringkan tubuhnya ditempat tidur Brian.

"Gw lagi gak mikirin apa-apa. Cuman ngelamun aja." Ucap Brian berbohong.

"Alahh... lu pikir gw gak tau apa. Lu pasti lagi mikirin si Raya kan??" Tanya Raka penasaran.

"Sok tau.." jawabnya. Namun inilah Brian Saputra, mau dia berbohong seperti apapun pada Raka, tetap Raka akan mengetahuinya. Raka sangat mengenal gelagat sahabatnya yang satu ini.

"Kemarin gw ketemu sama Raya." Ucap Raka tiba-tiba. Brian mencoba untuk menahan diri untuk menyembunyikan ekspresi ingin tahunya.

"Kata dia, lu gak usah nginget-nginget dia lagi." Raka menyampaikan pesan dari Raya. Brian hanya membuang muka.

"Katanya dia juga punya alasan kenapa dia mutusin lu." Lanjut Raka.

"Gw gak perduli!" Sahut Brian ketus.

"Yan.. lu gak boleh gitu yan. Liat diri lu, lu sampe sakit 4 hari gini. Lu juga gak usah nutupin apapun dari gw. Gw tau lu yan. Kita udah temenan dari TK, nyuk." Lagi kata Raka. Brian tetap diam. Dia memandang jauh ke luar jendela didepannya. Entah apa yang sedang ada dipikirannya, Raka tidak bisa menebak. Tapi satu hal yang Raka tau, Brian sangat menyayangi Raya. Walaupun cinta Brian pada Raya hanya cinta seorang anak SMA, tapi Raka yakin, Brian sangat tulus.

"Woy nyuk!" Lagi-lagi Raka mengagetkan Brian.

"Bangke!" Maki Brian.

"Lu ngeliatin apa sih??" Tanya Raka, Brian tetap diam. "Yan, jangan kaya orang gak laku dah." Celoteh Raka. "Gw aja yang muka pas-pas an kaya gini masih ada yang mau, apa lagi elu kampret. Muka lu kan ganteng!" Ucap Raka mencoba mencairkan suasana. Brian terkekeh, "ahhhh kampret, bisa aja lu bikin gw ketawa." Ucap Brian sambil menepuk perut Raka. Raka mendesis mendapat pukulan diperutnya.

"Dari pada mikirin yang gak penting, mending kita main PS Rak." Ajak Brian.

"Rak..Rak..Rak! Nama gw tuh jangan dipotong-potong, gaj enak didengernya." Protes Raka. Brian hanya tertawa.

"Lu gak mikirin UTS apa yan. UTS tuh Senin depan yan. Senin depan." Raka mengulangi kata-katanya, menekankan kata 'Senin depan'.

"Alah, tinggal searching Nyuk." Jawab Brian santai sambil mulai menyiapkan PS nya.

"Yan..yan.. gak ada takut-takutnya ya lu. Inget yan, bunda lu juga guru disekolah kita, kalo lu ketangkep gimana yan? kan bunda lu juga yang ribet. Hati-hati yan." Ucap Raka memperingatkan. Tapi Brian
Seperti biasanya kalau Raka datang, Brian akan mengajaknya bermain PS.

"Rak, kalau gw menang lu mau ngasih gw apa?" Pancing Brian, mereka baru memulai permainan.

"Apa aja yang lu mau dah, itu juga kalo lu menang.." Jawab Raka sombong. Terakhir kali mereka bermain, Rakalah yang memenangkan pertandingannya.
Sedang asik bermain, tiba-tiba Raka ingat pada kejadian tadi saat menuju rumah Brian.

"Ehhh yan... lu inget gak adik kelas yang marah-marah ke elu gara-gara lu kotorin bajunya." Tanya Raka.

"Hmm," Brian hanya berdeham, ia sudah tenggelam pada permainan PS nya. Kali ini Brian tidak ingin kalah.

"Masa tadi gw ketemu dia sama temennya naik sepeda di depan rumah lu. Rumahnya deket sama rumah lu ya??" Tanya Raka. Brian tidak menggubris sedikitpun.

"Wooy.. yan! Jawab apa orang nanya." Sungut Raka.

"Ck!" Brian berdecak kesal. "Gw gak tau rumahnya dimana dan gw gak mau tau." Jawab Brian kesal.

"Yeeee... gw kan cuman nanya."

"Pertanyaan lu gak penting. Mending lu main yang bener. Biar gak kalah."

"Dihhh.. gw gak bakal kalah. Lu aja yang siap-siap nurutin permintaan gw yan trus kalo kalah jangan ngadu sama bunda lu.." Ejek Raka. Brian hanya dapat tertawa. Merekapun fokus bermain PS.

Rea saat ini sedang mengantar Mia pulang. Walaupun Mia membawa sepeda sendiri, tapi tetap saja Rea ngotot untuk mengantar juga naik sepeda. Dan mamanya juga belum pulang, papa nya juga belum pulang kerja, jadi Rea bebas keluar rumah.

"Ehh Re.. Re... liat deh." suruh Mia pada Rea yang sedang fokus mengayuh pedal sepeda disampingnya.

"Apaan sih?" Tanya Rea kesal.

"Itu..tuh" tunjuk Mia pada seorang cowok yang sedang memarkirkan motornya di depan sebuah rumah. "Bukannya dia itu temannya ka Brian ya?" Tanya Mia memastikan. Mereka berhenti sebentar.

"Gak tau dah." Ucap Rea masa bodo. "Lagian lu ngapain ngurusin orang sih. Udah ayoo pergi." Ajak Rea pada Mia. Ia melanjutkan mengayuh sepeda, meninggalkan Mia.

"Dihhh Re..Re.. tungguin." Pinta Mia. Miapun mengikuti Rea yang sudah lumayan jauh di depannya.

"Hhhuuufttt..." Rea menghempaskan tubuhnya di tempat tidur. Setelah kembali dari mengantarkan Mia, Rea langsung mandi. "Kok mama lama banget ya pulangnya." Pikir Rea. Ia sudah tidak sabar menyantap ice cream strawberry yang akan dibawa mamanya. Merasa bosan, Rea pun memainkan hp yang sedari tadi tergeletak di samping kepalanya. Iseng-iseng ia membuka Instagram. Melihat-lihat post'an temannya. Tiba-tiba terlintas di benaknya untuk menstalk seseorang. "Mmmm...ngestalk siapa ya??" Ia bertanya dalam hati. "Cowok ngeselin itu." Pikirnya. "Tapi....siapa ya namanya???" Rea bingung, ia ingin ngestalk ka Brian, tapi ia tidak tau apa nama ig'nya. Dengan asal ia mengetik. "Brian..." lalu muncul akun seseorang dengan nama Brian Saputra. Ia pun mengklik akun tersebut. Itu memang benar akunnya. Tapi sayang, akunnya diprivat.
"Ihhhh so ngartis banget sih tuh orang." Gerutu Rea dalam hati. Ia membanting ponselnya. "Kaka kelas macam apa tuh orang. Ngeselin." Rea terus mendumel. "Astaga Rea..Rea.... ngapain juga sih lu ngestalk tuh cowo." Ucap Rea pada dirinya sendiri. Rea tidak bisa memungkiri perasaan ingin tahunya tentang Brian. Seperti wajah Brian berkeliling di kepalanya. Memadati setiap ruang di kepalanya.

"Rea...Rea..." suara mama memanggil. Mama baru pulang. Rea pun tersadar.

"Apaan sih gw jadi mikirin tuh orang. Ini gara-gara Mia." Rea mendumel.

"Rea..." teriak mama.

"Ia ma...ia." jawab Mia sambil berlari untuk membuka pintu.

"Hiii teman-teman semua. Jangan lupa vote dan commentnya ya untuk cerita "I WANT TO STAY CLOSE TO YOU B".. Trimakasi.

I Want To Stay Close To You B!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang