Expansi 3

92 7 5
                                    

Di Perjalanan menuju Rodes. Aku melihat awan yang indah. Aku membayangkan sosok Iria yang selalu memarahiku. Aku tersenyum bila teringat dengan kelakuannya yang kadang galak kadang manisnya.

Aku menghentikan hayalan itu. Aku memperhatikan nona Kara yang berjalanan di depanku. Sangat aneh biasanya penguasa pasti memakai kuda untuk perjalanannya tetapi dia memilih untuk berjalan kaki. Aku segera menayakan alasan mengapa dia memilih berjalan kaki.

"Emm nona Kara kenapa anda tidak naik kuda?"
Aku bertanya sambil menyamakan langkahku.

"Aku tidak mau menjadikan diriku orang special di pasukan ini. Kamu harus tau bagaimana cara untuk memperbesar moral pasukan,"
Nona Kara menjawab ku dengan fasih.

"Apa nona takut terhadap kuda?"
Aku menjawab sambil menggoda nona Kara.

"Ehh tid-akk aku tidak takut terhadap ku-da kamu jangan sok tau atau kumasukkan kamu ke kandang kuda!"
Nona Kara menjawab dengan muka yang setengah merah.

Aku ketakutan melihat nona Kara yang marah seperti itu rasanya aku tidak perlu melanjutkan topik ini. Tapi aku tidak bisa menahan diriku untuk menggoda nona yang cantik ini.

"Nona bersediakah nona menemaniku berkuda setelah tugas ini selesai?"
Aku mengajak bicara nona Kara yang bingung melihatku.

"A---ppa knp tibb-a tibb-a dan knp harus naik kuda!"
Nona Kara menjawabku dengan terbatah-batah

"Apa nona Kara takut untuk berkuda bersamaku?"
Aku menayakan sambil melihat nona Kara yang wajahnya setengah memerah.

"Baiklah aku terima ajakkanmu,"
Nona kara tiba-tiba menjawab dengan expresi tenang.

Aku sudahi topik ini karena kami sudah sampai bukit yang memisahkan Catbury dengan Rodes.

Nona Kara memerintahkan untuk membangun tenda karena memang perjalanan kami lambat. Barang-barang yang kami bawah lumayan banyak karena kami juga mempersiapkan untuk kemungkinan berperang.

"Dengar semuah nya tetapkan shift jaga malam karena kita harus waspada adanya mata-mata dan serangan grilya,"
Nona Kara mengucapkannya dengan tegas.

Nona Kara menyudahi breffing dan menyuruh kami beristirahat dan menetapkan shift jaga. Tiba-tiba nona Kara memanggilku.

"Ifra datanglah ke tendaku. Aku mau membicarakan sesuatu,"
Nona kara memerintahku.

Aku segera menuju tenda Nona Kara.

"Ada apa nona Kara?"
Aku bertanya kepada nona Kara.

"Kamu nanti tidak usa bertempur,"
Tegas nona Kara.

"Tapi kenapa nona Kara? Untuk apa aku disini kalo tidak untuk bertempur,"
Aku bertanya dengan nada marah.

"Aku mendapat laporan dari mata-mata kita bawah ada tambang rahasia di pinggir kota Rodes. Bila terjadi pertempuran di balai kota Rodes kita berdua langsung menuju tambang itu! Dan ini peta menuju tambang itu,"
Nona Kara menjelaskan sambil mangarahkan pandangannya kearahku.

"Tetapi bagaimana dengan pasukan kita yang cuma berjumlah 50 orang? Mereka akan hancur sia-sia,"
Aku menjawab dengan marah.

"Tenang saja mereka pasukan elit 10 dari mereka bisa sihir tapi seluruh dari mereka veteran mereka bisa mengalahkan 1000 pasukan hanya dengan 50 orang. Mereka murid gurumu Arben,"
Nona Kara menjelaskan sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

Aku memikirkan perkataan nona Kara.

"Tenang saja Ifra ini sudah bagian rencana ku. Tugas kita hanya menyelamatkan penduduk Rodes yang diduga berada di tambang,"
Kara menjelaskan dengan expresi tenang.

"Baiklah nona Kara kalo begitu saya permisi,"
Aku meninggalkan tenda Nona Kara.

Aku menuju tenda pasukan dan tidur di tempat seadanya dan aku mulai tertidur.
*****

Di sudut bukit Rodes. Ada sosok yang mengintai perkemahan pasukan dari Catbury
Dia segera meninggalkan lokasi itu dan segera menuju ke area pertambangan.

"Lapor Gubernur pasukan dari Catbury yang berjumlah 50 pasukan sedang mendirikan perkemahan di sudut bukit Rodes,"
Mata-mata itu melapor ke Gluton.

"Hahahhhaa arahkan pasukan kita ke balai kota adakan serangan kejutan dengan 500 pasukan kita dan bawah sebagaian penduduk ke balai kota. Sisanya berjaga di area ini.
Tegas Gluton pada komandan pasukan.

"Tapi Gubernur kenapa kita tidak menghancurkan pasukan mereka sekarang saja?"
Salah satu komandan menayakan hal itu.

"Bodoh ini bagian dari strategi. mereka tidak akan sembarangan menyerang bila ada di balai kota apalagi kalo ada sebagian penduduk di lokasi tersebut dengan begitu daya serang mereka berkurang dan mereka tidak bisa bertempur dengan bebas. Mereka nanti hanya bisa bertahan. Aku tau bahwa 50 pasukan itu bukan pasukan biasa mereka pasukan elit Catbury,"
Gluton berkata sambil melempar tulang ayam yang telah dirubah menjadi emas.

Ia melihat penduduknya yang bekerja setengah mati. Tetapi hatinya tidak merasa iba sedikitpun.

"Hahahhaha aku menantikkan pertarungan ini aku akan mengamuk dengan menggunakan sarung tangan Midas ini hahahahahahha,"
Tawa Gluton memenuhi lokasi tersebut.

Bersambung

Halo bertemu lagi dengan saya
Halo bagaimana dengan LN kali ini? Jangan sampek ada team-teamman karen romance nya belum mengalir masih tahap basic.
Ok sampai bertemu lagi
Jangan lupa votmen dan share vol 2 LN ini

Best Regard
Bintang Kamijou

TwinTail Hime=Princess Vol 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang