[ON HOLD - ON EDITING]
gimana rasanya ketika lo suka dibaperin sama sahabat cowok lo?
terbang? atau meleleh?
atau parahnya lo suka sama sahabat cowok lo itu?
(Namakamu) Ashalina Aqilla adalah definisi dari cewek yang suka kena baper sahabat cowokn...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🎵 Hoobastank - The Reason
|•|•|•|
Hari ini, hari dimana Ari bakalan nembak Aisyah, hari dimana Aisyah bakalan bahagia dan Aku bakalan tersakiti.
Ya Allah kuatkan aku. Semoga jika nanti Ari sedang menyatakan perasaannya pada Aisyah, semoga aku gak nangis.
Aku berangkat sekolah dengan lumayan malas. Menaiki mobilpun aku sangat malas.
Tak lama mobil yang kutumpangi sudah sampai di SMU Harapan Bangsa. Aku memasuki gerbang sekolah dengan malas. Biasanya aku tak begini.
Di kelas, aku melihat Ari, Rasyifa, Azka, tapi tidak dengan Aisyah. Entah kemana perginya anak itu.
Ari menghampiriku, dia tersenyum lebar dan begitu semangat.
"(Nam), doain gue, ya," ucapnya. Aku mengangguk.
"Apasih yang nggak buat sahabat, gue?" ya walaupun aku sakit, Ri.
"Makasih, (Nam). Lo emang sahabat terbaik gue!" Ari memelukku. Erat. Tapi, dia memelukku karena ingin mengucapkan terima kasih, nggak lebih.
Aku membalas pelukannya. Hangat. Itu yang kurasakan. Hingga aku ingin sekali menumpahkan air mataku, namun kutahan.
Ari melepaskan pelukannya. Lalu ia berlari keluar kelas. Aku melihat Azka dan Rasyifa tersenyum getir.
"(Nam), lo yang sabar ya. Gue yakin, lo bakalan dapet yang lebih dari Ari," ucap Rasyifa. Aku hanya mengangguk.
"Iya (Nam). Lo jangan sedih, gue yakin suatu saat lo bakalan dapet yang lebih dari Ari," ucap Azka.
Aku memeluk keduanya dan berkata, "makasih, kalian berdua emang sahabat terbaik, gue. Gue seneng bisa sahabatan sama kalian," ucapku.
"Kita juga, (Nam)," balas mereka berdua.
🌞🌞🌞
Istirahat. Saat dimana Ari akan menyatakan perasaannya pada Aisyah Aqillah. Aku, Rasyifa dan Azka bertugas untuk memanggil Aisyah ke kelas, sedangkan Ari sudah stay di tempat persembunyian.
Di kelas, aku melihat Aisyah sedang memainkan ponselnya.
"Syah, lo dipannggil Ari ke lapangan," ucapku sambil tersenyum.
"Mau ngapain?" tanyanya.
"Gak tau, lo kelapang aja," ucap Rasyifa. Lalu, kami bertiga pergi meninggalkan Aisyah ke lapangan.
Rencana ini aku sudah meminta ijin kepada kepala sekolah serta guru-guru yang bertugas. Dan Alhamdulillah mereka menginjinkan.
Semua murid sudah berkumpul dilapangan ada juga yang dilantai 2 dan 3, termasuk Aisyah. Dia sudah berada dilapangan.
Aku menghubungi Ari menggunakan walkie talkie, untuk memberitahukan bahwa Aisyah sudah ada dilapangan.
"Ri, ini gue, (Namakamu). Aisyah udah ada dilapangan, ganti," ucapku pada Ari lewat Walkie Talkie.
"Saluran 3 gue Ari, nanti gue kesana nya kapan?"
"Bentar, Ri. Sekarang lo keluar, Ri!"
Aku menunggu Ari keluar dari tempat persembunyian. Lalu, Ari keluar dari tempat persembunyiannya. Begitupun aku, Rasyifa dan Azka keluar dari tempat persembunyian kami.
Aisyah nampak bingung dengan semuanya. Lalu, Ari berlutut di hadapan Aisyah dengan memegang sebuket bungan mawar putih. Bungan kesukaanku.
"Aisyah Aqillah, kamu mau nggak jadi pacarku?" ucap Ari dengan lantang.
Mungkin Aisyah terharu. Dia sanpai menangis. Dia mengangguk, lalu memeluk Ari.
"Ya, aku mau, Ri."
Deg
Hingga tak sadar aku menitikan air mata. Kenapa ini sangat menyakitkan bagiku?
Sakit. Sangat sakit. Hatiku hancur seperti ditusuk beribu pisau tajam.
Lalu, jika aku harus percaya pada hatiku, tapi, hatiku telah hancur berkeping-keping aku harus percaya pada kepingan hati yang mana?
Aku sudah tak kuat, aku berlari keluar dari lapangan menuju ke Rooftop.
Aku duduk di kursi yang sudah rusak. Aku menangis sejadi-jadinya untuk meluapkan rasa sakitku.
Rasyifa dan Azka menghampiriku. Rasyifa memelukku, aku menangis di pelukannya.
"Cipa, kok ini sakit, ya? Sakit banget? Rasanya gue mau operasi hati aja!" ucapku sambil menangis dan memukul dadaku.
"Sshhh-- (Nam), apa yang gue bilang tadi? Lo jangan nangis, masa udah gede nangis?" ucap Rasyifa sambil melepas pelukannya dan mengusap Air mataku.
"Iya, (Nam). Lo jangan nangis gini dong. Lo harus kuat, gue yakin ada seseorang yang lagi nungguin, lo. Karena di dunia ini laki-laki bukan Ari aja, masih banyak kok," ucap Azka.
Pulang sekolah Ari menghampiriku dengan Aisyah dan tak lupa genggaman tangannya pada Aisyah.
Cemburu? Bahkan aku nggak berhak.
"(Nam), makasih buat semuanya. Berkat bantuan lo, Aisyah udah jadi pacar gue," ucap Ari sambil tersenyum.
"Kenapa Ri gue lakuin ini semua? Alasannya simple, itu karena lo! Lo adalah kakak gue, dan gue lakuin ini semua buat kakak gue," ucapku.
Ari mengangguk. Lalu, dia memelukku lagi.
Setelah itu, Ari pergi bersama Aisyah ke parkiran. Aku juga berjalan menuju parkiran seorang diri.
Di parkiran, aku meluhat Aisyah dan Ari sedang bermesraan. Dan akhirnya Ari dan Aisyah menaiki motor Ari.
Mataku memanas. Tak terasa Air mataku jatuh. Jatuh lagi, dan hatiku kembali hancur.
Untuk kedua kalinya, hatiku kembali hancur, karena Ari Irham. Sahabtku.
🌞🌞🌞
Hai lagi! Maaf ceritanya makin jelek or apalah. Makin Absurd, makin hancur ya? Oh ya, aku cuman mau ngasih tau, kalo cerita ini sebentar lagi bakalan ending, kenapa? Karena otakku sudah buntu.
Dan juga sebentar lagi, sekitar 2 bulan lagi aku akan UAS, dan ya kalian taulah kelas IX itu kek gimana?
JANGAN LUPA VOTE AND COMMENT CERITA ARHAM, KARENA SATU VOTE DARI KALIAN ATAU SATU COMMENT DARI SANGAT MEMBUAT ARHAM BAHAGIA.
Yodah, segitu aja cuap-cuap absurdnya. Makasih buat perhatian kalian, dan kalian yang udah menyempatkan diri baca cerita Gaje ini.